Part B : Malaikat-malaikat Tanpa Sayap - Chapter 8

125 14 0
                                    

Tidak memakan waktu lama, surat-surat yang dibutuhkan untuk mengadopsi Han telah selesai dipersiapkan. Lino tinggal menyerahkannya ke pengadilan setempat lalu menunggu pihak pengadilan mengeluarkan surat izin pengasuhan sementara.

"Han, lo betah gak dirawat di RS sebulanan ini?"

"Betah aku. Nemanin aku kakak-kakak selring. Cepat kelual lumah sakit aku ingin tapi."

Han yang ingin cepat keluar dari rumah sakit, keinginan terbaru Han, membuka kesempatan bagi Lino untuk membujuknya agar mau dioperasi, agar ia lekas tinggal di rumahnya. Ya, Lino memilih jalan operasi setelah berdiskusi dengan orang tuanya.

"Lo mau jalanin operasi gak?"

"Opelrasi kayak kak Lia?"

"Prosesnya gak mirip kayak dia sih."

"Opelrasi selrem kak Lia bilang..."

Lino memahami perasaan takut Han. Ia pun takut adik tersayangnya itu mengalami hal buruk di saat dan pasca operasi. Akan tetapi, tak ada jalan lain selain menjalani operasi, hanya itu satu-satunya cara menyembuhkan penyakit Han.

"Kalo lo jalanin operasi, lo bisa cepet keluar dari RS."

"Benalkah?"

'Motivasi apa yang mendorong Han sampai dia mendadak ingin keluar dari RS secepatnya?' Sebuah pertanyaan muncul di benak Lino. Walaupun dirinya penasaran, ia memutuskan untuk tidak menanyakan perihal tersebut.

"Lo juga bisa berhenti pura-pura minum obat, lo gak perlu bohongin gue lagi."

Han menghindari tatapan menusuk yang dilayangkan Lino kepadanya, "Obat aku minum."

"Mana ada obat yang memperburuk kondisi pasien."

"Baik kon-"

"Han." Lino menggeledah tempat sampah di bawah kolong kasur, menjumpai beberapa butir obat di antara banyaknya gumpalan kertas gambar. "Gue gak sebego dan sebuta yang lo bayangkan."

Tidak dapat mengelak, Han pun berupaya mengganti topik pembahasan, "Aah... Kak Lino, cheesecake-"

"Gak ada cheesecake buat lo." Kotak Cheesecake yang dibeli Lino dipindahkannya ke dekat wastafel, jauh dari jangkauan Han.

"Cheesecake...!"

"Lo udah ingkar janji."

"Umh..." Han tertunduk lesu, memegangi dadanya.

Khawatir Han mengalami komplikasi, Lino siap siaga memanggil dokter, "Han! Dada lo sakit?"

"Aku mau cheesecake... hik..." Bagaikan anak kecil, Han merengek, menuntut cheesecake-nya. "Cheesecake, cheesecake, aku mau hik."

Mengabaikan rengekan Han, Lino menggigit sepotong cheesecake yang disitanya.

"Kak Lino, cheesecake, Han mau hiks. Huaaaa..." Rewelan Han semakin kencang tatkala menyaksikan cheesecake-nya dimakan Lino. Ia terus menuntut cheesecake-nya, "Han mau cheesecake huaaaa."

[Minsung] Only One Reason: Your Precious SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang