Cup
Mira tersentak kaget, ia langsung menoleh ke arah Chika dengan kedua matanya melebar. Tangannya terangkat, mengusap pipi kiri yang baru saja dicium oleh gadis itu. Sedangkan Chika terlihat santai dengan sesekali terkekeh pelan ketika melihat wajah cengo Mira.
"Apaan sih?" ucap Mira setelah beberapa menit terdiam. Dia bukan tidak suka, tapi dia malu karena mereka sedang berada di tempat umum dan terdapat banyak orang.
Mira mengedarkan pandangannya, mencari-cari apakah ada orang yang melihat kelakuan Chika tadi. Kemudian menghela napas lega, orang-orang itu tampak sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Padahal seneng 'kan?" tanya Chika sembari tersenyum menggoda, membuat Mira gelagapan. Beberapa kali mulutnya terbuka hendak menjawab, tapi kemudian tertutup kembali.
"Udah ah." Mira tidak menghiraukan pertanyaan Chika, ia lalu bangkit dan bersiap untuk pergi. "Kalo lo gak mau olahraga, ya udah. Gue mau lari sendiri," lanjutnya kemudian meninggalkan Chika dan berlari kecil mengelilingi lapangan.
***
Langit yang tadinya cerah, kini perlahan berganti menjadi gelap. Awan abu-abu mulai menutupi, ditambah dengan angin yang berhembus cukup kencang. Tanda-tanda kalau hujan akan segera datang.
Chika dan Mira masih berada di sana, di lapangan yang sudah mulai sepi. Entah mengapa Chika tidak ingin pulang ke rumahnya, ia masih ingin berada di sana lebih lama lagi. Padahal sedari tadi mereka hanya duduk dan tidak melakukan apapun.
"Pulang aja yuk, udah mau hujan, Chik," ajak Mira. Ia menadahkan tangan kanannya menghadap ke arah langit. Merasakan titik-titik air hujan yang mulai turun.
Chika menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Gak mau, aku masih mau di sini."
"Tapi ini mau hujan, Chika. Nanti kita kehujanan."
"Ya gapapa, aku pengen hujan-hujanan," ucap Chika kekeuh. Satu sifat Chika yang mulai Mira sadari, keras kepala.
"Nanti lo sakit kalo hujan-hujanan."
Lagi-lagi Chika menggeleng. "Enggak, Kak. Emang aku selemah itu apa?" ucapnya sinis.
Mira menghela napas panjang, tidak lagi melanjutkan obrolan mereka. Karena mau berdebat sampai mulutnya mengeluarkan busa pun, gadis itu pasti tidak akan mau menuruti ucapannya.
Perlahan titik-titik hujan tadi mulai berubah menjadi gumpalan-gumpalan air, dan dalam waktu yang singkat. Hujan turun dengan derasnya, membasahi apa saja yang bisa dia jangkau.
Chika langsung berdiri dan merentangkan kedua tangan. Merasakan rintik-rintik air hujan itu membasahi seluruh tubuhnya sembari menutup kedua mata. Hal yang sudah sangat lama sekali tidak dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled | Chika-Mira [END]
Fanfiction"Katanya kalau gak sengaja ketemu seseorang sampai tiga kali, berarti jodoh lho, Kak." CERITA INI HANYA KARANGAN DAN FIKSI SEMATA. JADI TOLONG JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA NYATA. [Warning : GxG]