you

1.5K 279 28
                                    

Juyeon tidak tau persisnya seperti apa hingga ia berakhir terbaring di UKS seperti ini. Seingatnya ia sedang terjebak dengan Younghoon yang sekarang entah berada dimana dan begitu terbangun ia sudah ada disini.

Pada akhirnya, Juyeon memutuskan untuk tidak memedulikannya. Toh, sudah jelas jawabannya kalau Younghoon adalah orang yang membawanya kesini.

Sepertinya hari sudah hampir menjelang pagi. Juyeon beralih membenahi pakaiannya dan memakai kembali tas punggungnya, kemudian berjalan pergi keluar dari UKS.

Jarak rumahnya dan sekolah tidak lah dekat dan Juyeon tau itu. Juyeon pun pastinya tidak akan rela membuat kakinya sakit dengan berjalan kaki seperti ini seandainya saja baterai ponselnya terisi penuh atau mungkin ia punya uang untuk membayar taksi. Sayang sekali dompetnya hilang begitu Juyeon memerlukannya.

Berakhirlah Juyeon yang berjalan dengan langkah terseok di tepi jalan. Juyeon sebenarnya ingin meminta pertolongan kepada orang yang berlalu-lalang menggunakan kendaraan mereka untuk dihantarkan pulang ke rumah. Namun, Juyeon sekarang merasa sangat lelah, bahkan hanya untuk sekedar mengeluarkan sepatah kata.

Suara klakson motor tiba-tiba terdengar begitu memekakkan telinganya dari arah belakang. Awalnya Juyeon terkesan tidak peduli dengan hal itu, namun kian lama suaranya semakin mengganggu hingga mau tidak mau Juyeon terpaksa berhenti berjalan dan membalikkan badannya.

"WOI—"

"Kok, pulang duluan? Harusnya lo tunggu gue balik abis beli makanan baru kita pulang." Younghoon melepaskan helm yang dipakainya. Motor Ninja 250R miliknya sudah berhenti tepat di hadapan Juyeon yang masih termangu melihat lelaki itu tiba-tiba muncul dibelakangnya seperti ini.

"Motor siapa?" Juyeon bertanya dengan wajah bingung. Ia masih ingat dengan jelas tadi pagi Younghoon menjemputnya menggunakan mobil, tapi mengapa sekarang ia muncul di depan Juyeon dengan sebuah motor yang sebenarnya cocok terhadapnya.

Younghoon sempat terdiam. Kemudian membulatkan mulutnya setelah paham akan maksud pertanyaan Juyeon. "Motor temen gue. Tadi, gue suruh dia dateng ke sekolah pakai motor ini biar bisa bantuin kita keluar. Sekalian gue pengen tukeran kendaraan."

Yang lebih muda mengangguk. Segera ingin meninggalkan Younghoon sebelum lelaki itu berteriak kepadanya. "Mau kemana? Naik sini!" Titahnya sambil menepuk jok belakang motornya, mengisyaratkan agar Juyeon duduk disitu.

"Nggak—" Juyeon melebarkan matanya begitu melihat Younghoon sedang memamerkan dompet miliknya dan mengacungkannya tepat di depan wajah Juyeon. "Naik atau dompet lo nggak gue balikin?"

Ancaman tersebut ternyata berpengaruh bagi Juyeon. Lelaki itu dengan menurut langsung naik ke atas motor Younghoon. Sementara yang lebih tua terus-menerus memaksa agar Juyeon melingkarkan tangannya pada pinggangnya agar tidak terjatuh, namun Juyeon tetap bersikukuh untuk menaruh tangannya di atas bahu Younghoon.

"Batu banget sih, anjing!" umpat Younghoon. Ia sangat lelah dengan sikap keras kepala Juyeon, lagipula ia menyuruh Juyeon tadi semata-mata karena ia tidak mau lelaki itu nantinya akan celaka karena Younghoon sadar jikalau ia sering melajukan motornya secara tiba-tiba.

Maka dengan bantuan sebuah paksaan, Younghoon lantas menarik kedua tangan Juyeon hingga melingkar tepat di perutnya. "Berani lepas, dompet lo gue lempar ke dalam selokan."

Dan kecamannya tersebut langsung disambut gelengan kepala oleh Juyeon. Younghoon kembali memakai helm miliknya dan perlahan mulai menghidupkan motornya.

"Gue ngebut nggak masalah, kan?" Tanya Younghoon dengan kepala yang sedikit tertoleh kebelakang.

Juyeon mencebik, "Ya urusan lo, lah. Kok, nanya ke gue?" ujarnya tidak mengerti.

Younghoon berdecak, "Gue juga merhatiin keselamatan orang yang gue bawa, terutama yang sekarang gue bonceng itu lo. Nggak mungkin kan, gue ngebahayain pacar gue sendiri."

"Najis. Siapa juga yang mau pacaran sama lo?"

Kali ini Younghoon benar-benar menolehkan kepalanya. Sesaat ia terkejut ketika mendengar ringisan yang berasal dari Juyeon yang diakibatkan lantaran kepala lelaki itu tanpa sengaja terkena helm yang Younghoon pakai.

"Oh, maaf. Gue nggak tau kepala lo nyender di bahu gue." Younghoon perlahan menjalankan motornya kembali. Cenderung sangat pelan malah hingga Juyeon kebingungan karenanya. "Nggak jadi ngebutnya?"

Younghoon terkekeh, "Gue nggak mau ntar nyesel udah bikin lo terluka gara-gara ulah gue sendiri. Pastinya gue ngerasa marah ke diri gue gara-gara lalai jagain lo. So, daripada ngebut sampai bikin kita celaka, mending kayak gini, kan? Sekalian ngulur waktu supaya gue bisa ngabisin waktu lebih lama bareng lo."

"Tai. Ngebut aja udah! Males banget lama-lama sama lo."

.
[Tbc]
.

Enaknya baca sambil dengerin mulmed: J_ust - You. Soalnya aku ngetiknya sambil dengerin lagu itu juga, wkwk.

Cringe banget nggak, sih???? 😖

Regret +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang