14.

4.6K 1K 104
                                    

Tebak-tebakannya udahan, kok. Sekarang kita fokus ke dua makhluk itu. Hehehe :D
️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️

Brak!

Pintu terbuka, membuat dua makhluk disana lantas menengok ke arah suara tersebut.

"Sendirian wae lo, To." Ucap Junghwan sembari mendekati Haruto.

Haruto berdecak, "Ralat, berdua."

Junghwan hanya manggut-manggut pelan, iyain aja yang beda mah.

Pemuda dengan marga So itu berdiri di sebelah Haruto, ia pun ikut serta menatap langit pagi.

"Benar, Doyoung pelakunya." Celetuk Junghwan membuat dua pasang menatapnya.

"Dia bunuh Jeongwoo karena dendam. Doyoung itu adiknya Junkyu, Kak Junkyu kan pernah tersingkir karena Jeongwoo, disitulah Beasiswa Junkyu hilang. Doyoung enggak terima, sebab mereka anak Yatim begitu susah untuk mendapatkan uang."

Penjelasan panjang Junghwan diangguki oleh Haruto, masuk akal untuk sebagai motif kenapa Doyoung melakukan hal tersebut.

Senyuman miris tercetak di bilah bibir Haruto, "Padahal kemarin kita sempat bercanda, enggak nyangka banget."

Sedangkan Jeongwoo hanya menundukkan kepalanya, jadi begitu alasannya. Seketika ada rasa bersalah dalam dirinya.

Haruto yang menyadari bahwa perubahan ekspresi Jeongwoo, lantas langsung menepuk pundak Hantu tersebut, ya walaupun yang ia tepuk hanyalah angin di mata Junghwan.

"Enggak usah merasa bersalah, bukan salah lo juga kok." Ucap Haruto dengan senyuman manisnya, ia berusaha meyakinkan Jeongwoo.

Melihat hal itu, Jeongwoo tersenyum dan menganggukkan kepalanya cepat. Haruto yang gemas pun hanya bisa mengerang dalam hati.

'MAMAH GEMES BANGET, COBA INI MANUSIA UDAH DIBAWA PULANG'

Kurang lebih begitulah yang dikatakan dalam hati Haruto.

Junghwan mendesus melihat Haruto yang asik bercengkrama dengan Jeongwoo, seolah keduanya memiliki dunianya sendiri.

"Gue dikacangin, kayanya gue yang setan di sini saking impossiblenya."

Celetukan Junghwan membuat dua makhluk itu terkekeh. Apalagi Haruto, dia malah ngakak.

Junghwan mendekati Haruto, kemudian menyikut perut Haruto dengan sikunya.

"Aduh!" Ringis Haruto secara spontan. Ya gimana tidak? Junghwan kan anak taekwondo, tenaganya beda.

"Dahlah gue mau ngantin."

Benar saja, setelah itu Junghwan melesat pergi meninggalkan Haruto dan Jeongwoo. Haruto masih menganduh kesakitan, sedangkan Jeongwoo masih terkekeh.

***

Bel istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, kini Haruto berada pada taman belakang sekolahnya. Pemuda tersebut memilih untuk bersandar di bawah pohon rindang dengan earphone putihnya.
️️ ️️

️️ ️️

"Urusan kita, Gue dan lo Haruto."
ㅤ ️️

️️ ️️

Perkataan Jeongwoo tadi pagi seketika berhasil membuyarkan lamunannya dengan cepat.

Apa benar ada urusan lain yang menghalang kepergian Jeongwoo tadi pagi?
️️ ️️

️️ ️️

Haruto juga bingung dengan perasaannya, ia tidak seniat ini sebelumnya untuk mengurusi masalah orang lain. Untuk pertama kalinya, Haruto turun tangan dalam membantu Jeongwoo.
ㅤ ️️

️️ ️️

️️ ️️
Dan untuk pertama kali juga, Haruto merasakan detak jantungnya dua kali lebih cepat saat menatap Jeongwoo.
ㅤ ️️

️️ ️️
️️ ️️

️️ ️️
Haruto akui, sepertinya ia menyukai Jeongwoo. Hantu yang pertama kali ia temui di perpustakaan tempo lalu.

Hantu yang berhasil membuat dia pusing memecahkan kasus serta nyaman saat di dekatnya secara bersamaan.
️️ ️️

️️ ️️

Jika perasaan ini menghalangi kepergian Jeongwoo, apakah Haruto harus menghilangkan perasaan ini?
ㅤ ️️

️️ ️️

Sulit. Bahkan dirinya tidak yakin apakah bisa. Sebab, dirinya sudah hanyut dalam euforia milik Jeongwoo.
️️ ️️

️️ ️️

"Relakan, To. Biarkan Jeongwoo pergi dengan tenang."
ㅤ ️️

️️ ️️
️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️
Perkataan Junghwan ada benarnya, ia harus merelakan. Dengan hembusan nafasnya, ia pun berencana untuk menghilangkan perasaannya kepada Jeongwoo dengan berat hati.

[✓] Ghost - HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang