MK • TWO 🐈

16.8K 1.1K 14
                                    

Ia bergegas masuk ke sekolah hingga tanpa sengaja ia menyenggol siswa. Untung saja siswa tersebut tidak jatuh namun naas Ica menginjak tali sepatunya sendiri yang mengakibatkan dirinya terjatuh.

"Huaa!! Ibu!!" teriak Ica dengan mata berkaca-kaca.

Seragam putih dan abu-abunya yang terkena pasir karena terjatuh yang naas posisi Ica adalah menghadap ke jalan tersebut. Saat ia bangun dan membersihkan dirinya tiba-tiba ponselnya bergetar, dengan kesal Aya mengangkatnya.

"Naon?" tanya Ica sembari menghidupkan loudspeakernya.

"Elu dimana?!! Pagi ini kita ulangan elu ngga mau bikin contekan di meja lu? Gue ogah bantuin yeu!!" ucap seorang perempuan.

"ASTAGA ICA LUPA!! ICA OTW KE KELAS BENTAR!!" teriak Ica yang dengan cepat bangun.

"Biar gue tebak elu jatuh pasti?" tebak perempuan itu.

"Udah tau pake nanya, dah mau Ica tutup, papay," pamit Ica yang kemudian berlari tanpa menguncapkan maaf kepada orang yang tak sengaja ia tabrak tadi.

🍭David Pov 🍭

Lagi-lagi yang hanya bisa aku lakukan hanya menghela napas melihat kelakuan saudara tiriku yang selalu mengeluh. Jujur aku juga ingin mengeluh bahwa aku menahan emosi setiap kedua saudara tiriku berdebat. Saudara tiri? Ya!! Daddy menikah dengan perempuan yang diminta oleh Mommy kandungku yang meninggal. Dan perempuan yang diminta Mommy adalah Mommy dari William dan Max saudara tiriku. Umur kami sama hanya saja mereka berdua lebih banyak berbicara.

Di dalam bus umum mereka berdua tetap cerewet sehingga kuputuskan untuk mendengarkan musik dari handphoneku dan menutup kepalaku dengan tudung yang ada di jaketku. Saat aku mendengar nama sekolah yang aku tempati saat ini aku segera menekan tombol di samping kursi yang aku duduki kemudian segera membayar ongkosnya yang diikuti oleh kedua saudara tiriku.

"Bisakah kalian diam?!" bentakku karena mereka masih saja mengoceh.

"Iya-iya kami diam," ucap Max dan William bersama.

Saat aku sedang berjalan dengan santai dan tenang karena kedua saudara tiriku tidak mengoceh tiba-tiba aku merasa seperti ada yang menoel lenganku segera aku melihat dan yang kudapati adalah seorang gadis yang terjatuh.

"Huaa!! Ibu!!" teriak gadis tersebut yang aku liat menahan tangisnya.

'Cengeng,' batinku.

Ia bangun dan membersihkan dirinya yang setelah itu dia mengangkat telfon yang aku yakini dari temannya.

"Naon?" tanya gadis yang terjatuh itu sembari mengotak atik handphone miliknya.

"Elu dimana?!! Pagi ini kita ulangan elu ngga mau bikin contekan di meja lu? Gue ogah bantuin yeu!!" ucap seorang perempuan di dalam telepon tersebut.

Sedetik setelah mendengar ucapan dari perempuan yang ada di panggilan aku melihat bola matanya membesar dengan mulut menganga. Kemudian ia kembali mengeluarkan ucapan yang kali ini ia teriak hingga membuatku menutup mata karena pekikkannya yang sungguh nyaring. Dan ia kemudian berlari pergi setelah berbincang dengan perempuan yang ada di panggilan.

"Itu orang apa boneka?" tanya William yang membuatku menaikkan satu alis.

"Cantik banget!! Imut lagi!!" ucap William.

"Gemesin!!" sambung Max yang membuatku memutar kedua bola mataku.

Segera aku meninggalkan mereka berdua yang masih menatap kepergian gadis tersebut. Hingga aku mendengar mereka berdua memanggilku dengan teriakan mereka. Sungguh mereka itu laki-laki atau perempuan.

🍭 Author Pov 🍭

Brakk

"Masih ada waktu?" tanya Ica saat masuk ke kelas dengan napas memburu.

"Lumayan lima menit lagi tuh guru masuk," ucap perempuan yang tadi di panggilan atau yang bernama Vania Puspita dengan panggilan Puspi namun dipanggil Ica dengan Nia.

"Tuh kenapa banyak pasir? Abis boker di pasir?" tanya seorang laki-laki dengan nada jahilnya yang bernama Arya Ramadhani dengan panggilan Arya namun lagi-lagi Ica memanggilnya dengan panggilan Yaya.

"Ishh sono hus-hus!! Ica lagi mau serius!! Mending Yaya pergi deh!!" usir Ica dengan nada ketusnya.

"Heh bocah nama gue Arya A R Y A bukan Yaya paham kagak lu?!" kesal Arya sambil mengeja namanya sendiri.

"Udah biarin Ica nulis dulu kasian ntar dapet telur busuk," ucap Nando atau Fernando Frans yang dipanggil Ica dengan Ons karena plesetan dari FrANS.

"Hahahaha!!" tawa Nando, Arya, dan Puspi pecah ketika mendengar tuturan kata daru Nando.

"Ish coba aja kalau Juju berangkat kalian bakal kena omel!!" kesal Ica.

Juju? Bukan itu namanya karna nama aslinya adalah Arjuna Pratala yang di panggil Arjun namun lagi-lagi diganti Ica dengan panggilan Juju. Jangan heran karena hobi Ica adalah memanggil orang dengan nama-nama pelsetan atau aneh seperti itu tapi yang anehnya kenapa mereka menengok atau datang jika Ica panggil. Aneh bukan? Tapi jika ada yang memanggil mereka meniru-niru Ica maka mereka akan marah.

"Eh gue denger kelas MIPA satu ada murid baru tiga orang tapi gue belum tau kek gimana orangnya," ucap Puspi yang membuat Ica menatapnya.

"Serius?!! Wahh Ica pokoknya harus kenal!!" ucap Ica yang berdiri akan pergi ke kelas MIPA satu yang berisikan orang-orang pandai saja. Sedangkan dirinya di MIPA lima yang begitulah isinya:v

"Weitss mau kemana elu, duduk!! Elu belum selesai bikin contekan," ucap Nando.

"Ishh tapi Ica mau kenalan sama murid baru," kesal Ica sembari mengercutkan bibirnya.

"Ica," ucap Nando dan Arya dengan suara berat dan tegas yang membuat Ica mau tak mau kembali duduk dan melanjutkan aksi menulis contekan di atas meja miliknya.

Arya dan Nando yang melihat Ica mengercutkan bibirnya seketika menghela napas pelan. Mereka mengambil kursi dan duduk di dekat Ica.

"Elu kan bisa kesana waktu istirahat," ucap Arya.

Bukannya menjawab Ica justru terdiam. Nando dan Arya menghembuskan napas pelan sementara Puspi sudah tertawa terbahak-bahak. Ica? Jangan ditanyakan ia tengah menyalin contekan dengan tampang kesal dan bibir mengercut.

"Ica jan ngambek dong," bujuk Nando yang tidak mendapat sahutan sama sekali dari Ica.

"Besok Ons sama Yaya bawain Ica good time yang banyak deh," bujuk Arya dengan iming-iming memberikan makanan favorite Ica yang akan sulit Ica tolak.

"Emang Ica anak kecil apa disogok makanan langsung mau," ucap Ica kesal yang sebenarnya di hati ia sudah tergiur dengan ucapan Arya.

"Ya udah kalau ngga mau," ucap Nando yang seketika membuat Ica memegang tangan Nando dan Arya.

"Ish iya Ica maafin tapi beliin Ica good time yang banyak ya!!" ucap Ica.

"Iya Ica sayang," seru Nando dan Arya bersama.

"Dan akhirnya si bocil Ica mau memaafkan Ons dan Yaya dengan sogokan good time. Sekian terima kasih," celetuk Puspi tiba-tiba yang membuat semua orang tertawa.

Semarang 5 January 2021

TBC

Micha Kecilku [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang