Part C : Orang Bersayap Putih - Chapter 4

103 11 0
                                    

Rentetan alarm ponsel berdering terus-menerus sejak minggu pagi hingga sore hari hanya untuk membangunkan salah satu tamu tak diundang keluarga Lee. Hebatnya, alam mimpinya sama sekali tak terusik walaupun teman sekamarnya telah mengguncang keras tubuh orang tersebut berkali-kali.

"Engh..."

Setelah penantian super panjang, tamu itu pun terbangun tepat di pukul enam sore.

"Bang Bin... akhirnya lo bangun juga...." tutur teman sekamarnya tak bertenaga.

Changbin spontan memandang ke arah Hyunjin yang terduduk lemas di depan meja rias, "Muka lu kenape, Jin? Kayak habis disedot vampir."

"...gue habis menyelesaikan mission impossible..."

"Oh gitu." Changbin menanggapinya dengan ekspresi datar sedatar-datarnya. Ia sengaja memberikan tanggapan sedemikian rupa agar ia terbebas dari ocehan Hyunjin perihal mission impossible-nya. Bila ia menunjukkan ketertarikan barang sedikit saja, Hyunjin pasti akan memaksanya mendengarkan ceritanya sampai selesai.

Sayangnya, apa pun tanggapan Changbin kali ini, Hyunjin bersikukuh menceritakan kisahnya kepada Changbin, "Jadi gini ceritanya-"

"Aduh, kebelet."

"Aaaa aaah, Bang Bin. Dengerin cerita gue dong," rajuk Hyunjin sembari menangkap lengan Changbin yang berancang-ancang buat kabur. "Mission impossible gue ada kaitannya ama bang Lino dan adeknya," imbuhnya.

"Okokok, gue dengerin. Singkatin cerita lu, Jin."

"Nah gitu dong. Jadi gini ceritanya..."

Sedikit Flashback

Hyunjin pikir, aktivitasnya hari ini bakal berjalan normal seperti biasanya. Ia menemani Jisung menggambar seperti biasanya. Akan tetapi, pikirannya itu terbantahkan ketika Lino menginjakkan kakinya ke ruang keluarga. Tak terelakkan, Hyunjin terperangkap ke dalam luapan energi negatif yang dikeluarkan oleh Lino.

"Gambal balreng Kak Hyun. Hehehe." Berbeda dengan Hyunjin, Jisung tak merasakan keberadaan energi negatif tersebut.

'Atmosfernya kagak enak bet. Bang Lino ama adeknya lagi berantem kali yak.' Hyunjin mencoba membaca ekspresi Lino yang duduk menjauh dari adiknya.

"Bang, tumben lo gak duduk di sebelah Jisung."

"Gak usah tumban-tumben segala deh lo. Rumah rumah gue, suka-suka gue lah mau duduk di mana," sahut Lino galak.

'Fix mereka berantem. Bang Bin. Lo kapan bangunnya sih,' keluh Hyunjin dalam hati.

"Bang, gue mau bangunin bang Bin-"

"Lu mau ke mana, Jin?"

"Mau bangunin-"

"Ke mana?"

Energi negatif di sekitar Lino kian melingkupi diri Hyunjin, seakan-akan mencengkeram sekujur tubuhnya untuk tetap tinggal di ruangan tersebut.

"...gak kemana-mana, Bang. Gue mau renggangin kaki gue yang pegel." Tak berani ambil risiko, Hyunjin terpaksa menuruti perintah tersiratnya sang tuan rumah.

[Minsung] Only One Reason: Your Precious SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang