"Nggak suka gue deketin, tiba-tiba langsung mohon buat satu kelompok bareng gue? Kalau bukan karena ngerasa bersalah, apalagi coba?"
Juyeon menghentikan laju kakinya di atas sebuah tali tambang yang dibawahnya terdapat genangan air yang sepertinya merupakan bekas dari kolam ikam. Mendengar sindiran Younghoon yang sekarang ikut berjalan disampingnya membuat kupingnya agak terasa panas. Terutama jelas sekali jika lelaki itu sedang menyindirnya tadi.
"Dih, aku—" Juyeon buru-buru menutup mulutnya rapat-rapat menggunakan satu tangan. Melihat raut wajah cengo yang sedang Younghoon perlihatkan membuat Juyeon merintih gusar dalam hati.
"Kenapa berhenti? Udah bagus manggilnya sopan pakai aku-kamu kayak tadi, lebih cocok sama muka bayi lo." Younghoon menyengir, kemudian sedikit mengambil wajah mendekat ke arah yang lebih muda sambil berbisik dengan suara beratnya, "Sounds sexy."
Pipi gembilnya sontak mengeluarkan rona merah sehingga menjalar sampai ke telinganya. Si manis hampir saja ingin memukul wajah tampan Younghoon yang terlihat sangat puas melihatnya kelimpungan seperti ini. Terbukti dengan bagaimana nyaringnya gelak tawa yang dikeluarkan olehnya.
"Tolong buat yang pacaran kasih gue jalur buat sampai duluan. Dibelakang masih ada antrian, jangan sampai gue masih ada disini pas tali dibawah udah mau putus."
Hyunjae memulai aksi protesnya seraya memasang rupa kesal bukan main saat kedua orang disebelahnya ini malah menghalangi dedikasinya untuk memenangkan perlombaan tidak berarti ini.
Perkataan Hyunjae ternyata menjadi sebuah doa tersendiri yang dengan secepat itu langsung dikabulkan begitu saja. Seakan menjadi sebuah sumpah serapah, mereka bertiga sontak terjatuh bersamaan ketika tali yang menjadi jalur kering untuk dilalui ternyata tidak kuat menahan beban tubuh mereka. Tanpa bisa dicegah, ketiganya langsung terjatuh di atas kolam yang tinggi air tidak sampai melewati mata kaki orang dewasa.
"Bau banget, anjir!" pekik Hyunjae yang jijik dengan keadaan pakaiannya yang sekarang penuh dengan lumpur.
Juyeon sendiri berusaha bangkit, tubuhnya tidak merasakan basah seperti pada tangan dan kakinya saat ini, meskipun bau menyengat nan tidak sedap bisa dengan jelas memasuki rongga hidungnya. Mata sipit yang hampir menyerupai mata anak kucing itu terbuka lebar ketika menyadari jika ia tengah duduk beralaskan perut Younghoon yang terjatuh dibawahnya sambil mengeluarkan ringisan pelan.
Setelah diingat-ingat, Juyeon tau tadi ada yang sempat menangkap pinggangnya di detik-detik saat itu terjatuh tadi. Ia hanya tidak menyangka Younghoon akan seperhatian ini hanya untuk menolongnya agar tidak jatuh langsung di atas lumpur meskipun harus mengorbankan dirinya sendiri.
"Tolol." Alih-alih terharu, Juyeon justru mengumpati kebodohan Younghoon. Lelaki itu tidak boleh dekat dengannya dengan bau menyengat seperti ini masih membekas pada badannya walaupun ia telah mandi sekalipun. Hidungnya sangat sensitif dan Juyeon sepertinya tidak perlu menegaskan jika ia benci mencium bebauan yang terlalu tajam.
.
[Regret]
."Younghoon!"
Niat awal ingin ke kamar mandi terurung sejenak. Younghoon lebih tertarik untuk mencari tau akan alasan mengapa Sangyeon masuk ke kamarnya dan Hyunjae sambil mengambil posisi bersandar pada daun pintu seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
Sang Ketua tiba-tiba melempar sesuatu ke arahnya dan beruntungnya bisa ditangkap dengan baik oleh Younghoon. "Sabun?" gumamnya kurang paham.
Sangyeon tersenyum, "Dari Juyeon." Kemudian, keluar begitu saja sambil menutup pintu tanpa harus menunggu reaksi apa yang Younghoon keluarkan.
Sementara itu, Younghoon hanya menggidikkan bahunya. Terlampau acuh, lelaki itu tanpa basa-basi melempar benda yang tadi diberikan oleh Sangyeon ke sembarang arah. Lantas, kembali melanjutkan niatnya untuk mandi seperti sebelumnya.
.
[Tbc]
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret +Bbangju
Fanfic"He's a fucking liar, right?" [Kim Younghoon - Lee Juyeon]