MK • FOUR 🐱

13.4K 1K 10
                                    

"Wahh seru dong!! Kapan-kapan Ica kesana ah!!" seru Ica dengan gembira.

"Emang ada rencana kesana kapan?" tanya William.

"Ngga tau hehehe Ica ngga ada uang terus Ica juga ngga pernah naik pesawat intinya Ica ngga tau hehehe," ucap Ica cengengesan yang membuat William dan Max gemas sendiri.

"Oh ya kalian bertiga itu sahabatan atau saudara atau kakak adik?" tanya Ica tiba-tiba sembari melihat David, William,  dan Max bergantian.

Max dan William terdiam. Mereka tidak berani menjawab dan membuka identitas sebenarnya mereka kerena memang tidak diperbolehkan oleh Daddy, Mommy dan juga David yang ikut mengancam sehingga William dan Max hanya terdiam. Melihat keterdiaman tersebut Ica gemas dan memandang mereka bertiga dengan tajam dan menuntut penjelasan tapi dihadapan David, William dan Max justru terlihat sangat lucu.

"Itu bukan urusanmu," ucap David yang membuat Ica mengercutkan bibirnya karna sebal.

"Ish nyebelinn," ucap Ica kesal sembari memandang David dengan kesal dan David balas memandang Ica dengan datar.

"Ica!!" teriak seseorang dari arah pintu yang membuat Ica mengalihkan pandangannya.

"Nia?" ucap Ica dengan bingung.

"Ayo!!" ajak Puspi yang membuat Ica bingung.

"Kemana?" tanya Ica.

"Balik ke kelas astaga," jelas Puspi kesal.

"Sekarang?" tanya Ica polos.

"Taun depan waktu kucing kawin sama tikus," gemas Puspi.

"Wahh estetik dong kalau kucing kawin sama tikus. Ica mau liat anaknya!!" seru Ica dengan antusias.

"Ampuni dosa hamba ya allah," gumam Puspi sembari mengelus dadanya.

Max dan William sudah terkekeh melihat kelakuan Ica yang sangat polos tersebut. Sedangkan David ia tersenyum kecil, ntah kenapa David dari tadi pagi semenjak kenal Ica ia mulai tersenyum walau kecil. Sungguh kemajuan bukan?

"Micha Kecilku sayangkuu balik kelas yuk," ajak Puspi dengan menahan kesal.

"Ngga mau ah!! Ica masih mau disini sama Niel, Dodo, sama Lala," ucap Ica yang membuat Puspi, William, dan Max mengernyitkan dahi karna bingung sedangkan David menaikkan salah satu alisnya.

"Sapa tuh?" tanya Puspi.

"Mereka," ucap Ica sembari menunjuk William, Max dan David.

"Kami?" tanya Max dan William.

"Iya!!" ucap Ica semangat.

"Kok bisa?" tanya William.

"Kan i--" ucapan Ica terpotong dengan ucapan Puspi yang membuat Ica membelakkan kedua bola matanya dengan tambahan mulut yang menganga.

"Penjelasan ntar aja!! Buruan cong bis ini Pak Sasa."

"Hah?! Ada pelajarannya Pak Sasa?! Serius?!! Astaga!! Ica lupa bawa bukunya!!" teriak Ica kencang.

"Mampus kau!! Dah pikirin ntar aje mending sekarang buruan balik!!" ucap Puspi yang kemudian menarik Ica.

"E-eh Nia tunggu dulu Ica--"

Brakk

Belum selesai Ica menyelesaikan kalimatnya ia terjatuh lantaran Puspi menarik dirinya saat duduk dengan kuat dan Ica yang belum semlat berdiri dengan benar seketika terjatuh.

"Astaga kenapa harus jatuh sekarang sih Ica!! Dasar Queen of nylungsep," gerutu Puspi sembari membantu Ica berdiri.

"Pelan-pelan, kaki Ica sakit kena kursi," ucap Ica dengan mata berkaca-kaca.

"Astoge nih bocah jangan nangis napa!! Noh mamam tuh," ucap Puspi sembari memberikan permen yang selalu ia bawa berjaga-jaga jika ia berada disituasi ngantuk atau seperti ini.

Ica yang mendapatkan permen seketika terdiam dan memakan permen tersebut. Ia bahkan pasrah ketika Puspi menariknya bahkan mengomelinya sepanjang jalan maksudnya jalan menuju kelas bukan sepanjang jalan kenangan eaaa. Ica bahkan melupakan untuk berpamitan dengan David, Max dan William.

'Bocah,' batin David sembari memandang punggung kecil Ica yang lama kelamaan hilang.

"Maklumi aja, Ica memang begitu sifatnya," ucap salah seorang laki-laki disana.

"Alvin Pahlevi, Alvin," ucap Alvin atau laki-laki tersebut.

"Max," balas Max.

"William," sambung William.

"David," ucap David.

"Maafin Ica kalau dia lola atau terlalu polos," ucap Alvin yang membuat Max dan William bingung dan menaikkan satu alisnya sedangkan David menatap datar tapi di dalam hati ia juga kepo.

"Ica emang gitu. Dia terlalu polos dan jika masalah pelajaran ia begitulah intinya ia tidak pandai," ucap Alvin yang membuat Max dan William menganggukan kepalanya sedangan David terdiam saja.

Pelajaran pun berlanjut dan karena kelas Ica gurunya sedang malas sehingga sebelum waktu istirahat kedua kelas Ica sudah dibubarkan. Dan tentu saja semua murid langsung berbondong-bondong menuju kantin namun tidak dengan Ica yang menata kursi kemudian mengambil tas miliknya dan juga jaket atau hoodie teman sekelasnya. Setelah itu Ica tertidur di kelas dengan nyaman yang membuat Puspi berdecak kesal sedangkan Nando sedang asik mengemut permen miliknya.

"Dasar kebo," dumel Puspi yang membuat Nando cekikikan dan Arya yang sudah tertawa terbahak-bahak.

"Dah lah mending cus kantin aje," usul Nando yang langsung diangguki oleh semua orang.

"Terus nih bocil tinggal sendirian?" tanya Arya.

"Yaudin nunggu ada orang dulu di kelas," ucap Nando.

Mereka berempat menunggu orang masuk ke kelas yang di maksud adalah teman satu kelasnya. Mereka mengusir rasa bosan dengan bermain ponsel. Sekitar menunggu selama sepuluh menitan tiba-tiba terdengar suara yang semakin mendekat ke kelas mereka. Serempak Nando, Arya, dan Puspi memasukkan ponselnya dan memandang ke arah pintu masuk kelas.

Tak selang berapa lama Ridho dkk atau Ridho dan kawan-kawan masuk ke dalam kelas beserta dua perempuan yang juga teman sekelas Nando, Arya, dan Puspi.

"Kagak ngantin?" tanya Ridho kepada Nando, Arya, dan Puspi.

"Nunggu ada orang," jawab Puspi santai yang membuat Ridho mengernyit bingung.

"Kenapa?" tanya Ridho yang masih tidak sadar.

"Noh," ucap Puspi sembari menunjuk Ica yang tertidur dengan dagunya dan memakai hoodie milik Arya yang kebesaran.

"Ululuhh ternyata bocilnya kelas lagi tidur hahaha. Yaudin elu ke kantin sana gue yang jagain Ica," ucap Ridho sembari memandang geli ke arah Ica.

Tak butuh waktu lama Nando, Arya, dan Puspi segera menuju ke kantin tanpa pamit terlebih dahulu kepada Ridho. Sedangkan Ridho ia duduk dan memakan makanan yang tadi ia beli di kantin dengan santai dan sesekali melirik Ica untuk memastikan bahwa ia masih dalam kondisi tertidur dan nyaman.

Tak butuh waktu lama Ridho sudah menghabiskan makanannya dan minuman miliknya namun Nando, Arya, dan Puspi belum juga datang. Sehingga Ridho memutuskan untuk bermain game online di ponsel miliknya. Hingga Ridho selesai bermain mereka Nando, Arya, dan Puspi belum juga menampakkan batang hidungnya sama sekali yang membuat Ridho mendegus kesal bahkan sampe bel istirahat kedua berbunyi mereka juga belum kembali.

"Dasar upil onta kalau udah di kantin lupa sama nih bocil. Awas aja balik gue jadiin bubur," dumel Ridho.

Semarang, 2 Februari 2021

TBC

Micha Kecilku [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang