Part B : Malaikat-malaikat Tanpa Sayap - Chapter 10

117 16 0
                                    

-Minho POV-

"Kak Lino."

Han?

"Kak Lino. Dadah. Makasih semua untuk hehehe."

Han- Ji, tunggu Ji. Lo gak boleh pergi, gue gak rela.

"Jiji!"

"Kak Lino."
Jiji... gue bisa merasakan kehangatan tangannya. Dia Jiji yang asli.

"Mimpi lo indah?"

"Emh. Tangan aku Kak Lino genggam."

"Lo butuh pelukan?" Gue butuh banget pelukan lo.

"Hehehe. Peluk Kak Lino."

Gue mendudukkan Jiji kemudian memeluknya dengan sangat hati-hati. Senyaman ini, sehangat ini... pelukan Jiji, adek gue.

"Ugh."

"Bekas operasinya sakit? Gue panggilin dokter-"

"Kakak nemanin aku ingin." Jiji menggenggam kuat tangan gue.

"Lo kesakitan, kan? Gue tinggal-"

"Gak sakit. Doktel panggil jangan."

Aneh. Dari yang gue baca di naver, gejala pasca operasi itu ada banyak. Masa Jiji gak ngalamin satu pun gejalanya? Bagus sih, dia gak linglung....

"Yakin gak ada yang sakit? Mual, nyeri, pusing, apa pun rasa sakitnya, lo wajib ngadu ke gue."

"Kak Lino. Aku lapal."

Lapar? Mimik wajahnya tidak mengindikasikan adanya tanda-tanda kesakitan. Warna mukanya yang pucat sepertinya dikarenakan kurangnya asupan gizi dan air.

"Yaudah. Gue nyuapin lo makan, habis ntu lo harus mau diperiksa dokter." Gue menekan tombol pemanggil perawat untuk memintanya menyiapkan seporsi makanan sehat.

"Airnya diminum dulu."

Jiji meneguk segelas air yang ada di atas lemari RS. "Suapin aku Kak Lino. Hehehe."

Tawa ngeselinnya itu, tawa yang terselip dalam minpi buruk gue akhir-akhir ini. Untung mimpi buruk gue gak terwujud. Malaikat lo gak menjemput lo, Ji... kali ini.

***

-Third Person POV-

"Han, Kakak minta maaf. Kakak seenaknya gunain data pribadi kamu untuk kepentingan Kakak seorang. Kakak gak mikirin perasaan kamu." Mata yang sayu, nada suara yang rendah, Felix tampak menyesali perbuatannya.

"Kak Ayam salah apa?" Han tidak mengerti mengapa Felix meminta maaf padanya.

Felix mematung, berupaya menyusun kalimat yang sederhana supaya dapat dicerna oleh Han. "Sebetulnya, alasan Kakak rajin menemui kamu adalah Kakak mau mengamati perilaku kamu. Data hasil pengamatan itu niatnya Kakak gunakan untuk tugas kuliah. Maaf, Han. Persetujuan kamu penting tapi Kakak malah tidak menanyakannya."

"Gak apa. Penting tugas Kakak hehehe." Suara Han yang halus dan kata-katanya yang penuh pengertian mengetuk pintu hati Felix.

"Han...." Felix tak tega menghapus senyum di wajah Han. Ia sekali lagi mengurungkan rencananya menanyakan tentang Eric pada Han.

"Hehehe." Han menyodorkan dua lembar kertas gambar ke arah kakak-kakaknya. "Janji aku nepatin. Kakak-kakak aku gambal."

Chan yang agak terguncang pada gambar gorilanya Han waktu itu, buru-buru menjauhkan dirinya dari gambar tersebut.

[Minsung] Only One Reason: Your Precious SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang