Hai readers!
I'm back!
Don't forget to vote, comment, and share ya!
Happy reading!
Thank you!
***
"dr. Scott," protes perawat wanita yang berjalan tepat di belakang Dominic. Kakinya spontan berhenti melangkah begitu dokter di hadapannya itu berhenti pula.
Dari kaca ruangan inap Veila, mata Dominic menyipit melihat rekan sesama dokternya yang sedang menindih pasiennya itu. Ia menggeleng pelan.
Dominic sedikit berbalik, menatap perawat di belakangnya dengan tegas. "Pastikan kamu mengunci mulutmu."
"Pardon, dr?"
Tok. Tok.
Tanpa menunggu sahutan dari dalam sana, Dominic langsung membuka pintu kamar inap Veila yang membuat Cedric seketika menegakkan tubuhnya dengan sedikit kelabakan.
Dominic tersenyum miring. "Meksipun Anda seorang dokter, tetapi Anda tetap perlu mengabari saya begitu pasien saya bangun, dr. Wood," ucapnya sok formal sambil menatap Cedric menggoda.
Dominic menggedikkan kepalanya ke arah Veila. "Ah ya, jangan menindih pasien saya."
Cedric mengangkat satu alisnya. "Apa Anda beralih profesi menjadi komentator, dr. Scott?" sahutnya berusaha terlihat biasa.
Dominic mengibaskan tangannya seraya menggeleng. "Saya hanya melakukan tugas saya sebagai seorang dokter."
Cedric mengangguk tidak percaya. "Kalau begitu saya persilakan segera memeriksa pasien Anda," ucapnya agar Dominic semakin cepat pergi.
Dominic mengangguk kemudian mendekat ke arah Veila dan menatap pasiennya itu dengan lembut. "Bagaimana perasaan Anda, Ms. Hernadez?" tanyanya seraya tersenyum manis.
Veila balas tersenyum. "Good, dr."
Melihat interaksi Dominic dan Veila, terutama senyum manis Dominic, Cedric berdecih.
"Apakah Anda merasa sakit di bagian tubuh tertentu?" tanya Dominic sebelum memeriksa Veila.
Mata abu-abu Cedric tidak berhenti mengikuti pergerakan Dominic. Tatapannya terus semakin tajam setiap tangan Dominic menyentuh tubuh Veila, meskipun sebenarnya tidak melewati batas normal sama sekali.
Setelah memeriksa Veila selama beberapa saat, Dominic merapikan alat-alatnya lalu menatap Cedric. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dr. Wood. Tetapi Ms. Hernadez perlu menginap beberapa hari untuk kami pantau perkembangannya."
Cedric mengangguk. Ekspresi datar terlihat jelas di wajahnya. "Hmm. Jika Anda menyuruhnya pulang hari ini, maka Anda sepertinya benar-benar perlu beralih profesi, dr. Scott," jawabnya datar, namun menusuk.
Dominic menggeleng. "Nanti saya tidak bisa melihat pasien-pasien yang cantik, dr. Wood." Ia menggerling pada Veila. "Seperti Ms. Hernadez contohnya."
Satu alis Cedric terangkat. Ia mengatupkan rahangnya, menunjukkan kecemburuannya. "Tugas Anda sudah selesai, bukan?" Ia mengulurkan tangannya, menunjuk pintu dengan kelima jarinya. "Silahkan keluar, dr. Scott."
"Saat ini, Ms. Hernadez tidak boleh—"
"Anda tidak perlu menghabiskan waktu untuk menjelaskannya. Saya sudah sangat tahu, dr. Scott. Sampai jumpa," sela Cedric tanpa menurunkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sameness Within The Change [COMPLETE]
RomanceEND. COMPLETE. 1 #misunderstanding 1 #friendzone 1 #usa 2 #end 3 #doctor 5 #change Dekat sejak lahir tidak menentukan hubungan itu akan bertahan selamanya. Veila Hernadez, wanita berusia 28 tahun yang tak lain adalah CEO VH Hotel. Terlahir di ke...