Chapter 5: Rumah wisteria

1.2K 173 31
                                    

Akhirnya, aku sudah dapat kamar. Aku segera masuk, dan mengganti baju dengan baju rumah. Setelah itu, aku langsung ke ruang makan. Langkahku berbunyi setiap aku berjalan. Dan sampai disana, terlihat bayangan orang sedang makan. Aku menggeser fusuma yang menutupi, dan terkejut.

"Kau!" Seruku.

Orang di depanku menoleh sebentar, dan kembali memakan makanannya. 

"Kau ternyata. Sedang apa disini?" Tanya orang itu. 

"Ya, istirahat habis misi lah. Kau juga kan?" Tanyaku kepadanya.

Ia mengangguk, dan melanjutkan makan. Aku duduk di depannya, dan mengambil makan. Makanan disini sangat lezat. Aku makan dengan lahap.

Akhirnya makananku habis juga. Aku segera membereskan nya, dan keluar dari ruang makan diiringi olehnya. 

"Kamarku disini. Sampai jumpa, Tokitou-san!" Ujarku sambil melambaikan tanganku. Aku membuka fusuma kamar, dan segera tidur.

Yang berhasil nebak dia Muichirou, kalian 10 milyar persen benar.

Aku terbangun di tengah malam, karena ingin buang air. Aku membuka fusuma, dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. 

Lega juga akhirnya, setelah buang air. Samar samar aku mendengar suara orang sedang mengeluh pelan. Aku mengintip dari dekat kamar mandi. Ternyata, dia Tokitou yang sedang duduk duduk di depan kamarnya. Aku menghampirinnya secara perlahan, dan duduk di sebelahnya. Dia menoleh kearahku sebentar. Aku melempar senyum. 

"Kau ternyata. Sedang apa disini?" Tanyanya.

"Aku habis ke toilet. Dan ternyata melihatmu disini. Ya sudah aku ikut duduk di sebelahmu saja. Ngomong ngomong, kenapa kau disini?" Tanyaku balik.

"Aku tak bisa tidur. "

Aku hanya mengangguk pelan, dan menatap langit yang sedang di tatap Tokitou. Awan gelap dan kesunyian malam menemani kami berdua. Tiba tiba pundakku berat. Aku menoleh pelan, dan melihat Tokitou sedang tertidur di bahuku. Mukaku merah padam, dan berusaha tidak menatapnya. 

Dan, tak kusadari, ternyata aku malah ikut tertidur, dan aku bersender kepada kepalanya. 

"Ah... Dasar anak muda." Ujar nenek pemilik rumah, dan menyelimuti kami berdua. 

Matahari sudah terbit di ufuk timur. Aku terbangun, karena mendengar sayup sayup suara seseorang. Aku menggosok mataku pelan, dan terlihat Tokitou sedang menggoyang goyangkan badanku. 

"Akhirnya bangun juga kau. Kenapa kau tidur disini? Kau itu lumayan berat tau." Omelnya dengan muka datar.

"Siapa juga yang buat aku tidur disini? Kau tidur di bahuku duluan. Dan aku tak mau membangunkanmu, akhirnya aku terpaksa tidur disini juga." Jawabku. 

"Lalu selimut ini? Siapa yang menaruhnya. Pasti kau. Karena tak mungkin aku." Balasnya.

"Mana saya tau, saya kan ikan." //plakk

"Lah mana tau. Aku juga gak tau siapa yang naruh disini." Omelku balik. 

Dia hanya membuang muka, dan beranjak dari sana. Kulihat ia menuju ke kamar mandi. Aku pun melipat selimut yang aku pakai, dan menaruhnya di kamar. 

.

.

.

.

"Segarnya." Aku menaruh handuk di leherku, dan segera pergi ke ruang makan. Aku  sudah memakai seragam kisatsutai, dan juga haori. 

Matahari sudah berada di atas kepala. Berarti, sekarang sudah tengah hari. Aku mengambil nichirin, dan berpamitan kepada nenek pemilik rumah wisteria. Aku berjalan diiringi oleh Tokitou. 

"Kwakkk... Kwakkk... [Name] pergi ke hutan. Dikabarkan disana terlihat oni kwakkk... Segera kesana kwakkk..." Seru Hao sambil berputar putar diatas kepalaku. 

Aku mengusirnya, dan segera berbalik badan menghadap Tokitou. Aku tersenyum kepadanya, dan mengucapkan selamat tinggal.

"Matane, Tokitou-san." Aku segera berlari menuju tempat misi yang dikatakan Hao. 

Sudah 2 bulan aku menjadi seorang kisatsutai, dan sudah beberapa minggu aku tidak melihat Tokitou serta Sakura. Mereka sepertinya juga sibuk menjalankan misi sama sepertiku. Dan sekarang, aku hanya sedang bersantai di sebuah kedai bersama teman baruku, Murata. 

Murata lebih tua dariku. Namun, dia memintaku untuk memanggilnya tanpa embel embel '-san' atau '-kun'. Yah, aku sih mengiyakan saja permintaan nya. 

"Matane, [Name]." Serunya sambil melambaikan tangan. 

Aku mengangguk, dan berjalan jalan di sekitar sungai. Dia dapat misi ke gunung Natagumo. Ah, aku sangat bosan. Kuharap aku dapat misi juga. 

Matahari hampir terbenam. Aku menikmati cahaya nya yang perlahan menghilang. Warna yang indah sekali. Dan pada akhirnya, matahari benar benar tenggelam. Selama setengah jam, aku duduk duduk di pinggir sungai.

Tiba tiba, muncul gangguan dari gagak sialan itu. Dia berteriak teriak dan mematuk matuk kepalaku. 

"Kwakkk... Kwakkk... Ada misi di gunung Natagumo. Bantu para kisatsutai yang kesusahan melawan oni." Seru gagak itu. 

Aku langsung mengikuti gagak itu, sambil berlari. Tak butuh waktu lama, aku sampai di kaki gunung Natagumo. Mataku langsung dapat melihat darah, dan juga para manusia yang sudah mati. Segera saja aku berlari masuk hutan. 

Hal pertama yang kulihat adalah, seseorang bertopeng babi sedang di cekik oleh oni berbadan besar. 

"Hikari no kokyu: Kyu no kata: Sanshainkattaa!" Tangan oni tersebut langsung putus setelah menerima seranganku. Dan tanpa perlu waktu lama, aku kembali menggunakan teknik pernapasan ku.

"Hikari no kokyu: Ichi no kata: Kaimen Hikari!" Dan berhasil. Oni tersebut langsung mati. 

Aku berbalik menatap anak yang terluka. Namun, ia malah mengajakku untuk bertarung dengannya. 

"Siapa namamu?" Tanyanya.

"Watashi no namaewa Hyoutari [Name] desu. Namamu?" Tanyaku balik.

"Namaku Hashibira Inosuke. Kisatsutai terkuat. Bertarunglah dengaku Gentari!" Serunya.

"Ge... Gentari? Hyoutari bodoh!" Seruku. 

Kami melakukan perdebatan panjang, tanpa disadari seseorang tengah memperhatikanku.

"Ha? Aku sudah bilang tak mau bertarung denganmu, karena sesama kisatsutai tak boleh bertarung!" Seruku sambil menjitaknya.

"Bilang saja kau ta-" Ucapannya terpotong. Tiba tiba, dia sudah diikat ke pohon. Aku mengerjap ngerjapan mataku. Dan ternyata, pelakunya adalah seseorang kisatsutai dengan haori merah serta hijau dan kuning. 

"Kalian terlalu berisik." Ujarnya, dan meninggalkan kami berdua. 

Inosuke mengomeli orang yang mengikatnya, sedangkan orang itu hanya menunjukkan wajah seperti 'eh' begitu. 

Aku hanya menahan tawa, dan meninggalkan Inosuke sendirian. Aku mengikuti orang di depanku berjalan.   

                                                         ______.______

Yahhh makin gaje dah ceritanya

Mui: Gue kok gak nongol?

Lah yang pertama itu apa bambank?!

Mui: Yaelah dikit banget itu mah. Udah kayak perbedaan Jupiter ma bumi. 

[Name]: Tau nih... Aka gimana sih.

Ah ya maapin Aka. Next chapter, mungkin Muichiro nongol. Kalo bisa diusahain nongol dah. 

Maafkan Aka manteman. Btw jangan lupa vomment nya ya semua, biar Aka semangat terus. Kalo mau kasih kritik atau saran juga boleh.... 

Sampai jumpa next chapter.

This Smile Is Just For You (Muichiro x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang