Karin menatap dirinya di cermin, tanpa ekspresi sedikit pun.
Atau, lebih tepatnya sedang melihat kondisi bajunya.
Yang habis disiram dengan darah binatang.
Ingatan kejadian itu kembali terngiang-ngiang di kepalanya.
Tes..
Air mata jatuh pada pipi mulusnya.
"Sialan!"
Jenessa dan kedua temannya tidak berhenti memukul Karin. Setelah kejadian yang menimpa Jenessa, tentu saja dia tidak terima dan melampiaskan pada Karin.
"Mana yang gue suruh kalian bawa?!"
Claire dan Mexy buru-buru mengambil ember berukuran sedang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Byuurr!
Bau amis kini tercium sangat menyengat.
Karin mengepalkan kedua tangannya kuat. Namun entah kenapa ia tak melawan. Ia hanya malas mencari masalah baru.
"Euww bau banget" sindir Mexy sambil berlagak menjauhi Karin.
Claire tertawa licik "amis, mana mungkin tuh bau bisa cepet ilang."
Jenessa malah maju selangkah dan menatap Karin remeh "lo tau? Darah ini adalah darah anjing jalanan yang gue bunuh. Khusus buat lo. Hm sebenarnya gue minta bantu orang lain sih.. haha"
"Dan gue yakin bau ini bakal selamanya ada ditubuh lo! Cocok kok, darah anjing dikasih untuk temannya. Ups!"
Karin memejamkan matanya erat-erat.
Ketiga orang itu terus menertawakannya, setelah mereka puas, barulah mereka pergi dengan santai. Membiarkan nasib Karin di gang yang sepi.
Baiklah, Karin menyesal sekarang tidak membiarkan Ares mengantarnya pulang tadi. Masalahnya kekasihnya itu juga sibuk ekskul.
Dan kini, sudah 1 jam Karin mandi berusaha menyingkirkan bau darah ditubuh dan bajunya.
Dia menangis, begitu frustasi.
Kenapa ini semua harus terjadi padanya?
Ia lelah.
Ingin menyerah.
Namun, ia tahu ia tak boleh menyerah.
Ia yakin.
Suatu saat nanti,
Keadilan akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie {Hiatus}
Misterio / SuspensoKarin selalu dibully oleh Jenessa dan teman-temannya, karena Karin dekat dengan Ares most wanted di sekolah. Beruntung Karin mempunyai sahabat yang selalu ada di sampingnya, Venysilla. Deskripsi yang pendek, namun memiliki banyak makna di dalamnya. ...