Part 3

141 17 1
                                    

Saat ini di kamar Wooseok sudah muncul makhluk menggemaskan berwarna putih seperti buntelan kapas. Hari minggu dia tidak sengaja melihat seekor anjing putih kecil saat berjalan-jalan di petshop. Dia langsung menyeret Yohan ke petshop tersebut dan menelpon om dan tantenya untuk meminta izin memelihara anjing. Dan akhirnya tinggalah anjing itu di kamar Wooseok.

Dda dda itulah nama anjingnya, entah ide dari mana Wooseok menamakan anjingnya itu. Kata Yohan Dda dda itu sangat mirip Wooseok, mungil, putih, menggemaskan, galak. Dda dda akan menggonggong dengan keras pada orang baru atau asing baginya. Contohnya Seungwoo, saat dia mendapat berita Wooseok membeli seekor anjing dia segera mampir ke rumah Yohan untuk melihat anjing tersebut. Begitu melihat Seungwoo Dda dda yang saat itu digendong Wooseok langsung menggonggong keras ke arah Seungwoo. Seungwoo dari kecil memang agak takut dengan anjing, karena Dongpyo bilang anjing Wooseok masih kecil, dia memberanikan diri untuk melihatnya. Nyali Seungwoo langsung ciut saat mendapat gonggongan Dda dda.

Wooseok cukup senang dengan adanya Dda dda mampu mengusir Seungwoo. Hampir setiap hari Seungwoo mampir ke rumah Yohan dengan berbagai alasan. Mengantarkan makanan dari ibunya lah yang biasanya dia tidak dia tidak mau mengantarkannya dan menyuruh Dongpyo, meminjam sesuatulah, mengajak main game barenglah yang biasanya dia tidak mau ikutan karena katanya Yohan dan Dongpyo itu kalau main berisik, atau sengaja numpang makan malam di rumah Yohan.

Saat ini kalau main ke rumah Yohan dia akan bertanya dulu apa Dda dda sedang tidur atau berada di lantai atas. Seungwoo pernah bertanya pada Yohan kenapa Dda dda tidak dibuatkan kandang saja di luar rumah, Yohan menjawab kata Wooseok Dda dda masih kecil, kalau ditaruh di luar takut gampang masuk angin. Mendengar alasan itu membuat Seungwoo tambah gemas pada Wooseok.Sejujurnya Seungwoo sangat iri dengan Dda dda yang tinggal di kamar Wooseok, kapan dia bisa ke kamar Wooseok juga? Eh?!

"Seok, mampir ke petshop dulu yuk aku mau beli makanan buat Dda dda " Ajak Seungwoo saat ini mereka sedang di jalan menuju rumah sepulang sekolah.

Seungwoo itu bucin akut Wooseok yang setiap hari menunggu Wooseok di gerbang sekolah untuk pulang bersama dan setiap pagi akan menunggu Wooseok di depan rumah Yohan untuk berangkat bersama. Ibu Seungwoo dan ibu Yohan tentu saja menyadari itu mereka cukup mendukung Seungwoo mendekati Wooseok, tinggal Wooseoknya saja yang membalas perasaan Seungwoo

"Nggak usah kak makanannya masih banyak kok" Ucap Wooseok jengah.

"Beli mainan anjing?"

"Nggak usah"

"Kalau gitu nanti main game bareng di rumah aku ya"

"Saya besok ada ulangan kak, mau belajar aja"

"Saya ajarin ya?"

"Nggak usah"

"Kamu risih ya Seok saya deketin?" Tanya Seungwoo

Wooseok langsung diam dan menghentikan langkahnya. Risih? Apa iya? Dia memang tidak nyaman Seungwoo selalu menempel dengannya, tetapi mendengar kata 'risih' yang digunakannya kenapa terdengar jahat sekali?

"Kak saya..." belum selesai Wooseok bicara, langsung dipotong oleh Seungwoo.

"Maaf ya kalau cara deketin aku salah dan membuat kamu nggak nyaman" ucap Seungwoo dengan senyum yang dipaksakan.

***

Woosek itu belum pernah pacaran, dia memang sering didekati laki-laki tapi biasanya mereka akan menjauh dengan sendirinya dengan sikap cuek Wooseok. Seungwoo itu lelaki pertama yang mendekati Wooseok sampai nempel-nempel segitunya, apalagi dia tinggal di sebelah Wooseok.

Sudah beberapa hari ini Seungwoo tidak berangkat atau pun pulang bersama lagi. Bahkan Wooseok sempat bertanya pada Dongpyo apa kakaknya itu sakit, ketika itu Dongpyo bilang Seungwoo menginap di rumah temannya untuk belajar bersama. Bukannya Wooseok harusnya senang Seungwoo tidak lagi berada di dekatnya? Kenapa sekarang dia merasa kehilangan?

Malam ini Dongpyo kembali mengunjungi Yohan untuk bermain game bersama, tidak ada Seungwoo yang biasanya ikut. Saat Yohan tanya, katanya Seungwoo sedang belajar untuk ulangan besok. Wooseok saat ini sedang berada di kamarnya bermain dengan Dda dda. Dari jendela kamar Wooseok dia bisa melihat kamar Seungwoo. Lampu kamarnya masih menyala, kebetulan dia tidak menutup gorden kamarnya jadi Wooseok bisa melihat dengan jelas.

Apanya yang belajar? Dia lagi telponan sambil senyum senyum gitu kok?

Entah dengan siapa Seungwoo sedang bertelepon, apa mungkin Seungwoo sedang mendekati perempuan lain? Disaat Wooseok berfikir seperti itu, tidak sengaja pandangan mereka bertemu. Seungwoo langsung menutup gorden kamarnya.

Idih apaan sih? Ngeselin banget

Wooseok akhirnya juga membalas menutup gorden kamarnya.

"Dia kenapa sih Dda dda kok jadi nyebelin?" Ucap Wooseok memeluk Dda dda.

Wooseok saat ini berada pada mode malasnya. Tantenya menyuruhnya mengantarkan kue ke rumah Seungwoo. Wooseok sempat menolak dan meminta Yohan saja, tetapi tantenya bersikukuh harus Wooseok yang mengantar. Tantenya menyadari hubungan Wooseok dan Seungwoo merenggang makanya menyuruh Wooseok.

Wooseok sudah memencet bel rumah Seungwoo dengan harapan yang membuka pintu itu Dongpyo bukan Seungwoo.

CEKLEK!

Harapannya sirna, laki-laki tinggi berhidung mancung itu tepat di depannya. Deg! Kenapa Wooseok jadi gugup?

"Hmm... ini saya diminta tante mengantarkan kue kak" ucap Wooseok

"Elo antar ke dalam aja ya Seok, mama lagi di dapur" ucap Seungwoo

Elo? Biasanya Seungwoo memanggil Wooseok dengan 'kamu' semenjak dia mendekati Wooseok.

Wooseok akhirnya masuk ke rumah Seungwoo yang sudah cukup lama tidak dikunjunginya, saat melewati ruang TV dia melihat ada seseorang yang sedang bermain game, mungkin teman Seungwoo fikirnya.

"Tante ini ada kue, kemarin om baru pulang dinas terus bawain oleh-oleh" ucap Wooseok.

"Ya ampun pakai repot-repot segala, terima kasih ya Wooseok. Kamu main sebentar dulu di sini, kan udah lama kamu gak main" bujuk ibu Seungwoo

"Nggak usah tante, saya mau ajarin Yohan belajar dia besok ulangan katanya, lagian kan lagi ada tamu juga" ucap Wooseok ngasal, mana ada ulangan Yohan saja saat ini sedang membaca komik.

"Oh itu kan cuma Seungsik, dia sering main game sama Seungwoo, yang catetannya pernah kamu salin dulu itu loh pas tangan Seungwoo sakit"

"Oh... yang itu hehe. Saya pamit dulu ya tante, permisi"

"Yaudah, bilang makasih buat kuenya ke tante ya".

"Iya tante" Wooseok pun keluar dengan melewati Seungwoo yang sedang asik main game dengan temannya. Seungwoo tidak melirik Wooseok sedikit pun berbeda dengan Seungsik yang pandangannya dari tadi mengikuti Wooseok.

"Itu yang namanya Wooseok? Gila bening banget, lebih bening aslinya dari pada di foto" ucap Seungsik setelah Wooseok keluar.

"Punya gue tu" ucap Seungwoo tegas

"Lu kan lagi gencatan senjata, bisalah gue deketin"

"Nggak ada ya! Gue kan cuma lagi merenggangkan aja biar dianya gak bosen gue gas-in terus".

"Laga lu Woo, giliran curhat ke gue aja nangis-nangis bilang kangen" ledek Seungsik.

"Sialan lu" Seungwoo melempar stick PSnya ke Seungsik. Seungsik hanya tertawa melihat kelakuan temannya.

My Neighbor is My CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang