O3.

5.2K 1.2K 61
                                    

Kini Haruto berada di bawah pohon rindang taman sekolahnya. Disini sepi, jadi ia bisa banyak bicara dengan tenang bersama Jeongwoo tanpa harus dilihatin orang karena disangka berbicara sendiri.

"Lo tau To? Gue hanya ingat saat gue di dorong, setelah itu tubuh gue terasa remuk dan pandangan gue buram dengan perlahan." Jelas Jeongwoo sembari menundukkan kepalanya, bahkan pundaknya mulai bergetar.

"Gue tidak ingat apapun selain itu, gue sadar pun saat para polisi mulai memberikan garis pembatas di sekitar mayat gue." Lanjut Jeongwoo, kali ini pertahanannya runtuh.

Jeongwoo kembali menangis.

Haruto tidak sanggup, Haruto rasanya ingin menghabiskan siapapun yang tega membunuh Jeongwoo. Tangannya terangkat, berusaha menghapus air mata yang berada di wajah Jeongwoo.

Namun nihil, tangannya justru menebus di wajah Jeongwoo. Saat seperti ini Haruto merasa tidak berguna, untuk menghapus air mata saja ia tidak.

"Woo, tenang. Gue cuman butuh waktu buat nyari pelakunya, setelah itu lo bisa tenang."

Jeongwoo mengangkat kepalanya, hantu tersebut menatap Haruto yang kini tersenyum.

"Percaya sama gue. Okey? Kita selesaikan ini sama-sama." Lagi, Haruto berucap dengan senyuman kecilnya tapi begitu tulus dan manis.

Jeongwoo hanya menganggukkan kepalanya pelan, ia pun akhirnya membalas senyuman Haruto dengan senyuman juga.

"Terimakasih, Haruto."

***

Baru saja pintu dibuka, Haruto sudah disambut oleh botol melayang ke arah dirinya.

"Bajeng!"

"Hehehe maaf, To. Salah sasaran gue." Jelas Jihoon dengan kekehan pelan. Sedangkan Haruto mendesus pelan.

"Wey, kemana aja lo? Kok tumben lama?" Tanya Hyunsuk yang sendari tadi bersandar pada sofa ditemani oleh ponsel hitamnya.

"Tadi gue ada yang dikerjain dulu, makanya lama." Jelas Haruto dengan berbohong, pemuda tersebut kini memilih untuk duduk di sebelah Hyunsuk.

Selagi yang lain sibuk dengan dunianya, Haruto mencuri kesempatan untuk bertanya kepada Hyunsuk. Jelas, Hyunsuk ini senior, pasti tahu kejadian dua tahun lalu.

"Bang." Haruto berucap dengan bisik-bisik, takut kedengaran dengan yang lain.

"Ape?"

"Lo tau kasus Park Jeongwoo enggak?"

Hyunsuk mengangkat alisnya sebelah, pandangannya yang tadi fokus kepada ponsel kini melirik ke arah Haruto.

"Tau, dikit sih."

Haruto menjentikkan jarinya, sepertinya ia dapat petunjuk kini.

"Kasih tau dong, gue kan murid baru nih. Nah tadi di perpus ada yang bahas itu, gue penasaran." Jelas Haruto, tentu lagi-lagi ia berbohong.

Hyunsuk menganggukkan kepalanya pelan, kemudian mendekati dirinya pada Haruto.

"Gue denger-denger dia dibunuh, cuman di buat kasus bunuh diri."

Haruto hanya menganggukkan kepalanya pelan, perkataan Hyunsuk cocok dengan perkataan Jeongwoo sebelumnya.

"Udah itu aja yang gue tau, kalau lo mau tau banyak hal. Coba tanya Jihoon." Lanjut Hyunsuk membuat Haruto menghela nafasnya, kirain ia akan dapat banyak info.

Eh, sebentar...

Kenapa Jihoon?

"Kenapa dengan Bang Jihoon?" Tanya Haruto dengan kerutan di keningnya.

"Lo enggak tau emangnya?"

Haruto menggelengkan kepalanya.













"Jihoon itu sepupunya Jeongwoo, mungkin lo bisa nanya banyak hal ke dia."

[✓] Ghost - HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang