Plakk!
"Makannya, jadi orang jangan ngeselin. Akhirnya, kena pukul telapak tangan aku yang super mulus ini kan?" ujar Prilly sambil menggesekkan telapak tangan yang tadi habis menepak pipi Ali cukup keras.
Sedangkan Ali mengembang kempis hidungnya lalu menggaruk pipinya sendiri. Anehnya, bukan sakit atau apa, Ali malah merasa gatal atas tamparan tak senonoh yang dilakukan istrinya.
Ia berjalan dari ruang santai menuju gazeboo, lalu duduk disana. Di belakangnya Prillypun berjalan mengikuti. Dalam pertahanan yang kesal, Ali mencibir sendiri.
"Luka aku masih belum kering, udah main tepak-tepakkan!" sarkas Ali.
Prilly menaikkan sebelah bibirnya sambil bingung. Mau buat ulah apalagi suaminya ini. Tadi saja alasan ia menganiyaya tak sengaja kepada Ali karena pria itu telah mengganggu dia sedang nonton drama. Bagaimana tidak kesal coba, bayangkan, rambut Prilly diacak-acak oleh Ali tiba-tiba. Setelah itu, tangannya tidak bisa diam meraba wajah Prilly yang sedang serius menikmati tontonan.
Prilly merenggut kesal sambil membenahi rambutnya agar rapi seperti semula. "Luka kamu tuh di perut! Bukan di muka."
"Tetep aja ada sakitnya."
"Yaudah sih, lebay banget!" Prilly menyilangkan tangan didepan dada sambil menatap lurus.
Ali mencebik tak terima. Punya istri cantik tapi galak ditambah suka nyinyir membuat Ali harus lebih kuat memegang imannya.
"Bukan lebay, ini gatel tau! Tangan kamu habis pegang apa sih?" tanya Ali.
Dengan gaya angkuh, Prilly menaikkan tangan didepan wajah. Bibir mungilnya menyuging tipis. "Bekas pegang pel yang habis diusap ke lantai."
Bulatan mata tak percaya telat disuguhkan oleh pria itu, Ali merengkuh tubuhnya sendiri lalu melirik disiniskan. "Permisi mau selingkuh!"
"Apa katanya? Selingkuh? Enak banget ya, lupa udah nabur bibir," nyinyir Prilly sambil menaikkan sebelah bibir.
Dalam hati Ali, dia gemas sendiri dengan kata 'bibit', lumayan ambigu 'kan? Kenapa enggak langsung aja coba.
"Peduli apa aku."
"Ya ampun, gemes pingin nampol." Prilly menggigit bibir bawahnya sambil mengepalkan tangan.
Ali mengangkat sebelah alisnya sendiri lalu bergerak menarik dagu Prilly. "Jangan gigit bibir gitu ah, ntar luka."
"Gigitnya ga keras juga," kata Prilly sambil memajukkan bibirnya.
Dengan telaten Ali menangkup sebelah pipi kanan Prilly serta ibu jarinya yang mengusap bibir atas bawah istrinya. Matanya tak henti memandang mata hazel indah yang mengedip lucu.
"Iya gak keras, tapi tetap gak aku bolehin. Ini bibir dan mulut yang kalau makan pasti rakus banget!"
Prilly spontan memukul pelan pundak Ali dan menatap teduh. Tanda-tanda merengek akan keluar dari wanita itu pasti.
"Makan karena laperrr." Rengekan khas Prilly dengan senyum tipisnya memajukan duduk Ali.
"Lapernya kayak enggak makan tujuh hari."
"Kenapa emangnya?" tanya Prilly langsung memudarkan senyumannya. "Kamu gak suka ya, karena aku sekarang gemukan?"
Ali menggeleng keras dengan kekehan. "Bukan gitu lah."
"Jujur aja. Gak suka ya kamu?"
"Gak mung--"
"Gak mungkin mau manjain aku lagi?" potong Prilly lalu melirik dirinya sendiri. "Iya, aku gemukan. Kamu kan enggak suka pun--"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Captain
Фанфик[On Going] [Sedang di revisi] Hanya sebuah kisah tentang seorang pilot tampan menikahi wanita cantik dan manis karena sebuah perjodohan. Pilot tampan itu adalah Aliando Syarief. Seorang pilot yang bertanggung jawab dan profesional terhadap pekerjaan...