🍁
- permintaan -
.
._______
"Christ, enggak main basket dulu?" Senyum juga gelengan kepala Christyan menjadi jawaban atas pertanyaan gadis cadel ini. Christyan menggendong ranselnya, menatap Jessi dengan senyumnya yang manis.
Jessi berkerut, tak biasanya Christyan seperti ini, "Kenapa deh? Tumben senyum-senyum enggak jelas, abis dapet sepatu baru kah?" Tebak Jessi yang langsung dibantah dengan celengan tegas Christyan.
"Ini lebih dari sepatu tau."
"Trus?"
"Hari ini Papih pulang dari Singapore, terus nanti malam mau dinner deh. Seneng, udah lama enggak kumpul bareng kan?" Jessi ikut tersenyum melihat raut bahagia Christyan. Sebenarnya jarang sekali ia melihat sahabat kecilnya ini begitu bahagia seperti ini.
Perihal keluarga akan jadi paling bahagia bagi Christyan, wajar saja orangtuanya menjadi salah satu orang tersibuk. Waktu Christyan selalu habis dengan Chika-kakaknya. Christyan merangkul bahu Jessi, "ayo pulang, enggak papa kan Jes kalau sekarang enggak main basket?" Jessi tentu mengangguk, ia tak mungkin mempersulit kebahagiaan kecil seorang Angelo Christyan.
"Enggak papa dong, besok kan bisa sekalian latihan buat pertandingan festival olahraga kan?"
"Iya, ayo Jessi Christyan antar pulang." Lagi-lagi Jessi hanya mengangguk mengiyakan, membiarkan Christyan merangkulnya. Mereka berjalan melewati tangga, sesekali Christyan tertawa, hal yang cukup jarang dilihatkan.
Bagi banyakan siswa/i melihat penampakan Christyan juga Jessi seperti ini sudah bukan hal yang biasa. Dimanapun ada Christyan pasti disitu ada Jessi.
Kalau boleh jujur Jessi juga bahagia dengan tingkah Christyan yang seperti sekarang. Jessi tentu selalu berharap lelaki disampingnya ini selalu seperti sekarang. Christyan yang menebar senyumnya dengan cuma-cuma hanya terjadi beberapa kali dalam setahun, langka. Jadi wajar saja Jessi juga bahagia atas Christyan.
"Aku pengen ajak mereka nonton pertandingan bulan depan."
"Semoga mereka luang yah Christ." Christyan mengangguk, dalam hati dirinya pun mengiyakannya, karena sebenarnya dia pun ragu akan permintaannya ini akan di iyakan atau seperti dugaannya, tidak.
"Jessi."
"Hem?"
"Jessi kaya gini terus yah sampai Christyan nutup mata terus." Ucap Christyan yang langsung membuat Jessi menghentikan langkahnya, jantungnya mendadak berdegup kencang seperti menangkap sesuatu yang Christyan ucapkan.
"Christ, apaan sih."
"Loh kenapa? Kan kita bestfriend. Kayaknya wajar deh minta itu, ya kan?" Ungkap Christyan dengan penuh kebahagiaan dari raut wajahnya, berbeda dengan Jessi yang entahlah sudah ke mana-mana pikirannya mengenai ini.
Jessi menghela nafasnya, menggeleng pelan untuk membuanh segala pikiran buruknya, "Iya Christ." Christyan kembali tersenyum dan kembali melanjutkan langkahnya, 'kamu kenapa Christ?'
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAUT [SELESAI]
FanfictionBertaut, jiwa manusia dan egoisnya menyatu, belajar memahami dan juga menerima. Bahwa ; masa lalu adalah perihal damai untuk masa depan.