Ketika sedang dalam perjalanan menuju rumah Rana...
"Eh Barrr stoppp..... "
Bara kaget lalu mengerem tiba-tiba.
"Ya ampun Rannn lo apa-apaan sih? " Bentak Bara sembari membuka helm nya kasar.
"Mobil gue kan masih di sekolah"
"Ya ampunnn harusnya lo kalo mau bilang nya santai aja ga usah kayak gituu. Gua pikir tadi apa! Lo bikin nyawa kita dalam bahaya tau gak!? "Bentak Bara.
"Eh i-iyaaa ma-maap"ujar Rana yang takut karna bentakan dari Bara
Bara menyadari bahwa ia sudah terlalu kasar saat menasehati Rana.
" Ran"ujar Bara sembari mengangkat dagu Rana yang sedari tadi ia tekuk.
Rana menatap mata Bara takut-takut
"Maap ya gua udah ngebentak lo" Ujar Bara lembut
Rana hanya mengangguk kemudian tersenyum tipis.
"Ya udah gue antar ke rumah lo aja ya"
"Tapi mobil gue? "
"Biar gue yang urus" Ujar Bara sambil tersenyum ramah.
"Ya udah deh " Ujar Rana pasrah.
***
"Makasih ya Bar"
"Iya sans aja"
"Lo ga mau masuk dulu? Minum gitu? "
"Kaya nya engga dulu deh Ran, soalnya.... " Bara menggantungkan kalimat nya
"Soalnya???? " Tanya Rana penasaran
"Ah enggak ada. ya udah gue pulang dulu yaa. Masalah mobil gue yang urus lagipun jam segini pasti gerbang sekolah udah di tutup" Jelas Bara.
"Hm iya deh" Pasrah Rana
Bara pun segera menstater motor miliknya dan meninggalkan halaman rumah Rana
Rana pun segera masuk ke rumah nya.
Ia terkejut ketika melihat sebuah koper besar di dekat sofa.
"Eh kok ada koper? Tapi inikan koper nyaaaa-" Kalimat Rana menggantung.
Yang terbesit di pikiran nya ialah
'Angga'Ia dengan segera mungkin menuju kamar tamu.
Ketika di depan pintu kamar tamu Rana melihat Angga tengah menyusun sisa baju nya ke koper yang sedikit lebih kecil dari koper yang Rana lihat di samping sofa.
"Angga lo mau kemana? Kok nyusun baju di koper? "
Angga hanya menatap Rana sekilas kemudian kembali menyusun pakaiannya ke koper
"Angga? "
"Lo dari mana? " Tanya Angga dingin
"Da-dari sekolah lah"
Jawab Rana gugup"Oo gitu, tapi kok ga ada di kelas? Bolos? "
"Gu-gue.... Gue.... " Rana tidak tahu harus mengatakan apa.
Karna ia yakin pasti kedua sahabat nya telah menanyakan keberadaan nya kepada AnggaAngga anya menatap Rana dingin kemudian membawa kopernya menuju ruang tamu.
"Lo marah sama gue? " Tanya Rana
"Ngapain gue marah? "
"Ya jadi lo kenapa dingin gitu ke gue? " Tanya Rana
"Gak ada"
KAMU SEDANG MEMBACA
RanaAngga
Teen FictionBak petir disiang bolong, rasa emosi, kecewa, dan sedih bercampur aduk. Perasaan gadis itu saat ini tak karuan. Ia tidak menyangka bahwa ia di jodohkan oleh orang tua nya dengan pria yang tidak di sukainya "Gue bisa buat lo jatuh cinta ama gue Ran...