Chapter 15: Confession?

1.1K 134 69
                                    

Setelah misi dan sarapan bersama Muichirou, [Name] pulang ke rumahnya untuk kembali melatih Ruka dan melakukan pekerjaan rumah lainnya.

"Untuk misi kali ini, terima kasih Tokitou-san." Ujar [Name] sambil menunduk. 

"Hm." Setelah menjawab itu, Muichirou pergi meninggalkan kediaman cahaya. Melihat Muichirou pergi, [Name] segera masuk ke dalam rumahnya.

[Name] pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang kotor setelah misi. Ia mengusap badannya menggunakan sabun. Setelah selesai, [Name] segera pergi menuju dapur untuk memasak sarapan Ruka. 

"Are? Ruka? Tak biasanya kamu masak sarapan sendiri." Ujar [Name] yang sudah berada di dapur.

"Kukira sensei belum pulang. Jadi aku masak sendiri." Jawab Ruka tanpa memalingkan wajahnya dari wajan(?).

Tiba tiba suara gedoran pintu terdengar diluar. [Name] berjalan menuju pintu depan dan membukannya. Terlihat seorang wanita menerobos masuk dan menggenggam bahu [Name] erat erat.

"[Name]-chan kau habis misi kan? Ceritakan padaku? Bagaimana cerita kau dan pilar kabut itu? Apa kalian berpelukan? Apa kalian berci-- Hmmphh!" Mulutnya [Name] sumpal dengan saputangan miliknya.

"Setidaknya salam dulu, Sakura. Jangan seenaknya masuk ke rumah orang. Kau tidak pernah diajarkan sopan santun kah?" Tanya [Name].

Sakura tidak menghiraukan [Name]. Ia pergi menuju dapur, dan duduk di kursi dapur. Tanpa malu, dia juga mengambil roti yang dimasak Ruka, dan memakannya.

"Temen gw napa kagak normal semua sih?" Batin seseorang yang telah lelah mengahadapi kejamnya dunia.g

[Name] menarik kerah belakang seragam Sakura, dan menyeret Sakura menuju halaman belakang rumahnya. 

"Jadi ada apa kesini?" Tanya [Name]. 

"Hei aku mau bertanya. Kau tadi misi dengan pilar itu kan? Bagaimana ceritanya? Apa kalian berpegangan tangan?" Tanya Sakura dengan mata berbinar. 

"Tidak sampai berpegangan tangan. Hanya saja dia membelikanku onigiri, dan menyelamatkanku dari serangan oni. Memangnya kenapa?" Tanya [Name].

"Uwahhh dia sudah mulai terbuka denganmu tuh. Nyatakan perasaanmu sana!" Ujar Sakura. 

"Tidak deh. Aku punya firasat buruk tentang hal itu." Jawab [Name].

"He, cobalah dulu [Name]. Masa kau tidak mau berusaha dulu sih? Siapa tau dia juga menyukaimu." Kata Sakura sambil memukul pundak [Name].

[Name] diam, dan menatap awan yang ada di langit. Ia menghela napas panjang dan menatap mata Sakura dalam. 

"Baiklah, akan aku coba besok." Ucap [Name] pada akhirnya.

"UWAHHH SEMANGAT!" Seru Sakura. 

[Name] hanya melihat temannya datar, dan mengangguk pelan. 

.

.

.

.

Malam ini bulan sudah berada tepat berada diatas kediaman cahaya, yang berarti sudah tengah malam. Namun, perempuan yang menyandang posisi pilar itu sama sekali tidak merasa mengantuk. Ia masih memikirkan apa yang harus ia katakan besok kepada pilar kabut. 

Ia berkali kali melirik kearah temannya yang sedang tidur di futon sebelahnya. Temannya sepertinya sudah bisa tidur dengan tenang dan tanpa beban. Suara dengkuran halus pun terdengar dari pengguna pernapasan daun itu. 

[Name] berkali kali mencoba memejamkan mata, namun tetap tidak bisa tidur. Akhirnya, ia bangkit dari duduknya dan duduk di halaman belakang. 

Angin malam kencang menyapu rambut [Name] yang sedang tergerai. Rambutnya bergerak gerak mengikuti arah angin. Bulan purnama juga terlihat terang diatas sana, tanpa tertutup awan sedikitpun. 

This Smile Is Just For You (Muichiro x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang