2.Penolakan✨

513 22 0
                                    

Selamat Membaca
✨✨✨✨

Saat ini adalah malam aku berada di kostku, aku melihat atap langit yang entah mengapa aku merasa kesepian ayah sama bunda telah tiada aku sekarang sendirian gak ada orang yang mau berteman denganku disekolah.

Bahkan kisah cintaku juga bertepuk sebelah tangan, kadang aku protes dengan Allah mengapa hidupku seperti ini tapi kata bunda syukuri apa yang ada dan jangan pernah protes kepada Allah itu adalah jalan yang terbaik dalam menyelesaikan masalah.

Ketika aku mengingat kenangan bunda, kemudian aku mengambil album keluarga aku mulai membukanya dan tersenyum kecil melihat kenangan yang masih kusimpan. Aku tidak tahu harus bilang apa pada bunda.

Dimalam hari yang sunyi walaupun ada banyak tetangga kost tapi kuyakin mereka semua sudah tidur. Melihat album keluarga membuatku menangis mengapa aku tidak ikut mereka saja. Tapi aku tidak ingin pengorbanan bunda sia-sia. Aku terus melanjutkan hidupku dan mengingat pesan Bunda.

Flashback
“Bun, Bun liat aku gambar cita-citaku jadi pengusaha sukses aku mau banggain Bunda. Agar aku Bunda dan ayah bisa meninggalkan rumah sempit ini dan pergi ke istana aku akan membelinya untuk Bunda.” Anak kecil berusia dua belas tahun sedang ingin menghibur Bunda yang menangis seraya menunjukkan gambar akan cita-citanya, karena baru saja keguguran divonis tidak bisa hamil lagi itu cukup membuat sang Bunda Bella tersenyum dengan tingkah polos sang anak.

Melihat bunda yang diam saja sang anak berusaha menghibur bunda lagi,”Bunda jangan sedih Dinda pasti akan bahagiain Bunda, kan kata Bunda adek sudah bahagia diatas sana jadi jangan nangis lagi bunda aku sedih melihat bunda nangis kayak gini.” Adu sang anak dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Sambil mengusap pipinya yang mulai basah sang bunda berusaha tersenyum,”Bunda gak nangis ini kelilipan nih bunda senyum kan.”

Sang anak yang tadi matanya mulai berkaca-kaca sekarang tersenyum melihat sang Bundanya tersenyum,”Nah gitu dong baru Bundanya Dinda” dan mereka berdua tertawa bersama.

“Dinda sayang kalau nanti Dinda sudah besar Bunda gak ingin apa-apa cuman liat Dinda sukses bunda udah seneng.”

“Baik bunda pasti Dinda yang cantik ini akan selalu sukses kan tiap malam Bunda doain Dinda.”

“Bunda gak mau minta apa-apa tapi kalo nanti Dinda udah punya rumah kayak istana Bunda harus jadi Ratunya aku jadi Princessnya ya?”

“Oke princessku.”

“Sayang bunda mau minta satu permintaan boleh.” Dinda mengangguk antusias.

“Dinda kalau Bunda udah gak ada nanti Dinda harus mandiri ya, gak boleh nakal, harus rajin belajar, selalu berdoa dan sholat tepat waktu Bunda banyak minta nya ya pokoknya inget kata-kata bunda ya.”

Sang anak menggeleng,” Bunda gak boleh ngomong kayak gitu aku gak mau ditinggal bunda… bunda sama ayah sudah janji kan akan nemenin aku sampe dewasa. Bunda gak boleh ingkar janji sama Dinda… hiks… hiks”

Dinda menangis lalu menghambur ke pelukan hangat sang Bunda.

Flashback off

Entah siapa yang disangka setelah Bunda mengucapkan itu Bunda sama ayah kecelakaan, dan sekarang aku tinggal sendirian tanpa diperintah satu tetes air mata mulai membasahi pipiku dan anak air mata lain mulai mengucur deras, mengingat rasa sakit ditinggal kedua orang tuaku membuatku sedih tapi aku gak boleh nyerah aku harus bisa sukses biar bisa mewujudkan mimpi Bunda pikirku.

Setelah itu aku mulai memeluk foto keluarga dan tidur memeluknya.

Setelah itu hanya buram dan gelap, aku mulai memasuki dunia mimpiku berharap akan ada pangeran.

✨✨✨

Aku melangkah kakiku sambil tersenyum menyusuri sekolah aku memang datang awal agar aku bisa mengantarkan makananku yang terakhir kalinya. Kurasa aku harus membunuh perasaan ini dan mulai kehidupan seperti aku tidak akan mengenal lelaki itu.

Tekadku sudah bulat setelah ini aku akan lebih berhati-hati dan tidak memakai perasaan agar tidak terlalu kegeeran. Saat aku sampai dikelas XI TKJ 2 aku mulai menaruh makanan dilaci tempat biasa aku menaruh makanan itu.

Aku sebenarnya membawa dua bekal makanan tapi aku selalu menyisihkan uangku agar bisa memasak makanan yang enak untuk doiku hehe tapi sekarang kurasa aku harus menghilangkan perasaan ku sebelum terlalu jauh.

Tak lupa aku taruh stingky note diatas bekal tempat terakhir aku mengirimnya untuk Dio.

“aku harap kau memakan makanan ini aku janji ini untuk terakhir kalinya”

  Dari penggemar rahasiamu.

Aku meletakkannya diantara puluhan coklat dan surat yang menggunung dilacinya itu. Aku memang selalu tahu selama ini aku melihatnya secara diam-diam makanan yang selalu aku bawa selalu diberi keteman-temannya bukanya aku pelit tapi aku hanya merasa sedih jika dia selalu menolak pemberianku, walau tidak seberapa menurutnya karena aku mendapatkannya juga penuh perjuangan.

Aku segera pergi sebelum kepergok siswi lainnya bisa gawat kalau ketahuan mukaku mau ditaruh dimana. Aku segera ke kekelasku kelas XI OTKP 2 tempatku menuntut illmu sekarang. Dengan langkah riang aku segera masuk dan membaca buku pelajaran, kata Bunda belajar di pagi hari akan lebih diingat otak.

Tak lama bel berbunyi dan seperti biasa aku diam mendengarkan, juga mencatat hal-hal yang menurutku penting. Pelajaran demi pelajaran lumayan mampu kuserap dengan baik. Dan saat nya yang ditunggu bagi surganya semua siswa yaitu istirahat.

Aku mengeluarkan kotak makananku dan minuman tak menghiraukan banyak orang yang sibuk mengajak temannya ke kantin, setelah sedikit sepi aku mulai makan dan membaca buku yang tadi kucatat.

“Gue boleh gabung lagi gak?”
Aku hanya mengiyakan daripada bingung-bingung,

” Eh gimana dengan pertanyaan gue kemarin lo mau kan jadi temen gue?” pintanya.

Aku menatapnya datar dan,”Lo dapet tantangan dari siapa?” singkat dan dingin.

“Gue gak dapet dari siapa-siapa, gue emang tulus mau temenan sama lo. Gimana?”

“Gak” seketika mata Abel yang tadi berbinar cerah sekarang entah kenapa menjadi lesu.

“Yaudah mungkin lain kali gue mau buktiin kalau gue mau temenan sama lo.” Putusnya antusias, aku mengabaikannya dan melanjutkan makanku sambil membaca. Toh biarkan dia melakukan apa yang dia mau itu kan hak dia kenapa kau yang repot.

✨✨✨✨

Tanggal publikasi : Kamis, 8 April 2021

DINDA DAN KISAHNYA {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang