study tour (5/5)

1.1K 221 16
                                    

Mata jelaga yang mulai sembab, wajah manis memerah takut dan bibir tipis yang bergetar seperti orang kedinginan. Sejenak Younghoon tersenyum puas melihat keadaan Juyeon saat ini sembari terus menarik tangan si manis untuk masuk ke dalam gubuk tempat uji nyali kali ini.

"Kita nyela antrian, kalau terakhir ntar makin berasa seremnya gara-gara peserta yang ngikut udah pada ngilang," ujarnya memperingatkan. Juyeon mengangguk mengiyakan ucapan Younghoon yang ada benarnya.

Si manis nampak tidak banyak bicara. Semakin merasa waspada ketika langkah demi langkah telah dilalui, namun ia tidak bisa merasakan tanda-tanda ada ulah jahil dari mereka yang nantinya akan menakut-nakutinya. Maka dari itu, tidak heran Juyeon merasa ia harus semakin mendekatkan jarak tubuhnya dan punggung Younghoon yang berjalan didepannya untuk jaga-jaga ketika ada sesuatu yang datang dari arah belakangnya.

Younghoon jengah. Terbiasa melihat Juyeon yang galak kepadanya membuat Younghoon tidak habis pikir mengapa sang kekasih justru ketakutan dengan hal-hal yang sudah jelas kebohongannya seperti ini. Padahal ia sendiri sadar jika ini hanyalah ulah iseng dari para siswa seangkatan Younghoon yang berkostum menakutkan hanya untuk menjahili mereka yang merasa takut dengan hal mistis.

"You don't have to be afraid, Ju." Lelaki itu semakin mengeratkan pegangan tangannya pada tangan milik Juyeon dan menariknya agar si manis berjalan disini yang sama dengannya.

Sementara itu, Juyeon hanya memalingkan wajahnya. "Gelap." Sorot matanya berubah kosong sehingga membuat Younghoon sedikit terkejut karenanya. "Ju?" panggilnya seraya menangkup kedua pipi gembil milik yang lebih muda.

"Eung?" Juyeon bergumam bingung melihat reaksi panik Younghoon saat ini. Ekspresi polosnya dapat ditangkap oleh Younghoon yang sekarang masih dalam posisi menekan kedua pipi Juyeon. Bisakah Juyeon merasa jika saat ini sedang menunjukkan sisi menggemaskannya kepada Younghoon yang notabenenya kurang familiar dengan sisi lainnya ini?

Suara benda yang jatuh adalah akhir dari aksi saling tatap mereka. Juyeon sontak menubruk badan Younghoon dan Younghoon tanpa berpikir panjang langsung mendekap erat tubuh Juyeon yang terasa jauh lebih bergetar dibandingkan sebelumnya.

"Kita lanjutin jalannya biar bisa cepet keluar dari sini, oke?" usul Younghoon.

Juyeon mengangguk kecil. Tetapi tidak dengan serta-merta melepaskan pelukannya sendiri. Awalnya memang Younghoon dibuat bingung dengan keadaan Juyeon saat ini. Namun, akhirnya lelaki itu memutuskan untuk meneruskan perjalanannya sembari terus mendekap erat tubuh kekasihnya.

Kejutan demi kejutan berdatangan. Dimulai dengan benda berjatuhan, lalu suara-suara yang sengaja diberi kesan menakutkan seperti lolongan maupun tangisan yang luar biasa berisik. Younghoon berusaha abai dengan itu semua, pemuda itu sempat menguap lebar lantaran bosan karena setiap tantangan yang diberikan tidak terlalu menarik dibenaknya. Ia harus cepat-cepat pergi dari sini bersama dengan Juyeon.

"Ju," panggil Younghoon pelan seraya menghentikan langkahnya. Sementara itu, lantas mengangkat kepalanya. Memperlihatkan raut wajah sendunya ketika Younghoon sedang menatapnya tanpa berkedip dengan jarak wajah yang terlampau dekat.

"K-kenapa?" Terlihat kebingungan, Juyeon mengalihkan wajahnya ke samping. "Bakal aku lepasin pas kita udah keluar dari sini," ujarnya gugup. Paham akan alasan dari mengapa saat ini Younghoon berhenti berjalan.

Younghoon terkekeh pelan, lagi-lagi kata aku keluar begitu ketika empunya bibir sedang dilanda rasa gugup dan takut. Tanpa mengatakan apa-apa lagi, si jangkung kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda sembari mendekap erat tubuh sang kekasih dengan sebuah senyum tipis terpatri di wajah menawan tersebut.

.
[Tbc]
.

Regret +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang