The Sameness Within The Change |4| |A Photo|

8.1K 692 20
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Mata abu-abu itu sesekali mencuri pandang kepada wanita yang duduk di sebelahnya. Entah sudah berapa kali Cedric melakukannya, namun sama sekali tidak membuat Veila menoleh.

Sejak mobil berjalan tujuh menit lalu, Veila hanya menatap keluar. Bahkan wanita itu merapikan rambutnya dengan cuek, tanpa protes kepada Cedric yang telah mengacak rambutnya.

Dengan mata menatap ke jalanan, Cedric berdeham. Ia kembali melirik Veila, tetapi tidak ada yang berubah. Wanita yang memakai pakaian formal itu tetap mengabaikannya.

Cedric kembali menatap ke depan. Tangannya bergerak menyalakan musik.

Tidak ada tanggapan.

Tangan Cedric semakin mencengkram setirnya. Ia ingin bertanya banyak hal dan tidak ingin keheningan terus mencengkam seperti ini. Namun, untuk membuka mulutnya saja, rasanya sungguh terasa berat.

Sedangkan di sebelah Cedric, tanpa pria itu ketahui, mata biru Veila selalu mengikuti pergerakannya dari kaca, termasuk ketika Cedric menarik nafas sekarang.

"Vei." Cedric mengumpat dalam hati. Mengapa hanya itu yang keluar dari mulutnya? Bukankah ia mau bertanya sesuatu?

Veila menghembuskan nafas lalu menoleh. "Hmm?" sahutnya dengan suara lembut.

Cedric menarik nafas lantas menoleh sekilas. "Mengapa kemarin kamu pergi bersama Carl begitu saja?"

Veila beralih menatap ke depan, menghindari mata abu-abu Cedric. Karena raut bingung pasti terlukis di wajahnya sekarang. Carl hanya membantunya menghindari Cedric, tidak lebih.

Veila meringis. Kemarin ada Carl yang membantunya, namun sekarang? Apa yang harus dirinya katakan?

Selama sekolah hingga bekerja, Veila tidak pernah tidak bisa menjawab pertanyaan seseorang. Bahkan jika ada masalah di VH Hotel sekalipun, ia bisa langsung memikirkan setidaknya dua solusi. Tetapi sekarang kepalanya kosong, yang mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa ia tidak pernah berbohong kepada Cedric.

"Veila?"

Drrt. Drrt.

Veila menghela nafas lega. Ingatkan dirinya untuk memberikan reward kepada orang yang meneleponnya.

Veila menyengir sambil menatap tidak enak kepada Cedric. "Sebentar. Aku angkat telepon," ucapnya seraya menunjukkan ponselnya.

Cengkraman tangan Cedric di setirnya menguat. Ia langsung menoleh dengan tatapan lebih tajam. Foto dan nama Carl yang tertera di ponsel Veila semakin membuat hatinya panas.

Veila tersenyum lebar sebelum meletakkan ponselnya di telinga. "Halo, Carl."

"Halo, Vei. Aku hanya mau memberitahu bahwa aku akan segera sampai di hotelmu."

"Apa? Kamu mau ke hotelku?" ucap Veila dengan suara cukup keras, sengaja.

"Tepat sekali. Aku mau memberikan oleh-oleh. Kamu bisa menemuiku?"

"Kamu mau menemuiku untuk makan bersama?!" Veila melirik Cedric. Senyumnya seketika melebar melihat rahang pria itu yang mengeras.

"Hei! Siapa yang mengatakan mau makan denganmu?!"

The Sameness Within The Change [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang