Shasya

50 31 2
                                    

Rana mengerutkan kening nya.

"Maaf mbak, cari siapa ya? " Tanya wanita itu sopan

'Bukan ini ga sih? 'Batin Rana

"Ekhem"
Suara deheman wanita tersebut membuyarkan lamunan Rana

"Eh iya mbak. Ini apartemen nya Angga bukan? " Tanya Rana ragu-ragu

"Iya bener ini apartemen nya Angga. Mang nya mbak ada keperluan apa? "

"Ada yang mau saya sampein mbak"

"Mbak siapanya? "

'Cerewet amat sih ni orang'

"Emmm saya teman nya mbak"

"Ohh gitu ya, ya udah silahkan masuk mbak"

Rana pun masuk.

"Duduk mbak, sebentar ya biar saya panggilin dulu Angga nya"

Rana hanya mengangguk.

'Cewe itu siapanya Angga sih? '

"Mbak sebentar ya Angga nya lagi mandi"

"Oh iya gapapa" Ujar Rana sembari tersenyum

"Oh ya jangan panggil saya mbak ya panggil aja Rana" Tambah Rana

"Oh baik Rana, panggil saya Shasya aja ya. Saya ngerasa lain kalo di panggil mbak" Ujar wanita tersebut.

Rana tersenyum manis.

"Lo siapa nya Angga kalo boleh tau? " Tanya Rana

"Gu-gueee sahabat nya" Ia tersenyum sembari menunjukkan gigi ginsul nya.

~manissss~

"Ooo gituu, trus lo tinggal dimana? "

"Di Karimun"

"Lah?? Jauh!!?? Trus lo ngapain ke Bogor? "

"Paman guee mau adain acara di Bogor jadi gue ikut. Trus gue ketemu ama Angga di pom bensin tadi trus dia ngajak aku main ke apartemen dia" Jelas Shasya

"Oo gituu, rumah lo dimana? "

"Gue nginap di rumah paman gue!! "

"Eh iyaa itu maksudnya!! Rumah paman lo dimana? "

"Di perumahan cahaya blok E nomor 22"

"Boleh donk gue main"

"Boleh sih tapii... "

"Tapi?? "

"Tadi paman gue ngabarin ada urusan mendadak jadi dia ga ninggalin kunci rumah. Huffftt.... " Curhat Shasya

"Jadi lo mau nginap dimana? "

Shasya hanya mengendikkan bahu nya.

"Ya udah ntar gua bantu lo nyari tempat penginapan atau hotel gitu yaa" Tawar Rana

"Boleh"

"Atau nggak... Gimana kalo lo nginap di rumah gue aja? "

"Bol-" Ucapan Shasya menggantung

"Ga usah Shasya bakal nginap di rumah gue" Ujar Angga dingin, sembari menghanduki rambut nya yang basah. Kemudian ia mengedipkan mata nya ke arah Shasya

Rana hanya terdiam. Dada nya begitu sesak melihat perlakuan Angga. Namun ia segera menetralkan perasaan nya agar tidak kalut.

'Rana lo bego banget sih!!! Shasya kan sahabat nya Angga. Ngapain lo malah sensi?!! ' batin Rana

'Tapi kok sampe nginap segala?'
Tambah nya lagi

"Lo mau ngomong apaan? "
Pertanyaan Angga membuat Rana tersadar dari lamunan batin nya

"Gue bisa bicara sama lo aja gak?"

"Ya udah kalo ada yang penting ngomong aja disini, ngapain harus empat mata?! " Sinis Angga

Rana terdiam.

"Bisa cepetan ga sih? Gue mau jalan ama Shasya. Jangan sampai waktu gue abis cuma mau nunggu lo ngomong doank" Ujar Angga dingin. Kemudian tangan Angga mengacak-acak rambut Shasya.
Shasya hanya tersenyum malu.

Rana menautkan kening nya.

'Jadi ini alasan lo mau tinggal di apartemen lo sendiri? Angga plis lo harusnya ngerasain perasaan gue!! 'Jerit Rana dalam hati.

"Eh ga jadi deh, yang mau gua omongin juga ga penting kea nya. Gue takut ganggu lo bedua. Eh ya udah ya Syaa gua seneng kenalan ama lo, gua pulang dulu byee" Ujar Rana dengan suara lemah.

Ia segera bangkit untuk keluar dari apartemen nya Angga.

"Eh tunggu biar gue anterin sampe ke depan pintu"

Rana berharappp banget yang ngomong gitu tuhh Angga.
Tapi nyatanya itu adalah Shasya.

Rana hanya membalas tawaran Shasya dengan senyuman

Ketika Shasya hendak berdiri.

"Lo mau kemana? Ga usah repot! Dia punya kaki, dia juga tau arah pintu keluar. Mending lo obatin luka gue" Ujar Angga kepada Shasya sembari mengenggam tangan Shasya.

Rana melihat itu semua. Ia mencoba untuk menahan semua nya. Rasa pedih, sakit hati, dan kenyataan pahit yang entah secara langsung atau tidak Angga perlihatkan.

"Ma-maap ya Rana" Ujar Shasya yang pasrah kemudian duduk kembali di sebelah Angga.

"Iya gapapa" Ujar Rana penuh senyum.

Rana membalikkan badan nya perlahan. Ia memejamkan matanya, mencoba untuk membendung air mata nya.

***

Rana melangkah meningggalkan apartemen Angga. Ia hanya menatap jalan dengan mata yang basah. Ia tidak bisa membendung cairan bening itu lagi.

Jarak antara rumah Rana dan apartemen Angga cukup jauh.

Rana hanya pasrah, ia tidak membawa uang sama sekali untuk ongkos naik taksi.

'Bisa patah ni kaki gua' gumam Rana

Tiit.....
Suara klakson itu mengagetkan Rana. Ia menoleh dan mendapati Bara.

'Bara? '
Rana segera memandang ke depan dan menghapus air mata nya. Dan mencoba memasang raut wajah yang biasa saja. Seakan tidak terjadi apa-apa.

"Ran? Lo mau kemana? " Tanya Bara

"Gue mau pulang " Ujar Rana tanpa menatap Bara.

"Mang nya lo darimana? " Tanya Bara

"Gue dariii eh itu dari toko buku. Iya dari toko buku" Bohong Rana

Bara menarik dagu Rana pelan dan menatap manik gadis itu.

"Lo nangis? "

Mata Rana membelalak.

Rana hanya mengerutkan kening nya.

"Hey? Gue nanya lo nangis? " Tanya Bara

"Hah? Eng-enggak kok, gue ga nangis" Dalih Rana

"Boong " Ujar Bara sembari mencubit pelan hidung Rana.

"Ya udah ayok gue anterin" Ujar Bara

Rana mengangguk pelan.

***

"Makasih Bar lo mau nganterin gue pulang lagi" Ujar Rana

"Iya santai ajaa, kalo gitu gua pulang dulu ya" Pamit Bara

"Iya" Rana tersenyum

Kemudian ia masuk ke rumah ia terkejut melihat dua mobil yang terparkir di halaman rumah nya.

"Ini kan mobil Lili, trus ini mobil siapa? "

Rana segera mempercepat langkahnya.

Ia terkejut melihat orang yang sedang duduk di sofa.

'Mama? ' batin Rana

Ia langsung menuju kamar nya. Tanpa menyambut kedatangan mama nya.



RanaAnggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang