Part C : Orang Bersayap Putih - Chapter 6

146 9 0
                                    

Kediaman Keluarga Kim

Dengan mengancam sih suara iblis, gue berserta pasangan yang terjebak friendzone langsung bergegas mendatangi rumah sih terduga pelaku.

"Mari Tuan-Tuan. Tuan muda telah menunggu Anda." Butler keluarganya menyambut gue seakan-akan udah mengharapkan kedatangan gue. Dia kemudian mengantarkan gue ke tempat tuannya menunggu.

Dan di sanalah, terlihat sih bajingan Seungmin yang sedang bersantai menyeruput secangkir teh, "Ada keperluan apa, sampai-sampai Kakak asuh Jisung datang kemari?"

"Gue gak pandai berbasa-basi." Gue melemparkan sebotol obat nyeri kosong ke pangkuannya, "Gue denger, lo yang kasih obat itu ke Jiji."

Tanpa mengecek merek obat nyeri tersebut, dia mengiyakan tuduhan gue, "Ya, emang gue yang kasih."

Bisa-bisanya dia setenang ini-

Bugh.

"Kak Minho." Tinju yang hendak gue lambungkan lagi ke pipi sih bangsat itu ditahan kuat oleh sahabat kecilnya.

Gue menghempaskan rangkulan tangan sih suara iblis. Bangsaaat. Pantes gelagatnya akhir-akhir ini mencurigakan.

"Brengsek. Lo benar-benar berniat membunuh Jisung."

"Bukan gue yang bunuh, Jisung sendiri yang membunuh dirinya sendiri. Lagipula, apa yang salah? Gue hanya bantuin Jisung mengapai kebahagiaannya."

Bugh. 
Gue menonjok sisi pipinya yang belum terkena jotosan gue.

"Apa yang salah? Lo memprovokasi Jisung supaya dia ngelakuin bunuh diri, Bajingan!"

"Hahahaha, lalu? Lu pengen Jisung bahagia, kan? Yang bikin dia bahagia bukan lu, bukan kalian, melainkan Eric, malaikat yang selalu ditunggunya!"

"Lo tau apa hah? Lo orang luar gak usah sok tau."

"Iya, gue orang luar yang gak tutup mata pada fakta! Buktinya, Jisung meminum obat pemberian gue. Dia memilih buat cepat-cepat bertemu malaikatnya. Karena apa? Karena dia mau mengejar kebahagiaannya!"

Bugh.

"Lo gak tau apa-apa. Lo gak tau gimana perjuangan gue buat membahagiakan Jisung!"

Dia gak tau apa aja yang perlu gue korbanin buat mengadopsi Jiji. Dia gak tau betapa terlukanya hati gue harus mengesampingkan perasaan gue, betapa gue menyayangi Jiji melebihi diri gue sendiri...

"Ciuh." Sih bajingan itu meludahkan darahnya. "Apa Jisung pernah menyatakan bahwa dia bahagia hidup bersama lu wahai Kakak asuh yang paling mengerti Jisung?"

Gue- gue...

"Kebahagiaan siapa yang lu perjuangin? Kebahagian lu atau kebahagian Jisung? Bukankah yang lu perjuangin itu kebahagian lu sendiri?"

Bugh.

"Minho. Tahan emosi lu!" Chan menangkis tinju gue yang nyaris mengenai muka sih bajingan itu.

"Heh. Lu sendiri sadar, lu gak pernah memikirkan perasaan Jisung. Lu terbutakan oleh perasaan lu sendiri, lu cuma mentingin kebahagiaan lu sendiri!"

Bugh.
Sekuat tenaga gue melayangkan satu pukulan ke hidungnya.

[Minsung] Only One Reason: Your Precious SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang