Hari ini Wooseok sengaja berangkat sangat pagi agar tidak bertemu Seungwoo. Ibu Yohan sampai bertanya kenapa dia berangkat 30 menit lebih cepat dari biasanya, alasan diskusi kelompok sebelum presentasi jadi alasannya. Pokoknya dia tidak ingin bertemu Seungwoo, salahkan Seungyoun untuk itu. Kenapa juga dia bilang Wooseok juga suka dengannya, memang benar sih, tapi Wooseok pasti akan canggung nantinya.
Rencana Wooseok berhasil, sepanjang hari ini dia tidak bertemu Seungwoo. Asal tau saja Wooseok dari tadi selalu waspada mengawasi sekitarnya agar tidak bertemu Seungwoo dan sejauh ini berhasil, temannya sampai bertanya apa Wooseok sedang mencari seseorang, bukan mencari seseorang lebih tepatnya menghindari seseorang.
Jam istirahat ini Wooseok diberi tugas oleh gurunya untuk mengumpulkan makalah sejarah teman-teman sekelasnya ke ruang guru. Dia sedang membawa tumpukan makalah, untung saja makalah ini tidak tebal-tebal amat, ya meskipun tebal sebenarnya Wooseok bisa membawanya, tapi pasti lebih repot.
Wooseok baru sadar kalau mau ke ruang guru itu harus melewati ruang kelas 3, kenapa dia tidak sadar dari tadi? Wooseok mencoba berfikir positif, murid kelas 3 itu kan bukan hanya Seungwoo, dia tidak mungkin dengan mudah bertemu tetangganya itu.
Eh tunggu itu Seungwoo, dia sedang berjalan dengan Seungsik. Seungwoo sedang mengobrol dengan Seungsik jadi tidak menyadari dengan adanya Wooseok. Wooseok langsung menutup wajahnya dengan tumpukan makalah yang dibawanya. Dengan begini sudah pasti Seungwoo tidak akan melihatnya.
Wooseok yang sudah percaya diri tidak akan dilihat Seungwoo tiba-tiba merasa tangannya sangat ringan. Kemana perginya tumpukan makalah itu?
"Mau dibawa ke ruang guru ya?" Sejak kapan tumpukan makalah itu berpindah ke tangan Seungwoo
"Eh? Hah? I...ya kak" Ucap Wooseok, ternyata Seungsik sudah duluan pergi.
Aduh ini kenapa malah ketemu kak Seungwoo sih? Ini gak ada di skenario gue hari ini!
"Kata tante tadi pagi kamu ada diskusi kelompok jadinya berangkat pagi banget?" Tanya Seungwoo
"Hah? Oh iya, mau ada presentasi jadi kita diskusi sebentar" ucap Wooseok berbohong
Sampailah mereka di ruang guru, Seungwoo pun meletakkan tumpukan makalah itu di meja guru sejarah. Setelah itu mereka pun kembali ke kelas.
"Makasih ya kak udah dibantuin. Hmm... saya balik ke kelas ya" ucap Wooseok
"Eh tunggu Seok!" Cegah Seungwoo
Aduh apalagi sih?
"Nanti pulang bareng ya, kita udah lama gak pulang bareng, kan kemarin-kemarin kamu dijemput Seungyoun terus" ucap Seungwoo
Aduh gimana cara nolaknya ya? Gua masih belum siap buat deket-deket kak Seungwoo, canggung pasti gue. Wooseok sibuk dengan fikirannya sendiri.
"Nanti aku tunggu depan gerbang ya" ucap Seungwoo, dia pun pergi.Wooseok pun tidak bisa menolak
***
Pulang sekolah pun tiba, Seungwoo sudah menunggu Wooseok di depan gerbang sambil memainkan HPnya. Entah sejak kapan kegiatan memainkan HP saja membuat seseorang terlihat begitu tampan? Itulah yang difikirkan Wooseok. Seungwoo memang cukup popoler di sekolahnya, jadi terlihat dari tadi ada beberapa pasang mata yang memperhatikan Seungwoo. Seungwoo pun menghentikan kegiatannya begitu melihat Wooseok.
"Dek? Udah nyampe?" Sapa Seungwoo tersenyum.
"Iya kak, udah lama ya?" Tanya Wooseok.
"Nggak kok. Yuk pulang".
Mereka pun berjalan berdampingan. Wooseok tidak tahu harus mulai pembicaraan dari mana. Padahal dulu dia sangat cuek, berharap Seungwoo tidak mengajaknya bicara. Itu dulu, sekarang dia malah merasa canggung jika tidak ada pembicaraan diantara mereka.
"Seungyoun pulang kemarin ya dek?" Tanya Seungwoo memecah keheningan .
"Eh iya kak ".
Aduh kenapa pake mention Seungyoun sih gua makin deg-degan kalo dia tiba-tiba bilang ' kata Seungyoun kamu suka aku ya?' Mampus deh gue
Di saat fikirannya tengah sibuk dengan Seungwoo
"Loh itu bukannya Yohan?" Tanya Seungwoo menyadarkan Wooseok.
"Hah? Mana kak?" Wooseok berbalik tanya.
"Itu Yohan kan yang sama cewek rambut bob".
Wooseok langsung membesarkan matanya. Iya itu Yohan dengan seorang perempuan yang mengenakan seragam sekolah lain. Tunggu jangan-jangan itu pacarnya Yohan yang pernah dia ceritakan. Wooseok langsung menarik Seungwoo untuk bersembunyi dibalik sebuah gedung.
"Dek kok kita ngumpet gini sih?" Tanya Seungwoo bingung.
"Itu pacarnya Yohan kak" Jawab Wooseok.
"Yohan udah punya pacar?!" Seungwoo setengah berteriak. Wooseok langsung berjinjit menutup mulut Seungwoo dengan tangannya.
"Sssttt"
"Terus kenapa kita ngumpet gini? Ya langsung sapa ajalah"
"Jangan! Aku mau liat mereka dulu" ucap Wooseok.
Dan dimulailah permainan ala detektif Wooseok. Wooseok dan Seungwoo terus mengikuti Yohan, dan ketika tiba-tiba Yohan menoleh ke belakang dan mereka hampir ketahuan. Wooseok menarik Seungwoo ke sela-sela gang kecil antara dua gedung. Wooseok tidak sengaja memeluk Seungwoo. Mereka sangat dekat hingga Wooseok bisa mendengar debaran jantung Seungwoo . Kepalanya saat ini menempel tepat di dada Seungwoo.
"Ma, maaf kak" ucap Wooseok segera melepaskan pelukannya. Seungwoo berusaha stay cool, padahal dari tadi jantungnya seakan melompat saat Wooseok berada begitu dekat dengannya.
"I... iya gak apa-apa dek" ucap Seungwoo canggung. Wajah keduanya merah seperti kepiting rebus. Saat Wooseok menoleh ke depan untuk melihat Yohan. Sosok Yohan sudah tidak terlihat lagi.
"Yah... ilang" ucap Wooseok.
Setelah berusaha mencari Yohan dan tidak ketemu, mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah.
"Kamu itu lucu banget sih dek, Yohan itu kan sepupu kamu ya tinggal nyapa, terus minta dikenalin aja sih" ucap Seungwoo.
"Aku kan cuma mau liat ceweknya aja kak, baik apa nggak" ucap Wooseok.
"Justru itu makanya minta dikenalin Yohan langsung aja. Lagian ceweknya Yohan manis gitu kok".
Manis ya? Wooseok mulai berfikiran jelek
"Bagi aku kamu paling manis dek" ucapan Seungwoo ini membuat Wooseok kembali tersenyum. "Oh iya aku baru nyadar, dari tadi kamu bilang 'aku' ya bukan 'saya' ".
Eh emang iya
"Aku boleh seneng kan? Tandanya kamu mulai buka hati buat aku" ucap Seungwoo senang.
"Kak..."
"Iya?"
"Hmm... aku gak pernah deket sama cowok sebelumnya, aku gak tau harus bersikap gimana di depan kakak yang jelas-jelas bilang suka sama aku" Ucapan Wooseok membuat langkah Seungwoo berhenti, dia pun melangkah ke hadapan Wooseok agak menunduk mensejajarkan pandangannya dengan Wooseok dan memegang bahu Wooseok.
"Dek, jangan sampai rasa suka aku ini menjadi beban buat kamu. Aku hanya mau kamu tahu perasaan aku makanya aku langsung bilang ke kamu, aku juga langsung bilang ke kamu aku mau deketin kamu, agar kamu gak kaget tiba-tiba aku deketin."
"Kak aku..."
"Kamu gak perlu membalas semua perlakuan aku ke kamu, cukup kamu terima aja ya? Oke?"
Wooseok tersenyum menganggukan kepalanya pelan. Dia senang Seungwoo begitu sabar menghadapi dirinya bahkan sampai memikirkan perasaannya yang bingung harus bagaimana membalas perlakuan Seungwoo terhadapnya. Wooseok juga ingin membalas Seungwoo dan membuatnya senang, tapi bagaimana? Dia masih belum berani mengungkapkan perasaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Neighbor is My Crush
Romancekarena pekerjaan orang tuanya yang sering berpindah negara, Wooseok akhirnya tinggal di rumah sepupunya. Seungwoo yang tidak sengaja melihat Wooseok dan langsung menyukainya tidak menyadari bahwa orang yang disukainya itu tinggal persis di sebelah r...