Part 15

4.7K 505 100
                                    

Kalau biasanya Chika akan sangat antusias ketika berada di dalam toko buku, kali ini berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau biasanya Chika akan sangat antusias ketika berada di dalam toko buku, kali ini berbeda. Sedari tadi Chika hanya berjalan mondar-mandir tanpa tau arah di dalam toko buku yang sedang sepi ini. Padahal niat awalnya pergi ke toko buku untuk menghilangkan penat sekaligus melupakan masalahnya sejenak.

Helaan napas kasar keluar dari mulut Chika, tangannya secara asal mengambil sebuah novel yang berada di salah satu rak.

Ia tersentak, ketika menyadari tangannya sedang tidak memegang novel tadi, tetapi malah memegang tangan seseorang yang juga akan mengambil novel itu. Chika segera menarik kembali tangannya.

"Lho? Kak Vivi?"

"Eh, Chika? Sorry-sorry, gue gak tau kalo lo mau ngambil novel ini," ucap Vivi tidak enak.

Chika menggeleng pelan. "Enggak Kak, gue yang harusnya minta maaf. Nih Kak Vivi mau ambil, ambil aja."

Vivi mengangguk, kemudian mengambil novel itu. "Eh, Chik, tapi ini novelnya tinggal satu. Buat lo aja gapapa," ucap Vivi mengulurkan tangannya.

"Gak usah Kak, buat Kak Vivi aja."

"Gapapa Chika, buat lo aja."

Lagi-lagi Chika menggeleng dengan kedua tangannya terangkat sebatas dada, menolak novel yang Vivi berikan. "Gak usah Kak, beneran. Buat Kak Vivi aja."

Vivi menatap Chika beberapa detik, sebelum kemudian kembali menarik tangannya. "Oke."

Chika lalu menatap ke sekitar, mencari keberadaan orang lain selain dirinya dan Vivi. "Em, Kak Vivi sendirian?"

"Iya, kenapa?"

"Gapapa, abis ini mau kemana?"

Vivi berpikir sejenak, sebelum kemudian mengangkat kedua bahunya. "Gak tau, paling ke MCD."

Kedua mata Chika langsung terbuka lebar. "Gue boleh ikut gak Kak?" Daripada hanya mondar-mandir tidak tau arah, lebih baik dia mengikuti Vivi. Siapa tau suasana hatinya sedikit membaik.

"Boleh aja," jawab Vivi heran, padahal biasanya harus dia dulu yang mengajak Chika pergi. Sekarang malah gadis itu sendiri yang menawarkan diri.

***

Tok

Tok

Tok

"Mira?"

Suara ketukan menggema cukup keras, tapi tidak mampu untuk membangunkan Mira yang masih berada di alam mimpi. Sejak hari itu, jam tidurnya menjadi kacau, pukul tiga pagi biasanya dia baru akan terlelap.

Beberapa hari ini Mira terus-menerus memikirkan perasaannya terhadap Chika. Tapi sampai sekarang dia masih belum yakin dengan hatinya sendiri.

Untitled | Chika-Mira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang