"Uhukk uhukk.." Karin memuntahkan sedikit darah dari dalam mulutnya.
Dia melihat dirinya sendiri didepan cermin, meringis kesakitan begitu menyentuh pipinya yang lebam.
Perlahan ia berusaha menenangkan dirinya, menetralkan hembusan nafasnya dan membersihkan darah disudut bibirnya dengan air kran.
"Kapan? Kapan ini bakal berakhir?" Gumamnya.
Luka diwajahnya terlalu parah, bahkan untuk menangis saja tidak bisa. Jika air mata terkena pipinya yang sobek dan lebam maka rasa sakit pasti akan menghampirinya berkali-kali lipat.
Tak lama terdengar suara seseorang dari luar.
"Iya bentar" Karin buru-buru merapikan dirinya, menutup luka menggunakan rambutnya.
"Veny?" Veny langsung menyibak rambut Karin ke belakang hingga seluruh lebam di pipinya terlihat.
"Udah gue duga. Tadi gue ketemu mereka gak jauh dari sini" ucap Veny tertuju pada Jenessa dan kedua temannya.
Veny menghela nafasnya kasar dan langsung masuk ke dalam rumah Karin.
"Udah diobatin? Kayaknya belum, sini gue obatin" Veny kini sibuk mencari obat.
Karin berjalan perlahan ke sofa dan duduk di samping Veny. Selesai mengobati, Veny segera menanyai Karin untuk satu hal.
"Lo suka ya sama Ares?" Karin bingung malah mendapat pertanyaan seperti ini.
"Ke..kenapa?"
Lagi Veny menghela nafasnya "huh..maaf Karin, tapi gue saranin lo jauhin dia aja kalau gak mau diganggu sama mereka"
Karin menunduk "gue..udah pernah bilang, tapi Ares.."
Veny mendekat dan mengelus punggung temannya itu.
"Biar gue halangi dia dekat sama lo" ujar Veny dengan senyumnya.
Karin menatap Veny tanpa berkata apa-apa.
Veny segera berlari dan menahan tangan Ares.
"Gak usah nyamperin dia"
Ares mengernyit.
"Kenapa? Gue harus ngomong sesuatu sama dia"
Veny tak menjawab, dia menarik Ares menuju taman sekolah yang sepi.
"Lo gak mau kan Karin dibully terus? Please jauhin dia atau gue terpaksa buat lo menjauh darinya dengan cara gue sendiri"
Ares menatap Veny kemudian terkekeh "gue tahu, ternyata benar ya rumor itu? Lo suka sama gue? Iri sama Karin dan akhirnya pura-pura bantuin dia?"
"Biar bisa dekat sama gue lewat dia?" Lanjut Ares.
Veny melepas genggamannya pada Ares dan menatap ke arah lain.
"Gue udah peringatin hal itu, terserah lo mau denger atau nggak, yang pasti itu semua ada resikonya" setelah berkata seperti itu Veny pergi dengan buru-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie {Hiatus}
Mystery / ThrillerKarin selalu dibully oleh Jenessa dan teman-temannya, karena Karin dekat dengan Ares most wanted di sekolah. Beruntung Karin mempunyai sahabat yang selalu ada di sampingnya, Venysilla. Deskripsi yang pendek, namun memiliki banyak makna di dalamnya. ...