Untitled | Chika-Mira [END]

Part 4

Sudah hampir satu jam lamanya Chika hanya mondar-mandir di dalam kamar, sesekali menatap layar ponselnya yang memperlihatkan room chat seseorang yang sedari tadi ia buka.

Chat

Gak

Chat

Gak

Kata-kata itu terus-menerus ia gumamkan, entah untuk siapa. Yang jelas ia sedang dalam fase kebimbangan yang amat sangat bimbang.

Lagi-lagi helaan napas panjangnya terdengar.

"Kalau abis ini hujan, gue chat dia."

Dan semesta sepertinya tengah mendukung Chika, eh atau malah semesta sedang tidak mendukung Chika? Karena tiba-tiba hujan turun, dan membuat Chika mau tidak mau harus mengirim chat pada seseorang itu.

Chika sebenarnya ingin mengirim chat, tapi dia malu, gengsi, takut ganggu. Pokoknya Chika lagi malu-malu mau.

"Kok ujan sih?" keluhnya kesal, padahal dalam lubuk hatinya yang terdalam dia bahagia.

"Kan gue jadi harus ngechat dia hehe." Kekehannya terdengar.

Dengan segera Chika melompat ke arah kasurnya dan meraih ponselnya yang tergeletak. Jari-jemarinya menari-nari diatas keyboard, mengetikkan kata-kata pembuka yang semoga saja dibalas oleh penerima pesan itu.

Hai

Hapusss

Assalamualaikum

"Eh, gue kan kristen."

Hapusss

Ka Miraaa

"Sksd banget dih."

Hapusss

Begitu seterusnya sampai sepuluh menit berlalu dan Chika belum juga mengirim chat.

"Gini aja dah."

Send!

/gatau deh/

Shalom

Satu menit

Dua menit

Lima menit

Lima belas menit kemudian, pesannya tidak kunjung juga dibalas. Jangankan dibalas, dibaca saja belum.

"Apa Kak Mira marah sama gue ya gara-gara botolnya gue ilangin?"

Botol hijau yang tempo hari lalu pernah Mira berikan pada Chika ternyata hilang entah kemana, Chika tidak ingat di mana ia menaruh botol itu. Ya iyalah ya gak ingat, kalau ingat gak bakal hilang.