part 6

119 16 1
                                    

Wooseok sangat malu karena salah faham kemarin. Ternyata yang kemarin itu sepupu Seungwoo yang bersekolah di sekolah yang berbeda, mana Wooseok tahu, dia kan tidak kenal semua keluarga Seungwoo.

Seungwoo sebenarnya tidak sepenuhnya menghindari Wooseok, dia mencoba untuk tidak menemuinya karena kelasnya memang sedang sering-seringnya ulangan, sampai saat itu dia menginap di rumah Seungsik karena takut tidak konsentrasi belajar kalau lihat Wooseok. Ketika dia teleponan dengan Seungsik dan tidak sengaja melihat Wooseok lewat jendelanya dia langsung menutup gordennya, bisa-bisa dia terus menatap Wooseok dan tidak jadi belajar.

Seungwoo itu juara kelas, jadi dia tidak mau posisinya digantikan orang lain, makanya dia belajar mati-matian, ya meskipun saat istirahat belajar malah waktunya lebih banyak dipakai untuk main game.

Saat festival, dia sangat ingin ke stand kelas Wooseok karena Seungsik mengirimkan foto Wooseok dengan baju lolitanya yang sangat menggemaskan, tetapi karena sepupunya itu sibuk main dia malah tidak sempat ke sana. Awalnya dia sangat sebal dengan Byungchan, telinga Byungchan sampai pengang karena terus mendengar ocehan Seungwoo yang tidak bisa melihat pujaan hatinya. Sekarang Seungwoo sepertinya harus berterima kasih pada Byungchan karena membuat Wooseok cemburu.

Sepanjang perjalanan pulang kemarin Seungwoo hanya senyum-senyum saja, sampai membuat ngeri Dongpyo saat melihat Seungwoo bersikap manja seperti anak kecil.

"Abang serem banget sih senyum-senyum gitu" tatap Dongpyo ngeri

"Eh adikku tercinta sudah pulang, gimana sekolahnya hari ini?" Ucap Seungwoo ceria dan dibuat-buat.

"Mama Bang Woo mabok nih!" Teriak Dongpyo. Seungwoo hanya senyum-senyum saja berjalan menuju kamarnya.

Akibat kebandelan Wooseok, dia pun jatuh sakit. Dari semalam dia demam, mungkin karena kemarin dia tetap memaksa berangkat ke sekolah padahal kondisinya belum fit. Dari dia cuma nggak mood, sekarang malah jadi sakit beneran. Dia sudah tertidur kembali setelah memakan bubur dan obat yang diberikan tantenya.

"Eh Seungwoo, mau jenguk Wooseok ya? Dia barusan tidur abis minum obat" ucap ibu Yohan saat membuka pintu rumah.

"Oh gitu, iya gak apa-apa tante" ucap Seungwoo tersenyum.

"Seungwoo bisa bantu tante jagain Wooseok sebentar tidak? Tante mau ke supermarket beli keperluan. Yohan lagi taekwondo di sekolah soalnya senin dia mau tanding. Tadinya tante mau minta bantuan Dongpyo, eh kebetulan kamu dateng."

"Iya boleh tante" ucap Seungwoo semangat

"Kamu langsung ke kamarnya Wooseok aja ya, kamarnya yang di depan kamar Yohan. Nanti kalau dia udah bangun kamu tanya aja dia perlu apa"

"Oke tante, siap!"

"Tante berangkat dulu ya, kamu kunci aja pintunya"

Setelah mengunci dari dalam, Seungwoo pun naik ke atas menuju kamar Wooseok. Dia terlebih dahulu mengetuk pintu, dan membukanya. Dia langsung melihat Wooseok yang tertidur lelap. Kamar Wooseok bernuansa putih dan sangat wangi, entah pewangi ruangan apa yang digunakannya, tapi membuat Seungwoo sangat nyaman.

Moment Wooseok tertidur ini langsung dimanfaatkan Seungwoo untuk mengambil fotonya. 'Bidadari lagi tidur' katanya.

"Kamu tidur aja cakep banget sih dek" ucap Seungwoo pelan. Dda dda sudah diamankan di lantai bawah. Dda dda pun sedang tertidur setelah diberi makan. Seungwoo cukup lega sih, karena biasanya kalau dia datang Dda dda akan menggonggong keras, takutnya Wooseok jadi terganggu istirahatnya.

