Rana menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa.
"Pah mah Rana berangkat dulu ya" Ucap Rana sembari menyalim tangan orang tua nya
"Kamu gak sarapan dulu sayang? "
Tanya Evi"Ngga ma, Rana udah telat ini"
"Ya sudah hati-hati yaa, cepetan sana Angga udah nungguin kamu dari tadi" Ujar Evi mama Rana
"Haa? Angga? Ngapain dia kesini mah? " Tanya Rana
"Mulai sekarang dia yang bakal antar jemput kamu Rana" Jelas papa Rana
"Oh y udah kalau gitu, gapapa sih, lumayan ada supir antar jemput Rana" Ujar Rana acuh
"Rana!!! Kamu jan anggap Angga itu supir kamu, dia itu calon suami kamu. Kamu ha-"
"Harus belajar menghargai suami mu, pling itu kan yang mau papa bilang?. Rana dah tau pa" Potong Rana
"Huftt... "Fendi menghembuskan nafas nya kasar
" Y udah Rana sama calon suami Rana pamit dulu ya mah pah"ujar Rana malas
"Iya sayang hati-hati yaaa" Ucap sang mama
***
"Lo ngapain sih, pakai acara jemput gua segala. Kurang kerjaan lo ya" Ujar Rana sinis
"Lo jangan kege-eran ya, gua mau jemput loo karna bokap lo yang maksa! Jadi lo jadi orang ga usah kebaperan. Iya kali gua mau ngabdi jadi tukang antar jemput lo" Tukas Angga
"Ya udah kok lo nyolot sih"
"Karna lo yang duluan mulai"
"Serah dah, eh btw kok seragam lo sama kayak seragam sekolah gue sih? Lo sekolah di SMA Garuda juga ya? " Ujar Rana sambil memasuki mobil Angga.
"Iya! Gue sekolah disana kelas XII IPA3" ujar Angga dingin
Angga pun langsung menancap gas nya di atas rata-rata dan akhirnya mereka sampai untung gerbang sekolah belum tertutup sehingga mereka tidak akan telat
Semua pasang mata melihat ke arah mereka yang berjalan beriringan. Ada yang menatap senang, ada yang sinis, ada juga yang menatap mereka biasa saja
"Gue anter lo sampai depan kelas ya" Ujar Angga dengan lembut namun tatapan nya masih dingin menatap depan
"Ga usah, gua bisa sendiri"
Ujar Rana tak kalah dinginRana pun mempercepat kan langkah nya menuju kelas XI IPA 2
"Hay guyss ap kabare ga kangen ama gue nih? " Ujar Rana menggoda teman nya
"Paan si luu, eh btw lu darimana semalam?, enak ya inces liburnya" Ujar Dinda sahabat Rana
"Namanya juga anak sultan, mau apa aja mah bebass" Lili sahabat Rana pun tak mau kalah
"Paan sih lo pada, bukannya nyambut inces malah mengintervensi gue lo pada" Cemberut Rana
"Menginterogasi kaleee Rann, mengintervensi pala lu" Dinda meledek Rana
"Ya maap, itu kian yang mau gue bilang tapi gak sempat" Rana nyengir
Saat ingin duduk di kursi nya tiba-tiba tangan Rana seperti ada yang mencekal.
KAMU SEDANG MEMBACA
RanaAngga
Teen FictionBak petir disiang bolong, rasa emosi, kecewa, dan sedih bercampur aduk. Perasaan gadis itu saat ini tak karuan. Ia tidak menyangka bahwa ia di jodohkan oleh orang tua nya dengan pria yang tidak di sukainya "Gue bisa buat lo jatuh cinta ama gue Ran...