The Sameness Within The Change |35 - END| |Always|

5.9K 395 53
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Allard menghampiri Veila lalu duduk di meja rias di hadapan Veila. Ia bersedekap, sedangkan mata birunya menyusuri Veila yang terlihat semakin cantik. "Harus kuakui, hari ini kamu sangat cantik, Sister." Ia tersenyum.

Veila melirik Allard tajam, semakin tajam akibat eyeliner yang membingkai matanya.

"Jangan ganggu adikmu di hari pernikahannya, Allard," ucap Veina dengan suara keibuannya sambil melangkah masuk bersama Alex.

Mata biru Allard beralih menatap Alex dan Veina. "Kalian selalu tampak serasi, Mom, Dad," pujinya.

Alex memeluk Veina lebih erat. Ia tersenyum dan mengangkat satu alisnya. "Kalau begitu, apa kamu tidak ingin seperti kami?" tanyanya santai.

Allard memilih kembali menatap Veila, kali ini dengan lebih lembut. Tangannya terulur mengusap pelan surai Veila yang ditata dengan indah. "Aku doakan yang terbaik untukmu dan Cedric, Sister."

Veila tidak bisa menahan senyumannya. "Thank you so much, Brother." Ketika semua perhatian dan kenangannya bersama Allard berputar di kepalanya, mata Veila memanas dan senyumnya menghilang. Allard adalah saudara terbaik baginya. "I will miss you so bad."

Allard tersenyum tulus. Tangannya turun merangkum wajah Veila. "Hei, kenapa tiba-tiba suasana berubah menjadi penuh haru seperti ini?"

"Lalu apakah aku harus kembali mengingatkanmu pada statusmu dan memintamu untuk segera menyusulku naik ke pelaminan?" ucap Veila dengan suara tertahan, sebelum menatap ke arah lain untuk menahan air matanya.

Namun, saat itulah Veila dapat melihat orang tuanya lewat cermin. Tidak hanya Allard, kebersamaannya dengan seluruh keluarganya selama ini memenuhi kepada Veila. Kehangatan dan kasih sayang yang ia dapatkan. Daddy dan Mommy yang kelewat romantis, kakaknya yang terkadang menganggu tetapi sangat menyayanginya.

Veila berdiri dan berlari kecil menghampiri orang tuanya, tidak peduli dengan ekor gaunnya yang sangat panjang. Tak lama kemudian, Veila memeluk kedua orang tuanya dengan erat. "Daddy, Mommy," ucapnya dengan suara yang menahan tangis.

"Veila," cicit Veina sambil terisak dan membalas pelukan putrinya tak kalah erat.

Alex juga membalas pelukan Veila dengan erat, mata birunya berkaca-kaca. "Jangan menangis, Princess." Alex mengusap pelan rambut Veila yang dipasangi veil. "Nanti make upmu luntur."

Veila terisak pelan. "Tidak akan, Dad. Aku menyewa MUA terbaik."

Allard tersenyum penuh haru. Ia mengambil tissue lalu melangkah ke belakang orang tuanya. Tanpa berkata apa-apa, ia langsung menghapus lembut setiap air mata Veila yang menetes.

"Kamu akan selalu menjadi putri kecil Daddy, Princess," ucap Alex sambil meneteskan air mata.

Veina mengeratkan pelukannya. "Sering-seringlah mengunjungi kami, Sayang."

Veila mengangguk. "Pasti, Dad, Mom. Kalian tetap segalanya untukku."

"Aku tidak?" sahut Allard seraya menghapus air mata Veila dengan setia.

The Sameness Within The Change [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang