William dan Max menghela napas. Mereka saling nenatap seperti mengkode bagaimana apakah mereka akan bercerita atau tidak. William mengkode Max untuk diam saja dan membiarkan Daddy yang bertanya kepada David namun Max menyuruh untuk mengatakan apa yang sebenarnya. Mereka seolah berdebat dengan tatapan mereka.
"Jadi? Apakah kalian akan saling menatap dan tidak berniat memberi tahu Daddy?" tanya Daddy dingin.
"Jadi gini Dad, tadi waktu di pesawat it--"
"Hehe ga ada apa-apa Dad. Kita masuk kamar dulu ya Dad."
Ucapan dari Max dipotong oleh ucapan dengan William dan langsung menarik Max ke dalam kamar Max.
"Apa-apan lo mau kasih tau ha?!" bentak William.
"Kita ga bisa biarin David ngerasain itu terus!!" teriak Max.
"Biarkan Daddy yang bertanya langsung jangan ikut campur!!" ucap William dengan teriak juga.
Mereka berdua menghela napas dan memejamkan matanya. Tanpa kata William keluar dari kamar Max dan masuk ke dalam kamarnya sendiri. Didalam kamar mereka masing-masing Max dan William sama-sama terdiam dengan pikiran yang mengingat kejadian ketika di pesawat.
Flasback on
Mereka akhirnya berpamitan dan selama sisa waktu itu sebelum pulang Ica tidak bersemangat sama sekali. Ia tersenyum namun senyum paksa hingga membuat David, William, dan Max menghela napas. Mereka menatap punggung Ica yang pergi ke rumah dengan nanar.
"Tuan," panggil Roki yang merupakan tangan kanan dari Daddy mereka.
"Saatnya kita berangkat tuan," lanjut Roki yang membuat mereka berjalan dengan malas ke arah mobil.
Max dan William melepas kacamata bulat culun mereka, membuka satu kancing kemeja atas yang mencekik leher juga menggulung lengan kemeja hingga sebatas siku, dan juga mengacak-acak rambut mereka. Sekarang tampilan mereka berbeda 180° yang awalnya sangat culun dan sangat nerd sekarang mereka terlihat tampan dan seksi.
"Dav lo ga ngerasa kecekik tuh leher lo?" tanya William karena David masih berpenampilan seperti tadi.
"Hm," balas David yang kemudian membuka kancing tersebut dan memejamkan matanya.
"Loh kok ga ke apart dulu Om?" tanya William karena menyadari jika jalan yang mereka tempuh tidak menuju ke apartemen.
"Kita langsung ke bandara Tuan," ucap Roki.
"Barang-barangnya?" tanya Max.
"Sudah ada di pesawat Tuan," jawab Roki yang membuat Max dan William mengangukkan kepalanya.
Selama perjalanan menuju ke bandara tidak ada yang membuka percakapan ataupun memulai pembicaraan. Suasana sangat sunyi didalam mobil tersebut. Hingga sampai dibandara barulah ada seseorang yaitu Roki membuka suaranya.
"Kita sudah sampai Tuan," ucap Roki yang membuat Max, William, dan David turun dari mobil dan memasuki pesawat milik keluarga mereka.
Max dan William langsung duduk di kursi disana dan meminta makanan kepada pelayan yang disediakan di pesawat tersebut. Sedangkan David ia berganti pakaian dengan kaos dan masih memakai celana jeans hitam sama seperti tadi hanya saja ia mengganti atasannya saja. Setelah selesai berganti atasan ia duduk di salah satu kursi kosong disana. Tak lama tangan kanannya atau yang kerap disapa Jovanka memanggil tuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Micha Kecilku [END] ✔
Romance"Shtt tenang sayang. Everything gonna be alright." "Shtt sudah ya jangan nangis. David janji kalau Ica berhenti nangis nanti Ica juga sekolah di NY bareng David." "N-Niel hiksh j-jan hiksh ji hiksh." "Janji!!" 🥇Datar 19-06-2021 🥇Fake 08-07-2021 🥇...