Camaraderie {Hiatus}

7.Hilang

3 hari sejak kejadian, Jenessa tidak menampakkan diri lagi disekolah.

Entahlah, tidak ada kabar darinya sama sekali. Bahkan kedua teman dekatnya pun tidak tahu dia ada dimana.

Tapi satu hal yang membuat Karin lega, setidaknya mereka tidak akan mengganggunya lagi karena ketua mereka tidak ada.

Ya, semoga saja.

Claire dan Mexy menatap Karin dari balik pintu kelas.

Mereka seperti sedang merencanakan sesuatu.

Kemudian mereka masuk dan mendorong meja Karin dengan kuat.
Hingga mengenainya.

"A..ada apa?" Dapat dilihat Karin bergetar hebat.

Claire tampak emosi, dia benci melihat sifat sok sucinya itu.

"Kemana Jenessa?!" Mexy bersuara.

Kelas masih sepi dan tidak ada yang berani melawan gengnya Jenessa.
Jadi terpaksa mereka hanya bisa berpura-pura tidak melihatnya.

Karin menggeleng cepat.

"A..aku mana tau dia dimana, la..lagian kan dia memang suka bolos"

"Aaa!"

Karin memegang rambutnya yang ditarik oleh Mexy. Beberapa helai rambut berhasil lepas dari kepala Karin.

"Apa? Sakit? Hm? Nangis!" Bentak Claire.

Karin memang payah, dia tak dapat membendung air matanya lagi.

"Pergi" mendengar ucapan Ares yang tiba-tiba datang kedua teman Jenessa itu menciut.

"I..iya res" Claire buru-buru menyenggol bahu Mexy dan pergi keluar kelas.

Ares menatap sinis kedua orang tadi.

Dan menghampiri kekasihnya.

"Dimana yang sakit?" Karin menunjuk kepalanya.

Ares menghembuskan nafasnya lembut, dia tidak tega melihat Karin terus diganggu.

Ares mengelus kepala Karin, membawanya ke pelukannya.

"Tumben sendiri, teman lo Veny kemana? Udah 3 hari dia gak masuk gue liat"

Karin semakin mempererat pelukannya.

"Gak tau"

"Uhukk...uhukkk...hiks tolong"

Seorang remaja perempuan tengah terikat dan digantung dengan sebuah tali.

Kedua tangannya memerah karena tali yang diikat sangat erat. Membuatnya sangat tidak mungkin untuk melarikan diri.

Sementara dibawahnya, air semakin naik dan siap menenggelamkannya.