Seungwoo akhirnya bisa masuk ke kamar Wooseok yang selalu dia lihat lewat jendela kamarnya. Kamar Wooseok sangat mirip dengan gambaran dirinya rapi, bersih, wangi, dan indah. Seungwoo duduk sofa kecil di samping kasur Wooseok, dia tidak bosan terus memandangi wajah Wooseok yang kelihatan merah karena demam. Kalau seperti ini, Seungwoo berharap ibunya Yohan itu belanja sangat banyak agar dia bisa lama-lama memandang Wooseok.

***
Sudah satu jam lebih Wooseok tidur, ibu Yohan pun belum kembali sesuai dengan harapan Seungwoo. Ada sedikit pergerakan dari tidur Wooseok, sepertinya dia terbangun. Wooseok membuka matanya perlahan.

"Dek kamu perlu sesuatu?" Tanya Seungwoo. Mendengar suara Seungwoo, Wooseok langsung membelalakkan matanya dan kaget melihat Seungwoo.

"K...ka..kak kok ada di sini?" Tanya Wooseok masih berbaring.

"Tadi tante nitip jagain kamu soalnya mau belanja" jawab Seungwoo tersenyum.

Kenapa gak Dongpyo aja?

"Kamu perlu apa dek?"  Tanya ulang Seungwoo

"Hah? Nggak apa-apa kak, saya cuma mau ke toilet".

"Yaudah sini aku bantu" seungwoo membantu Wooseok yang perlahan bangun. Dia menuntun Wooseok sampai di depan kamar mandi yang ada dalam kamarnya.

Wooseok masih malu dan canggung dengan Seungwoo mengenai kejadian kemarin, tapi mau bagaimana lagi, kepalanya masih pusing jadi butuh bantuan untuk ke kamar mandi. Setelah selesai, Seungwoo kembali menuntun Wooseok ke tempat tidur, Wooseok pun langsung bersandar di tempat tidurnya.

"Ini minum dulu dek" Seungwoo memberikan air yang ada di meja pada Wooseok.

"Makasih kak" wooseok pun meminum minumannya dan menyerahkan kembali ke Seungwoo

Kalau diperhatiin kayak gini terus, jantung gue bisa gak sehat nih

Jantung Wooseok sudah meronta-ronta begitu melihat Seungwoo. Padahal Seungwoo hanya memakai Hoodie berwarna abu-abu dan celana jeans usangnya, tetapi kenapa kelihatan begitu tampan, sangat berbeda dengan Wooseok yang hanya mengenakan piyama, rambut berantakan, serta belum mandi dari kemarin (belom mandi juga lu mah tetep bening Seok).

"Kakak jangan liatin saya kayak gitu" ucap Wooseok langsung menutup wajahnya dengan selimut. Seungwoo memang dari tadi terus memandanginya dengan tersenyum.

"Loh kok ditutupin dek, aku kan mau liat muka kamu" Ucap Seungwoo berusaha menurunkan selimut itu dari wajah Wooseok.

"Jangan! Aku jelek banget, dari kemarin gak mandi" ucap Wooseok malu.

"Dek kamu tetep cantik kok"

"Nggak, saya bau kak"

"Kamu gak mandi seminggu juga wangi dek" akhirnya Seungwoo berhasil menurunkan selimut dan bisa melihat wajah Wooseok yang memerah, entah itu memerah karena demam atau karena malu. Wooseok akhirnya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Jangan diliatin kak saya lagi jelek"

"Kamu akan tetap cantik di mata aku Dek". Seungwoo mengambil tangan Wooseok dan menurunkan pelan dari wajahnya. Sekaramg Wooseok tidak bisa lagi menutup wajahnya. "Kamu... bisa nggak? Nggak ngegemesin? Kasihan jantung aku dek". Ucap Seungwoo tersenyum. Wooseok hanya terdiam.

Wooseok dan Seungwoo hanya terdiam saling memandang, saling mengagumi satu sama lain. Seungwoo mengumpulkan keberaniannya untuk maju mencium kening Wooseok, mencoba menenangkan Wooseok. Dia mana berani mencium bibirnya Wooseok, pacaran aja belum( Terus kalau udah pacaran boleh gitu?)
Saat bibirnya tinggal satu senti lagi dengan kening Wooseok...

" Woo makasih ya udah jagain Wooseok" tante Wooseok membuka pintu tanpa mengetuknya. Seungwoo langsung pura-pura mengecek HPnya dan Wooseok langsung memasukan kembali kepalanya kedalam selimut untuk pura-pura tidur. Entah tantenya itu lihat atau tidak kejadian tadi.





My Neighbor is My CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang