The Sameness Within The Change |24| |In The Wrong Order|

4.2K 356 16
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Sinar matahari menyusup di antara gorden putih, menganggu tidur seorang wanita bersurai cokelat. Wanita itu mengerjapkan matanya. Tidak lama kemudian, mata birunya sedikit demi sedikit terlihat.

Begitu wanita yang tak lain adalah Veila itu membuka mata sepenuhnya dan menyadari sekelilingnya, ia langsung menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Wajah Veila memanas. Jantungnya berdegup kencang. Bagaimana tidak jika pemandangan yang ia dapati adalah Cedric yang sedang memandangnya sambil menopang kepala dengan tangan, lengkap dengan senyum di wajah tampan kekasihnya itu.

Senyum Cedric melebar melihat reaksi lucu kekasihnya. Tangannya yang bebas terulur menurunkan selimut yang menutupi wajah Veila.

"Kita bukan baru saja malam pertama, Mi Amor. Jadi kenapa kamu malu?" tanya Cedric dengan nada menggoda setelah sebagian wajah Veila terlihat.

Blush.

Wajah Veila langsung memerah bagai kepiting rebus. Di dalam selimut, kakinya yang tidak sakit menendang kaki Cedric. "Dasar, pria tetaplah pria," celetuknya setengah bercanda.

Cedric tetap tersenyum kemudian tangannya beralih mengusap puncak kepala Veila. "Masih kesal denganku?"

Veila terdiam sejenak. Kata-kata Cedric tadi malam memenuhi kepalanya.

Tidak masalah kamu kesal pada diriku. Dengan begitu, pikiranmu akan dipenuhi dengan diriku, bukan Jason Blackwell.

Veila menurunkan selimutnya hingga seluruh wajahnya terlihat. "Tidak."

Cedric menangkup wajah Veila dan mengusap rahang Veila dengan lembut. "Aku tahu tadi malam kamu berpura-pura tidur, Mi Amor."

Veila langsung mengalihkan tatapannya ke sembarang arah, menghindari tatapan sang kekasih.

Cedric menggulingkan tubuhnya menjadi di atas Veila dan memerangkap kepala Veila dengan kedua tangannya. Sebuah smirk tercipta di wajahnya.

Mata Veila membulat. "Ced!"

Cedric mengecup bibir Veila. "Sebagai ganti yang semalam." Lagi, ia mencium bibir Veila yang hendak terbuka untuk mengatakan sesuatu. "Dan karena aku ingin melakukan ini dari kemarin."

Veila mengerjapkan matanya. Ia masih terlalu syok 'diserang' tiba-tiba sebelum nyawanya terkumpul semuanya seperti ini.

Satu detik kemudian, Cedric kembali mempertemukan bibirnya dengan bibir Veila. Namun, kali ini matanya terpejam, tangannya memegang kepala Veila dengan lembut, dan bibirnya tidak hanya mengecup saja.

Veila tidak menolak ciuman lembut Cedric. Ia hanya memejamkan mata sambil meletakkan tangannya di bahu lebar sang kekasih. Setelah beberapa saat merasakan ciuman yang begitu lembut seperti itu, Veila membalas ciuman Cedric dengan perlahan.

Meskipun berada di dalam kamar berdua dan di atas tempat tidur seperti ini, Veila sama sekali tidak takut Cedric melakukan hal lebih. Karena ia mengenal Cedric, Cedric mengenalnya, dan ciuman Cedric sama sekali tidak mengarah ke sana.

The Sameness Within The Change [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang