"Sore, cantik."
Seperti biasa, Juyeon hanya memberikan lirikan datar hanya dalam kurun waktu beberapa detik. Kemudian, kembali melanjutkan aksi memunguti sampahnya tanpa memedulikan keberadaan Younghoon yang saat ini sedang tersenyum kepadanya.
Harap-harap Juyeon akan membuka pembicaraan sekedar untuk mempertanyakan alasan mengapa Younghoon terlihat bahagia saat ini. Namun, nihil. Juyeon terlihat mengambil jarak menjauh darinya sembari terus menunduk untuk memunguti sampah daun kering yang berjatuhan mengotori halaman penginapan.
"Thanks buat sabunnya." Younghoon membuka suara terlebih dahulu. Membuat atensi Juyeon teralihkan sebentar ke arahnya. "Sabun? Maksud lo sabun yang dipakai sama Hyunjae? Bukannya dia yang harusnya bilang makasih ke gue?"
Younghoon membisu. Bahkan ia tidak berniat untuk kembali menyusul Juyeon yang saat ini melangkah pergi menjauhinya sambil membawa plastik sampah dengan ekspresi yang masih sama datarnya.
"Perang dingin lagi," gumamnya sambil mendesah lelah. Ini memang salahnya dan Younghoon menyadari itu. Tapi, bisakah Juyeon sedikit bersikap lebih hangat kepadanya? Setidaknya untuk menghargai semua sikap manisnya selama mereka bersama.
.
[Regret]
.Sedari tadi kedua matanya tidak bisa lepas dari sosok Juyeon yang tengah berbaris diantara deretan siswa kelas dua dengan masih memakai piyama berwarna slate grey. Poni yang selama ini disimpul rapi ke atas untuk memperlihatkan dahinya, kini turun sepenuhnya ke bawah. Bibirnya kadang mencebik dan kadang juga dikulum kecil oleh empunya. Entah mengapa itu terlihat lucu dimatanya.
Keberadaan Younghoon sama sekali tidak terlihat oleh Hyunjae. Terakhir kali ia lihat Younghoon masih tertidur di kamar dan sepertinya lelaki itu belum terbangun.
Uji nyali sudah dimulai sejak satu jam yang lalu dan sudah hampir setengah dari tim yang ikut telah selesai melakukan tantangan di dalam sebuah gubuk tua yang terletak tidak terlalu jauh dari penginapan.
Tim yang terdiri dari Younghoon dan Juyeon masuk di urutan terakhir. Juyeon punya waktu untuk menunggu Younghoon yang entah dimana saat ini berada. Tidak perlu berbasa-basi, jujur Juyeon takut jika harus masuk ke gubuk itu sendirian. Bisa-bisa ia tidak akan keluar lagi karena telah kehilangan kesadaran disana.
Juyeon memutuskan untuk menghampiri Hyunjae selaku teman sekamar Younghoon yang kini berdiri disamping Sangyeon sambil memainkan ponsel. Cukup abai dengan situasi sekitar dan semua teriakan dari tim yang masuk ke dalam gubuk tersebut. Dari yang Juyeon tau, Hyunjae memang bukan tipe orang yang percaya dengan hal mistis. Salah zaman, katanya.
"Temen sekamar lo yang satu lagi mana?"
Hyunjae lantas menaruh ponselnya kembali ke dalam saku hoodie abu-abu yang dipakainya ketika mendengar suara bisikan Juyeon yang ternyata telah berdiri disampingnya.
"Pacar lo?" Tanya Hyunjae memastikan. Cukup terkesan meledek sebenarnya dibenak Juyeon ketika lelaki itu bertanya sembari tertawa singkat. "Di kamar. Tidur."
Helaan nafas berat keluar dari mulut yang lebih muda membuat Hyunjae berbalik menghadap Juyeon. "Kenapa? Takut masuk sendirian?"
Juyeon tidak perlu bersusah-payah untuk menjawab, toh Hyunjae bisa membacanya dari sorot matanya sekarang dan mungkin ia bisa tau dari bagaimana bergetarnya tubuh Juyeon saat ini.
"Gue—"
"Udah lama nunggu? Kita masuknya kapan, hm?" Tiba-tiba Younghoon datang dan langsung merangkul pundak Juyeon sehingga si manis hampir saja terjatuh seandainya Hyunjae tidak dengan sigap menahan bahu Juyeon.
"Hati-hati, bangsat!" umpat Hyunjae kepada Younghoon yang hanya bergidik acuh. Kemudian, lelaki itu langsung menarik tangan Juyeon untuk masuk ke dalam gubuk tanpa memedulikan teriakan protes Juyeon yang berusaha untuk melepaskan cengkraman tangannya. Meninggalkan sosok Hyunjae dalam keterdiaman.
.
[Tbc]
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret +Bbangju
Fanfiction"He's a fucking liar, right?" [Kim Younghoon - Lee Juyeon]