O1.

6.5K 1.2K 82
                                    

Haruto menghela nafasnya kala sesudah menutup pintu ruang perpustakaan. Pikirannya berkecamuk tentang apa yang dibicarakan tadi.







"Tolong cari siapa yang bunuh gue."

"Maksud lo? Gue cari pelaku pembunuhan, gitu?"

"Iya. Gue mohon, cuman lo yang bisa lihat dan bantu gue."

"Enggak ada pilihan lain, yaudah gue akan bantu lo."

Setelah itu, hantu siswa tersebut tersenyum. Detik kemudian, wujudnya perlahan pudar dari pandangan Haruto.





Tangannya terangkat, Haruto mengacak rambut hitamnya secara cepat. Akhhh sial, kenapa harus dirinya yang terlibat?

"Gue aja belum tau nama lo siapa, gimana gue mau cari tau?!" Gerutunya, sembari menendang asal botol bekas di hadapannya.

Haruto hanya bisa berjalan santai menuju kelasnya. Ia pun melakukan siulan selama di koridor sekolah agar bisa mengalihkan pikirannya yang tadi.

Sejujurnya, Haruto juga tidak terlalu kaget jika sekolah ini pernah terjadi kasus pembunuhan. Bahkan itu mungkin terdengar biasa saja baginya. Reputasi sekolahnya terbilang rendah, tapi selalu saja berhasil menutupi segala kasus yang ada.

Entahlah, Haruto juga bingung kenapa bisa begitu.

Lebih bingung lagi, kenapa ia harus sekolah disini dari sekian banyak sekolah lainnya.

"Woy! Ngelamun aja lo!"

Suara pekikan serta rangkulan barusan berhasil membuyarkan lamunannya. Lantas, Haruto segera melirik oknum yang kini merangkul dirinya.

"Apaan sih, sokap banget lo Hwan." Haruto pun melepaskan rangkulan tersebut dengan cepat.

"Wis santai boskuh," ucap Junghwan dengan sedikit memberikan jarak antara keduanya. Sedangkan Haruto hanya merotasikan kedua netranya dan memasukkan kedua tangannya dalam saku celana.

"Entar lo ngumpul kan? Biasa, di markas."

Haruto hanya menganggukkan kepalanya pelan, lagipula dia bosan jika langsung pulang ke rumah.

"Yaudah, gue ke kanti dul-"

Tangan Junghwan seketika ditahan oleh Haruto, membuat Junghwan kaget karena Haruto menahannya secara tiba-tiba.

"Wan lo-"

'lo tahu pembunuhan dua tahun yang lalu enggak?'

Haruto mengurungkan niatnya untuk bertanya. Ia baru sadar, Junghwan saja baru kelas 10, seangkatan dengan dirinya yang jelas dua tahun lalu pasti enggak tahu apa-apa.

"-lo ke kantin? Gue nitip permen karet rasa strawberry. Gue tunggu di rooftop."

Junghwan yang tadinya sudah tegang takut mengalami masalah dengan Haruto seketika langsung merotasikan kedua matanya dan menepis tangan Haruto.

"Anjir, kirain gue ada apaan. Iya, gue beliin. Asal lo ganti."

Haruto hanya cengengesan, Junghwan rasanya mau ihh aja soal Haruto ngeselin banget tampangnya.

Setelah itu Junghwan benar-benar melesat ke arah kantin, membiarkan Haruto sendiri di koridor sekolah yang terbilang sepi.

Melihat Junghwan yang sudah hilang dari pandangannya, lantas Haruto pun melanjutkan langkahnya menuju rooftop sekolah.

Sesampainya di rooftop, Haruto tanpa segan menyadarkan tubuhnya pada pembatas dinding.

Matanya terpejam, membiarkan angin siang menuju sore menerpa wajahnya. Terasa tenang sekarang, tidak ada siapapun yang mengusiknya kini.

"Hai!"

Huft. Dugaannya salah, nyatanya Haruto harus kembali membuka matanya dan melirik ke sumber suara tersebut.

Tidak jauh dari dirinya, sosok hantu yang ia temui di perpustakaan kembali muncul. Hantu tersebut dengan santai berjalan di atas pembatas dinding dan mendekati Haruto.

Hantu itu dengan mudah meloncat dan terduduk di sebelah Haruto. Sedangkan Haruto yang melihatnya hanya menatap datar hantu tersebut.

"Maaf ya tadi gue hilang tiba-tiba, soalnya gue seneng banget akhirnya ada yang bantuin gue hehehe." Ujarnya dengan senyuman lebar di akhir kalimat, bahkan senyuman tersebut berhasil memunculkan deretan gigi.

Haruto yang notabenenya hemat bicara, hanya menganggukkan kepalanya pelan. Sudah biasa baginya.

"Gue lupa, nama lo siapa?" Tanya Haruto dengan menatap langit, kalau boleh jujur dirinya benar-benar terpana oleh senyuman hantu tadi. Maka dari itu menghindari kontak mata dengan hantu tersebut secara cepat.

"Oh iya, nama gue Park Jeongwoo. Panggil aja Jeongwoo."



















Park Jeongwoo? Sepertinya tidak asing...

[✓] Ghost - HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang