part 1

330 25 3
                                    

     Wooseok harus membiasakan dirinya dengan lingkungan barunya saat ini. Sekolah baru, rumah baru, teman sekolah baru, kegiatan baru dan lain sebagainya. Pekerjaan orang tuanya mengharuskan keluarga mereka berpindah-pindah negara. Wooseok yang lelah harus beradaptasi dengan negara baru akhirnya memberitahu orang tuanya dia ingin tinggal di negara tercinta saja sambil melanjutkan SMA-nya. Saat ini Wooseok sudah kelas dua SMA, Sudah dua minggu dia tinggal di rumah om dan tantenya serta sepupunya.

     Tidak terlalu sulit beradaptasi dengan keluarga om dan tantenya ini, karena Wooseok sendiri sudah menganggap tante dan omnya ini sebagai orangtuanya sendiri serta sepupunya sebagai adiknya sendiri. Jarak rumah dengan sekolahnya pun tidak terlalu jauh hanya 15 menit dengan berjalan kaki. Kadang Wooseok diboncengi sepeda jika sepupunya itu berangkat dengan sepeda. Kenapa Wooseok juga tidak naik sepeda? Wooseok itu tidak bisa naik sepeda.

     Hari ini Wooseok pulang sendirian, tidak dengan Yohan sepupunya yang berbeda satu tahun dibawahnya. Sepupunya itu sedang sibuk latihan Taekwondo untuk turnamen minggu depan. Yohan selalu pulang malam, kadang Wooseok menjemput Yohan ke tempat latihan karena merasa bosan di rumah. Saat Wooseok menjemput Yohan pertama kali, dia dikira pacar Yohan karena Yohan jarang sekali dekat dengan perempuan. Setelah teman klub Taekwondonya tahu dia sepupu Yohan, teman-temannya gencar menggali informasi Wooseok dari Yohan, tentu saja Yohan tidak memberitahu mereka apa-apa, bahkan Yohan mengancam akan melakukan aksi Taekwondonya jika macam-macam dengan Wooseok. Mereka yang tahu Yohan itu juara nasional langsung mundur begitu saja. Sejak saat itu Wooseok harus berfikir berkali-kali jika ingin menjemput Yohan.

    Wooseok itu termasuk anak yang popular juga di sekolah-sekolah lama yang dia tempati dulu. Wajahnya yang cantik, kulit putih bersih, badannya yang mungil, rambutnya yang halus, membuat siapa saja tertarik dengannya. Banyak juga yang mundur saat mendekatinya, karena Wooseok selalu menampilkan wajah juteknya. Sebetulnya Wooseok itu tidak jutek atau sombong, tetapi jika sedang diam atau serius wajahnya memang terkesan begitu.

    Wooseok menghentikan langkahnya saat melihat ada segerombolan laki-laki yang menghalangi jalannya. Mereka anak kelas tiga dilihat dari dasinya yang berwarna hitam. Sekolah Wooseok itu membedakan angkatan dengan dasi kelas satu dasinya berwarna merah, kelas dua berwarna biru dan kelas tiga berwarna hitam.

    “ Halo adik cantik” ucap salah satu dari mereka. Tidak ada yang Wooseok kenal. Dia baru dua minggu bersekolah, bahkan teman sekelasnya saja dia tidak hafal.

    “Ada apa kak?” tanya Wooseok tenang.Wooseok sama sekali tidak takut, jangan lihat badannya yang mungil dan seolah lemah nyatanya tenaga dia bahkan lebih kuat dari Yohan, Yohan sempat merekrutnya untuk bergabung di tim Taekwondo, tapi Wooseok menolaknya.

   “Jutek banget sih, ikut kita main yuk!” Wooseok sudah sering menghadapi ini.

    “Saya gak ada waktu” Wooseok pun berjalan, namun satu tangan menahan pundaknya. Saat Wooseok berniat mengunci tangan kakak kelas itu dan membantingnya. Ternyata sudah ada tangan lain.

     “Lepasin! Dia bilang gak mau ya udah!” ucap orang itu. Itu ternyata anak kelas tiga lainnya dengan tubuh yang tinggi menjulang.

    “Lu jangan ganggu deh Woo” Senior itu tetap tidak menyerah

     “Bos mending jangan nyari ribut sama Seungwoo” ujar temannya yang lain. Seungwoo akhirnya memelintir tangannya

     “Iya Woo ampun ampun gue pergi sekarang!” jawab senior itu, dia pun pergi dengan teman-temannya yang lain. Wooseok yang hanya diam melihat interaksi mereka.

      “Iya sama-sama” ucap Seungwoo tiba-tiba
Hah?

     “Lu pasti mau bilang makasih kan?” Tanya Seungwoo ge-er. Wooseok dengan lirikan matanya yang tajam dan jengah melanjutkan perjalanan pulangnya

    “Eh tunggu, gue temenin pulang ya takutnya ada yang macem-macem lagi sama lu” Ucap Seungwoo ceria, Wooseok hanya mendiamkannya saja dengan Seungwoo yang mengekor dibelakang.

      Sudah satu minggu Seungwoo selalu memperhatikan Wooseok. Dimulai saat tidak sengaja dia melihat Wooseok di belakang sekolah yang memberi makan kucing-kucing liar. Wooseok yang alergi kucing tetapi memberi makanan kucing. Wooseok akan bersin-bersin jika terkena bulu kucing. Dia tidak bisa menggendong kucing, karena itu dia hanya menaruh makanan saja, tetapi terkadang kucing-kucing itu mendekatinya dan membuat dia bersin-bersin. Seungwoo yang melihatnya sangat gemas.

      “Eh kenalan dulu. Gue Han Seungwoo kelas 3, nama lu siapa? Anak kelas 2 kan?” tanya Seungwoo basa-basi. Wooseok yang disampingnya hanya diam saja. “Dek kok diem aja sih? Dek jangan jutek gitu nanti banyak yang suka! Dek?! Haalloooo?!”

      Berisik banget sumpah

    “Oh namanya Kim Wooseok” ucap Seungwoo melihat name tag Wooseok. Sebenarnya Seungwoo sudah tahu nama Wooseok. “Gue anter sampai rumah ya Seok!” Ucap Seungwoo ceria. Wooseok bisa saja membanting senior yang jauh lebih tinggi darinya ini, tapi mengingat tadi dia sudah menolongnya (meskipun Wooseok tidak minta) Wooseok membiarkannya saja.

      “Eh tunggu deh, ternyata kita tinggal di perumahan yang sama ya Seok!” Ucap Seungwoo sok akrab. “ Wait wait wait” Seungwoo sangat mengenal jalan ini “Lu tinggal di rumah Yohan?” Tanya Seungwoo terkejut. Wooseok yang hampir membuka pintu gerbang rumah langsung berhenti seketika.

      “Bang Woo pulang bareng kak Wooseok?” sebuah suara menginterupsi mereka. Itu Dongpyo Adik Seungwoo yang masih kelas dua SMP

      “Pyo kamu kenal Wooseok?” Tanya Seungwoo terkejut.

      “Bang, Pyo kan udah cerita kalau sepupu bang Yohan pindah ke sekolah abang”

      Iya sih tapi abang gak tau kalau sepupu si Yoyo itu bening begini

     Dongpyo memang pernah cerita kalau Yohan tetangga mereka kedatangan sepupunya dari luar negeri yang bersekolah di sekolah yang sama dengannya karena orang tuanya bekerja di luar negeri. Ketika itu Seungwoo tidak ambil pusing dan tidak penasaran sedikit pun dengan sepupunya Yohan karena dia terus memikirkan gadis yang dilihatnya tempo hari. Ternyata gadis yang selama ini terus berada di fikirannya tinggal persis di sebelah rumahnya.

My Neighbor is My CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang