[✓] Ghost - HAJEONGWOO

13.

"Nih kalung lo, ketinggalan tadi." Ucap Junkyu sembari melepaskan kalung yang ia kenakan kemudian memberikan kepada Sang Adik, Kim Doyoung.

Dengan senang hati Doyoung menerima kalung tersebut, "Wih makasih, Bang."

Junkyu hanya menganggukkan kepalanya pelan, "Makanya kalau mandi jangan sok dilepas, udah tau itu pemberian dari Ayah."

Doyoung hanya tersenyum kikuk, kemudian melangkah keluar rumah guna siap-siap menuju kelas.

Junkyu niat hati ingin langsung mengembalikan kalung adiknya semalam, saat ia pulang kerja paruh waktu. Namun tertunda, karena pikirannya kacau akibat pertanyaan Haruto.

"Bang, kok lo bengong?"

Lamunan Junkyu seketika buyar, tidak ingin berlama-lama lagi. Lantas Junkyu segera menghampiri sang Adik.

Dan berakhir Kakak-beradik tersebut melangkah bersamaan menuju sekolah.
️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️
Ya, untuk saat ini mereka masih bisa berjalan bersamaan.

***

Ditempat lain, Haruto dan Jeongwoo kini berada di atap sekolah. Tempat dimana kematian Park Jeongwoo.

Angin pagi begitu sejuk, membuat keduanya terhanyut dalam suasana saat itu.

"Setelah ini lo bakalan tenang, Woo." Suara berat Haruto dengan sopan masuk dalam pendengaran Jeongwoo.

Yang diajak bicara lantas menengok ke sumber suara tersebut. Senyuman kecil terukir, membuat Haruto tanpa sadar mengukirkan senyuman juga.

️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️

Bolehkah Haruto melihat senyuman itu selamanya? Nyatanya, itu adalah permintaan mustahil.
️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️

"Iya, gue bisa pergi dari sini tanpa harus ada beban lagi."
️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️

Bolehkah Haruto egois? Iya, dia tidak ingin Jeongwoo pergi secepat ini.
️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️

"Woo..."

"Hm?"

"Temenin gue bolos, yuk?"

Jeongwoo terkekeh sesaat, kemudian menganggukkan kepalanya pelan.

"Dasar anak nakal, hobinya bolos!" Celetuk Jeongwoo sembari menjitak pelan Haruto, walaupun Haruto pun tidak mungkin merasakan sakit.

"Biarin, asalkan sama lo."

"Dengan setan?"

Haruto seketika diam, ia menatap Jeongwoo tajam.

"Stop panggil diri lo setan, Woo. Lo tuh malaikat."

Celetukan Haruto membuat Jeongwoo seketika berlaga seolah muntah, "Aduh, manusia satu ini ternyata bisa ngalus."

Haruto yang mendapatkan balasan seperti itu lantas merajuk, padahal ucapannya benar.

"Canda Uto, jangan ngambek, jelek lo." Lagi-lagi Jeongwoo terkekeh, kali ini hingga deretan giginya muncul. Menggemaskan, itulah pemandangan yang Haruto lihat.

"To, jangan lupa ke makam gue ya nanti."

Deg. Haruto seketika menatap Jeongwoo yang kini sudah menundukkan kepalanya.

"Lihat, mobil polisi sudah datang. Pasti Junghwan sudah laporin, dan mungkin setelah ini gue akan menghilang."

Benar apa perkataan Jeongwoo, karena Haruto sudah melihat mobil polisi terparkir di bawah sana, bahkan suara sirene berbunyi keras.

"Woo... Gue belum siap, gue belum siap kehilangan lo."

Itulah kalimat secara spontan yang dikeluarkan Haruto, membuat Jeongwoo lantas mendongak dan menatap pemuda keturunan Jepang tersebut.

"Ini perpisahan sesungguhnya, Haruto."

Haruto lantas menggelengkan kepalanya cepat. Jangan sekarang.

"Lepaskan saya!" Suara teriakan Doyoung begitu terdengar, bahkan membuat dua makhluk tersebut melirik ke bawah dimana Doyoung sudah ditahan oleh pihak ke polisian.

Haruto dengan cepat menengok ke arah Jeongwoo, hantu itu tersenyum walaupun terdapat genangan air mengalir dari matanya.

Suara sirene mobil kembali berbunyi, mobil tersebut perlahan melesat menjauhi sekolah.

Haruto meraih lengan Jeongwoo, namun nihil, itu sama saja ia meraih angin.

Satu menit. Dua menit. Tiga menit. Tidak ada terjadi apa-apa, keduanya pun diam seketika.

Apa yang terjadi?

Seharusnya Jeongwoo menghilang perlahan dengan menjauh Doyoung.

Namun ini tidak, Jeongwoo masih berhadapan dengan Haruto yang tidak lepas menatap dirinya.
️️ ️️

️️ ️️

️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️
ㅤ ️️

️️ ️️

"Aih, sepertinya ada urusan gue yang belum selesai. Urusan kita, Gue dan lo Haruto."

ㅤ ️️

️️ ️️
️️ ️️

Jujur... Awalnya mau Romansa, tapi kenapa jadi misteri, ya? :(