Perpulangan Ali

8.7K 423 0
                                    

Kini Aliando syarief atau lebih dikenal Ali itu sudah sampai dijakarta. Ia sengaja tidak memberi tahu mamanya jika ia sudah kembali ke tanah air karena ingin memberi suprise. Sebenarnya Ali belum resmi menjadi pilot. Dia meminta kepada sang captain yang mendidiknya agar ia bisa melanjutkan sekolah nya di indonesia.

Ali bersekolah di Amerika tidak sendiri, tapi, melainkan dengan Sahabat kecil nya, Verrel Bramasta. Verrel pun mengikuti Ali untuk melanjutkan Sekolah di Indonesia.

"Rel, lo mau pulang dulu atau lo mau ngurusin surat surat dulu?" tanya Ali sambil menggiring koper keluar dari kawasan bandara.

Verrel memutar bola matanya berpikir. "Gue mau pulang dulu aja li, besok baru gue urus," ucap verrel

Ali menganggukan kepalanya paham. "Yaudah, lo dijemput atau naik taxi?"

"Dijemput supir Li, sebentar lagi sampe katanya."

"Oke. Gue duluan ya," ucap Ali sambil bertos dengan Verrel kemudian berjalan menuju lobby bandara menunggu sopir rumahnya.

Ali melihat sebuah mobil yang ia kenali. Itu yang mengendarai adalah mang Asep, sopir pribadi mamanya. Setelah berhenti dihadapan Ali, mang Asep menatap senang anak majikannya.

"Wahh. Den Ali semakin ganteng ya, mungkin mukanya udah kena cipratan bumbu orang sana." canda Mang Asep.

"Bisa aja, Mang. Mang Asep kabarnya gimana?"

"Sehat kok, Den."

Ali tersenyum. "Mang, ga bilang mama kan?"

"Hente atuh den. Tenang saja sama amang mah," ucap kang asep lalu tersenyum. Ali mengacungkan jempolnya.

"Sini Den, Amang bantu masukin kopernya."

Ali menundukkan kepalanya melihat barang bawaanya cukup banyak. "Ini biar Ali aja yang angkat, lagian berat. Amang bukai bagasi nya aja."

"Eh? Gapapa Den, sama mang aja."

Ali menggeleng. "Gapapa juga mang, sama Ali aja."

Mang Asep hanya menganggukkan kepalanya lalu membuka bagasi mobil.

Didalam mobil hanya terjadi keheningan, karena Ali fokus terhadap ponsel nya dan Mang Asep yang sibuk memperhatikan lalu lintas kendaraan. Dulu Mereka sering bercerita atau sesekali bercanda. Mungkin sudah lama tidak bertemu jadi sedikit canggung.

Setelah sampai didepan rumahnya. Ali menyugingkan senyumnya.

'Tok tok tok' Ali mengetuk pintu rumahnya.

Didalam, mama Resi tengah memasak harus menunda dulu kegiatannya. Ia mengambil ikatan rambut lalu menggulungnya. Kakinya sedikit sakit dan tidak bisa cepat membawanya ke pintu utama.

"Iya sebentar." Mama Resi sudah memegang knop pintu, namun belum membukanya. Ia menolehkan kepalanya dulu. "Kak, tolong ya masakan mama aduk-aduk."

Mama Resi mulai membukanya. "Iya ada ap-" ucapan mama Resi terpotong karena terkejut menatap raga seseorang dihadapannya.

"Ali?" ucap mama Resi tak percaya bahwa yang datang kerumahnya adalah anak nya yang sudah tidak bertemu selama dua tahun.

Resi memeluk putranya dan menitikkan air mata. Ali yang merasakan baju yang dipakainya basah segara melepaskan pelukan mama nya dan menatap mamanya.

"Eh eh, mama kok nangis?" tanya Ali lalu menghapus sisa air mata di pipi mamanya.

"Mama kangen banget sama kamu, Li. Kamu gak kekurangan makan kan disana?" Mama Resi menatap tubuh Ali yang tampak ramping seperti tidak diberi makan.

The Perfect CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang