Melewati jalan yang gelap gulita, gang yang sempit dimalam hari itu cukup membuat Karin merinding.
Apalagi sekarang dia merasa seperti sedang diikuti. Perlahan ia mempercepat langkahnya.
Begitu menoleh ke belakang.
"Baa!!" Ares mengejutkannya kemudian tertawa.
Karin ikut tertawa sampai Ares memeluknya secara tiba-tiba.
"Jangan lewat sini lagi oke? Gak baik cewek malam-malam jalan sendirian" ujar Ares mengacak rambut Karin gemas.
Karin mengangguk dan memeluk Ares lebih erat "Ares, gue rasa ada yang gak senang sama hubungan kita"
"Gue gak peduli, hubungan ini cuma antara kita berdua, gak ada yang boleh ikut campur" mendengarnya Karin cukup lega.
"Ayo gue antar pulang" keduanya pun berjalan beriringan sambil berpegangan tangan.
"Tumben lo gak deketin Ares lagi? Udah nyadar diri? Hm?" Jenessa terus memainkan rambut Karin kemudian ditariknya dengan kuat hingga rontok beberapa helai.
"Ups, sorry" Claire dan Mexy menertawakan Karin.
Karin tidak berani melawan seperti biasa, ia malas mencari masalah dengan orang seperti mereka.
"Sakit? Uuu kasian..sini sini gue elus, kurang belaian kan lo?"
Jenessa menekan nekan kepala Karin dan mendorongnya hingga termundur beberapa langkah.
"Sini lo!" Karin menurut, berjalan maju sesuai perintah Jenessa.
Plakk!
Plakk!
Plakk!
"Tiga tamparan ini peringatan, awas aja lo berani deketin Ares diam-diam"
Terakhir, Jenessa membiarkan Claire dan Mexy menendang tulang kering Karin.
Membuat yang ditendang tersungkur jatuh ke lantai, mereka terus menendangnya. Tak tanggung-tanggung mereka menendang kepalanya juga.
Sedangkan Jenessa asik memvideokan momen menyenangkan itu.
"Argh!" Mexy memegang tulang tengkorak belakangnya yang terasa sakit.
"Siapa?!" Teriaknya.
Ketiganya menghentikan aksi membully, terus mencari pelaku pelempar batu terhadap Mexy.
"Gue udah rekam kelakuan kalian, dan gue bisa kapan aja nyerahin ini ke guru."
Karin bernafas lega, Veny pasti datang untuk membantunya.
"Awas lo!" Merasa terancam, Jenessa pergi bersama kedua temannya.
"Augh" ringis Veny dipeluk tiba-tiba oleh Karin dari belakang.
"Makasih" serunya.
Veny berbalik dan membalas pelukan sahabatnya.
"Jangan mau lakuin apa yang mereka suruh Kar, coba lawan mereka. Maka mereka bakalan takut sama lo" ucap Veny.
"Iya, gue bakal coba, makasih Veny" Karin memejamkan matanya, berusaha melupakan rasa sakit disekujur tubuhnya.
Brukk
Karin pingsan, tepat saat itu Ares lewat dan hendak menggendong Karin menuju uks.
"Minggir!" Veny mendorong Ares dengan kuat.
Dengan susah payah Veny memapah Karin dipunggung nya.
"Lo gak usah deketin dia lagi. Jenessa berulah karena lo deket sama Karin"
Belum sempat menjawab, Veny sudah berjalan cepat meninggalkan Ares sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie {Hiatus}
Misteri / ThrillerKarin selalu dibully oleh Jenessa dan teman-temannya, karena Karin dekat dengan Ares most wanted di sekolah. Beruntung Karin mempunyai sahabat yang selalu ada di sampingnya, Venysilla. Deskripsi yang pendek, namun memiliki banyak makna di dalamnya. ...