Part 10

4.8K 515 33
                                    

Suara kendaraan mengisi keheningan yang terjadi, Chika beberapa kali menghela napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kendaraan mengisi keheningan yang terjadi, Chika beberapa kali menghela napas. Deg-degan dengan apa yang sekarang ia lakukan. Beberapa kali kedua tangannya mengusap-usap matanya, memastikan jika apa yang dia lihat adalah nyata, bukan mimpi.

Rasanya Chika ingin berteriak sekarang juga. Karena setelah sekian lama, ia akhirnya bisa merasakan bagaimana rasanya jalan berdua dengan orang yang dia sukai.

Chika akhirnya menyetujui ajakan Mira kemarin. Memang dia tidak bisa menolak, ini adalah kesempatan yang bisa saja tidak akan ia dapatkan lagi. Memang dasarnya Chika bucin, makanya mau semarah apapun juga mau-mau aja kalau Mira yang mengajak.

Motor Mira berhenti di parkiran mall yang biasanya mereka kunjungi. Hanya itu tempat yang terpikirkan oleh Mira.

Chika turun, kemudian membuka 'klik' helmnya. Tapi ia sedikit kesusahan, membuat Mira yang selesai terlebih dahulu langsung mengulurkan tangannya, membantu Chika agar segera terlepas dari balutan benda bulat itu.

Gadis itu terdiam, sudah beberapa hari ini ia tidak menatap wajah Mira dari jarak sedekat ini. Dan jantungnya memang tidak bisa diajak kompromi, dalam hati Chika hanya bisa berharap agar Mira tidak mendengar detakan itu.

"Udah," ucap Mira sembari menarik helm itu agar terlepas dari kepala Chika.

Chika masih terdiam, masih berusaha untuk menetralkan detak jantungnya yang masih berdetak kencang.

"Yuk."

Dan belum juga ia selesai menenangkan diri, sekarang malah rasanya jantung Chika ingin lepas dari tempatnya. Bagaimana tidak, tiba-tiba Mira menggandeng tangan Chika, membuat gadis itu langsung berkeringat dingin.

"Kita kemana dulu?" tanya Chika berusaha terlihat biasa saja.

"Toko buku, lo kan suka baca buku."

Kalau di sini ada kamera pengintai, rasanya Chika ingin melambaikan tangannya saja. Tidak kuat menghadapi Mira yang hari ini benar-benar bisa membuat hatinya tidak tenang.

Meskipun Chika heran kenapa Mira tiba-tiba berubah menjadi seperti sekarang, tapi masa bodo, yang penting dia bisa jalan berdua dengan gadis itu sambil bergandengan tangan. Tidak peduli apa yang akan terjadi nantinya.

"Gue yang traktir semuanya, lo beli apapun terserah lo."

"Beneran ya?" tanya Chika dengan kedua mata berbinar-binar.

Mira mengangguk yakin.

"Kalo gitu aku mau beli 5 novel boleh gak?" tanya Chika, membuat Mira meringis seketika.

"5 novel?"

"Iya, paling satu harganya 80 ribu."

Dalam otak Mira otomatis menghitung berapa jumlah yang harus ia bayar jika Chika membeli 5 novel. Mira meneguk ludahnya, ia harus membayar 400 ribu hanya untuk membeli novel. Belum lagi nanti makan dan lain-lain. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah caranya untuk membayarkan kesalahannya tempo hari lalu. 

Untitled | Chika-Mira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang