penjelasan

9.3K 438 1
                                    

Dua jam sudah dosen itu menerangkan. Prilly mengusap wajah nya kasar.Sedari tadi ia tidak Fokus apa yang diterangkan oleh dosen.

"Baiklah sampai sini kelas pagi saya. Selamat siang." Dosen itu meninggalkan kelas.

Prilly cepat cepat mengemaskan barang barang nya dan segera pulang. Ralat, ia berencana akan ke kantor papa.

Prilly berlari melewati lorong kampus untuk segera pergi. Namun justru ia malah tertubruk dengan Rassya.

"Sayang, mau kemana?" tanya Rassya sambil mencekal lengan Prilly.

"Aku buru-buru!"

"Iya kemana?"

Prilly menarik paksa lengannya. "Nanti aku bilang!"

"Aku antar ya," tawar Rassya.

"Enggak!"

"Gak ada penolakan."

"Gue bukan cewek-cewek di cerita fiksi yang langsung nurut! Pokoknya gue buru-buru dan lo jangan antar atau ikut!" ucap Prilly segera berlalu dari hadapan Rassya. Sedangkan Rassya menatap kaget, kosa kata Prilly berubah lagi. Ia curiga ada sesuatu yang disembunyikan.

Kini Prilly sudah sampai di gedung kantor papa nya yang diberi nama 'Consina Holding'.

Prilly berjalan menuju lift. Di sepanjang jalan banyak karyawan yang tersenyum kepadanya ada juga yang menyapa nya. Karena mereka semua tau jika Prilly adalah anak bos mereka.

Prilly telah sampai didepan sebuah pintu kaca yang menjulang besar dan ada beberapa bodyguard papa yang menjaga ruangan papa.

Gadis itu langsung membuka pintu kaca itu. Terlihatlah papa Rizal yang sedang makan ditemanin mama Ully di sofa.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab papa Rizal dan mama Ully. Kedua orang tuanya mengerutkan dahi melihat kedatangan Prilly yang tiba-tiba. Biasanya anak gadisnya itu akan langsung pulang ke Rumah atau sekedar nongkrong dengan temannya.

"Kamu tumbenan kesini, sayang?" kata mama Ully lalu menepuk sofa disampingnya menyuruh Prilly duduk.

"Ada yang mau illy tanyain ke papa sama mama juga," ucap Prilly ragu. Prilly melangkahkan kaki nya mendekat kedua orang tuanya lalu duduk disamping mama Ully.

Mama Ully dan papa Rizal saling melirik sebentar. "Tanya apa sayang?" tanya Rizal.

"Tanya tentang perjodohan ini."

Papa Rizal tersenyum penuh arti. Ia mengambil keputusan ini demi kebaikan Prilly. Dia tau siapa Rassya dan dia tidak mau Prilly menjadi imbasannya.

"Oke baik. Dimulai dari tanya apa dulu? Papa udah tau latar belakang kehidupan dia."

"Aku mau tau nama dia siapa, pekerjaan dia apa, karena illy cuma mau nerima orang yang pekerjaannya jelas dan gak akan ngeberatin illy nantinya."

"Nama dia Aliando Syarief anak teman papa yang bernama Syarief alkhatiri. Dia belum bekerja, tapi dia lagi nuntut ilmu di Amerika."

Prilly mengerutkan dahi. Amerika? Jauh sekali pendidikannya. Memangnya dia mau jadi apa sih sampai harus belajar dinegeri orang.

"Kuliah di Amerika?"

"Kayak kuliah tapi ini lebih ke pendidikan mental, kesiapan jiwa," balas papa Rizal.

"Tentara? Kenapa enggak di Indonesia aja? Kan nantinya juga bakal jadi abdi negara di Indonesia kok, ngapain sampai ke Amerika."

Mama Ully mengusap surai hitam anaknya. "Kamu ini, belum tau pasti bentukkannya kayak gimana, pekerjaan nantinya apa, tapi udah bicara tentang hidupnya. Udah siap banget jadi istrinya?"

The Perfect CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang