Part B : Malaikat-malaikat Tanpa Sayap - Chapter 1

250 23 0
                                    

-Third Person POV-

Sedikit Flashback

Fakultas Teknik Kampus XXXXX

"Uah, itu Hyunjin dari jurusan menejemen kan?" bisik seorang mahasisiwi kepada temannya.

"Iya pangeran jurusan mene, ganteng banget ya ampun," balas temannya antusias.

Sorot mata kedua mahasiswi tersebut tertuju pada lelaki muda berbibir tebal dan berpakaian serba trendy yang sedang berdiri di samping pintu sebuah kelas.

Yang mereka bicarakan serta perhatikan tak lain dan tak bukan adalah Hwang Hyunjin, teman dekat sekaligus adik tingkat dua tahun di bawah Lino.

"Oi bang Lino." Hyunjin mencegat Lino yang melangkah keluar dari ruang kelas, "Nongki yok. Dah lama nih kita gak ngumpul-ngumpul bareng."

"Lo kan tau Jin, gue harus ke panti. Gue gak bisa ikut nongkrong sampai enam bulan ke depan," tolak Lino tanpa memikirkan ajakan Hyunjin.

Hyunjin memejap-mejapkan matanya, tak mempercayai perkataan Lino, "Seriusan bang enam bulan? Lo beneran ikut baksos di panti asuhan itu?"

"Terpaksa, demi duit jajan gue."

"Wah semangat bang. Duit tambahan udah di tangan lo, jangan lupa traktirannya hehe."

"Ye mau enaknya doang, bantuin gue ngurus sih anak autis dulu baru gue traktir."

Hyunjin terbelalak ketika kata 'anak autis' disebut, "Hah? Anak autis? Lo disuruh ngurusin anak autis? Pfft- kok bisa sih bang?"

"Iye, gara-gara Chan monyet."

Hyunjin tertawa terpingkal-pingkal, tidak memedulikan image pangerannya, "Wakwakwaka. Cemen lo bang, masa lo terima gitu aja."

"Die sekongkol sama tante dan nyokap gue, yah gak berdayalah gue," gumam Lino pasrah.

"Mantap jiwa, kak Chris. Leh uga temenan sama dia."

Lino mengernyitkan dahinya, menatap tajam muka Hyunjin, "Lo mau gue depak dari circle gue, Jin?"

"Canda gue bang."

"Haduh stress gue. Bantuin gue Jin, gue traktirin lo sebulan deh," tawar Lino tiba-tiba.

Hyunjin nyengir kuda menanggapi permintaan Lino, "Sorry bang, gue hanya bisa bantu doa." 

"Gue bagi rata duit tambahannya ke lo."
Perkataan Lino ini cukup menggoyahkan prinsip 'kerja simpel, gaji gede' milik Hyunjin.

Bagaimana tidak? Duit tambahan dari nyokapnya Lino pasti banyaknya bukan main, bisa buat beli satu unit mobil jeep.

Tawaran Lino sungguh menggiurkan, namun Hyunjin sadar bahwa mengurus anak autis bukanlah pekerjaan yang mudah.

Karena berhasil mengukuhkan prinsipnya, Hyunjin sengaja menirukan tawa khas Santa Claus, "Hohoho, gue tunggu traktiran pas tugas baksos lo selesai aja bang."

"Gak usah ditunggu, gak bakal ada traktiran."

"Dih pelit, ntar makin lama ngurusin anak autisnya lo bang," cibir Hyunjin sambil memandang sinis muka Lino.

"Amit-amit jir." Lino mengetok-ngetok kepalanya dan tembok secara bergantian.

-ting- Suara notifikasi terdengar dari telepon genggam Hyunjin, ia pun segera mengecek layar ponselnya, "Gue duluan ye bang, udah diteror bang Bin nih."

Hyunjin tersenyum meledek, membelakangi Lino, "Selamat bersenang-senang bersama anak asuh lo bang."

"Kampret lo Jin," umpat Lino kesal.

[Minsung] Only One Reason: Your Precious SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang