Keberadaan Juyeon yang sama sekali tidak ditemukan olehnya adalah salah satu kepanikan tersendiri yang melanda benaknya saat ini. Younghoon sudah menanyakan pertanyaan yang sama mengenai keberadaan Juyeon kepada siswa yang berlalu-lalang, namun rata-rata menjawab jika mereka sama sekali tidak melihatnya.
Jadwal kepulangan mereka tinggal beberapa menit lagi. Younghoon dibuat frustasi ketika tadi ia sempat melihat ke dalam bus khusus kelas Juyeon dan sama sekali tidak menemukan si manis.
Spam chat tidak terbaca dan semua panggilannya diabaikan oleh si pemilik ponsel. Younghoon sangat yakin jika tadi malam ia sama sekali tidak berbuat kesalahan seperti hari-hari sebelumnya. Bagaimana mungkin Juyeon memiliki alasan untuk menghindarinya?
Cukup lama ia mencari, Younghoon akhirnya menemukan sosok si manis yang tengah berbicara dengan Hyunjae dalam posisi membelakanginya. Lelaki bertubuh jangkung tersebut sempat menghentikan langkahnya ketika melihat Hyunjae sedang menyuapkan sebatang permen ke dalam mulut Juyeon sambil tersenyum. Lagi-lagi muncul pertanyaan dibenaknya, sejak kapan mereka seakrab itu?
Younghoon sontak menghampiri mereka. Tersenyum seperti tidak sedang melakukan kesalahan apa-apa. Lantas merangkul tubuh yang lebih muda.
"Lama gue cariin ternyata lo ada disini."
"Nggak ada yang nyuruh lo buat nyariin gue," jawab Juyeon dengan alisnya yang terangkat sarkastik. Mulut bersumpal permen tersebut merengut saat Younghoon nampak tidak lagi bicara setelah mendengar ucapannya tadi. "Gue di jemput Minho, mending lo naik ke bus sekarang."
"Minho?" ulang Younghoon, tidak yakin. "Serius Minho mau jemput lo ke sini?"
Juyeon mengangguk berulang kali, "Dia bilangnya gitu. Nggak tau alesannya kenapa. Jadi, gue disuruh nunggu disini."
"Terus," Younghoon beralih menatap sang sahabat yang sepertinya menikmati waktu untuk mencuri pandang kepada manisnya sekarang. "Hyunjae ngapain sama lo?"
Sontak Hyunjae menggulirkan bola matanya dengan gestur malas. Lagi-lagi ia menjadi objek kecemburuan Younghoon yang tidak beralasan. "Gue nggak sengaja ketemu dia."
Younghoon beralih memperhatikan Juyeon kembali. Atensinya teralihkan pada permen yang ada di dalam mulut Juyeon. Ingin sekali rasanya Younghoon merebut permen itu dan membuangnya. Ia tidak suka Juyeon menerima makanan pemberian dari Hyunjae. Lelaki itu tidak mungkin mau mendekati seseorang jika tidak ada maksud lain di dalamnya.
Kemudian, Hyunjae tiba-tiba menarik tas punggung Younghoon bersamanya, "Ayo, pergi. Bentar lagi bus berangkat," tukasnya dengan suara yang terlampau datar. Younghoon merasa berat hati sebenarnya untuk meninggalkan Juyeon sendirian sekarang, namun ia tetap mengikuti langkah Hyunjae.
"Kalau udah sampai rumah, kabarin gue!"
.
[Regret]
.Tidak tau mengapa, tapi saat ini Minho terlihat sedang marah akan sesuatu. Ekspresinya benar-benar dingin dan tidak seperti Minho yang suka memerasnya di waktu-waktu tertentu ketika mereka sedang bersama. Namun, saat ini pemuda itu lebih banyak diam.
Juyeon ingin bertanya tentang alasan mengapa Minho bersikukuh ingin menjemputnya hari ini. Padahal biasanya Minho tipikal orang yang tidak peduli jika Juyeon harus pulang berjalan kaki sekalipun. Keinginannya untuk menjemput Juyeon pulang menghadirkan sebuah kebingungan tersendiri dibenak sang Kakak.
"Juy."
Empunya nama kini beralih kembali menatap Minho yang sedang fokus menyetir mobilnya dengan arah pandangan lurus ke depan. Sekilas pemuda itu menoleh ke arahnya. Seakan ingin memperlihatkan betapa seriusnya ia saat ini lewat ekspresi wajah dinginnya.
"Gue minta supaya lo jauhin Younghoon," pintanya tiba-tiba. Salah satu sudut bibirnya terangkat ke atas. Membentuk seringai kecil pada wajah tampannya. "Kalau perlu putusin dia sekarang."
.
[Tbc]
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret +Bbangju
Fanfiction"He's a fucking liar, right?" [Kim Younghoon - Lee Juyeon]