Chapter 13: Sakura

971 127 22
                                    

Hari ini adalah hari pertama dimana [Name] tidak melaksanakan misi. Ia benar benar bosan. Namun, pagi ini, suasana hatinya sedang tidak baik. Ia mengingat kejadian kemarin dimana ia dibentak oleh Muichirou. Gimana sih rasanya di bentak sama orang yang disuka? Pasti sakit. Itu yang [Name] rasakan hari ini.

"Sensei, aku sudah selesai masak loh... Habis ini latih aku lagi ya?" Seru Ruka dari depan kamar [Name]. 

[Name] keluar, dan melihat Ruka yang sedang berdiri di depan kamarnya. Ruka menarik tangan [Name] ke dapur. Terlihat masakan sudah ada di meja, membuat siapapun yang melihatnya ingin cepat cepat untuk makan. 

[Name] duduk di kursinya, dan mulai makan perlahan. Makanan mulai masuk ke perutnya. Namun, ia kembali mengingat kejadian kemarin. Tanpa sengaja [Name] mempercepat makannya. Ruka yang melihat itu geram dengan pilar kabut. Walapun pilar kabut itu lebih tinggi pangkatnya dari pada dia, Ruka membulatkan tekad untuk pergi ke rumah pilar kabut. 

Ruka Pov

"Sensei aku sudah selesai. Aku mau keluar dulu ya." Ujarku sambil beranjak.

"Mau kemana kau?" Tanya sensei kepadaku.

"Ah etto... Aku mau belanja." Aku beralasan kepada sensei agar di perbolehkan keluar. 

"Setahuku kita baru belanja kemarin." Jawab sensei. 

Sial sial kenapa dia ingat kalau kemarin kita baru belanja.

"Ah iya aku lupa, kalau begitu aku mau jalan jalan dulu. Dadah sensei!" Seruku kepada [Name] sensei, dan berlari keluar.

Aku berlari meninggalkan kediaman cahaya menuju kediaman kabut. Namun sepertinya hari ini aku sedang sial. Aku menabrak seseorang sampai kami terjtuh bersamaan. Aku menatap orang itu. Wanita berambut blonde se dada yang ia gerai, manik berwarna biru, seragam kisatsutai dengan rok se lutut, dan haori bergambar bunga sakura. 

"Ah go-gomennasai! Aku tidak sengaja. Aku benar benar minta maaf!" Seruku sambil menunduk. 

"Tidak apa apa. Aku baik baik saja kok." Jawabnya sambil tersenyum manis kearahku.

"Aku benar benar minta maaf. Apa kau mau aku traktir di kedai ramen? Atau kalau kau butuh sesuatu kau bisa meminta kepadaku." Ujarku.

"Kalau begitu...."

.

.

.

.

Aku mengantar wanita tersebut ke kediaman cahaya. Katanya sih dia temannya sensei. Aku mempersilahkannya masuk, dan duduk di ruang tengah. Aku memanggil sensei yang sepertinya masih ada di kamarnya.

"Sensei ada tamu!" Seruku.

Sensei langsung bangkit dan berjalan ke ruang tengah. Namun tiba tiba, wanita tadi langsung memeluk sensei erat.

"[Name]-chan! Huwaaa omedetouu. Kau hebat sekali bisa menjadi pilar. Padahal kau masih anak anak." Seru wanita tersebut dengan kencang.

Normal Pov

"Kau terlalu berisik Sakura." Balas [Name].

"Eh sepertinya kau ada masalah hidup ya [Name]? Ceritakan kepadaku." Seru Sakura.

Awalnya [Name] hanya diam mendengar permintaan Sakura. Namun, ia karena Sakura terus memaksa, akhirnya [Name] menceritakan semuanya.

"Jadi intinya orang yang kamu suka menjauhimu?" Tanya Sakura.

"Suka? Memangnya aku menyukainya?" Tanya [Name] kepada Sakura.

"Jelas jelas kau menyukainya. Apa jantungmu berdebar kencang saat melihatnya? Apa kau merasa mukamu hangat saat bersamanya? Itu namanya suka, [Name]." Ujar Sakura. 

This Smile Is Just For You (Muichiro x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang