O4.

5K 1.1K 119
                                    

Kemarin serius mulu, yaudah sekarang yang uwu-uwuan deh.






Haruto hanya mendesus pelan, gara-gara telat ia harus mendapatkan hukuman membersihkan gudang. Sendiri lagi, keliatan banget jomblonya.

"Rutoo!"

"AKHH!"

Haruto lagi-lagi kejengkang ke belakang, siapa lagi kalau bukan oknum Park Jeongwoo yang mengagetkannya.

Kali ini Jeongwoo memunculkan dirinya dengan setengah tubuh yang menembus dari ruangan sebelah. Malah tepat banget di depan hadapan Haruto, gimana enggak kaget tuh bocah.

Haruto meringis, bokongnya terasa panas akibat kejengkang tadi.

"Duh, Woo. Please banget nih ya, jangan suka muncul tiba-tiba dong."

Jeongwoo justru terkekeh, sepertinya membuat Haruto kaget adalah hobinya kini.

Haruto mendesus, bisa-bisanya hantu tersebut terkekeh di atas penderitaannya. Daripada membuang waktu lebih lama, Haruto pun bangkit perlahan dari duduknya.

"Lo hobi banget ya ngagetin orang?"

Jeongwoo menggelengkan kepalanya pelan. Hantu tersebut justru asik duduk di atas lemari sembari menggerakkan kakinya yang semakin kebawah semakin transparan.

"Terus kenapa suka kagetin gue?"

Jeongwoo tersenyum kecil, "Gue suka aja lihat lo kaget. Lucu aja gituloh, bukannya lo udah biasa lihat kaya kita?"

Haruto lagi-lagi mendesus, bahkan pemuda tersebut melempar asal sapunya dan memilih untuk duduk di atas meja.

"Dibilang, gue tuh kagetan Woo walaupun sering lihat juga tetap aja kaget."

Jeongwoo hanya menganggukkan kepalanya, dalam sekejap dirinya sudah berpindah ke sisi Haruto.

"To..."

"Hm?" Haruto hanya membalas dengan deheman. Sumpah, kalau Jeongwoo manusia mungkin Haruto udah ditampol karena sok iye.

"Gue lihat lo sering sendirian ketimbang bareng orang."

Haruto melirik sekilas ke arah Jeongwoo kemudian menghela nafasnya.

"Iya, kaya yang lo lihat. Gue emang lebih suka menyendiri, gue ini introvert."

Jeongwoo lagi-lagi menganggukkan kepalanya pelan. Padahal first impression dia ke Haruto ini orang adalah must wanted sekolah dan playboy kelas kakap. Ternyata salah, Haruto malah lebih menyendiri dengan earphone putih di telinganya.

"Lo pasti kesepian ya, To?" Tanya Jeongwoo dengan suara pelan, berusaha untuk hati-hati dalam kalimatnya.

Haruto tersenyum getir, "Kesepian di tengah keramaian kayanya gue."

Jeongwoo memberanikan dirinya untuk menghadap ke arah Haruto, hantu tersebut pun menatap Haruto dalam.

"Hei Ruto!"

Yang dipanggil pun menengok ke arah sumber suara, Haruto mendapati Jeongwoo yang kini menghadapnya, lantas pemuda keturunan Jepang tersebut kembali menatap hantu tersebut.

Haruto mengangkat alisnya sesaat, bertanda bahwa dirinya bertanya dengan kata 'apa?'.

"Lo enggak boleh merasa sendirian lagi oke? Ada gue disini sebagai teman lo—ya walaupun gue setan." Ucap Jeongwoo yang semangat tetapi saat empat kata terakhir suaranya menjadi pelan.

Haruto terkekeh, melihat ekspresi Jeongwoo yang berubah drastis. Lengannya kini terangkat, Haruto menggenggam lengan Jeongwoo walaupun yang ia genggam tak lain adalah angin hampa.

"Terimakasih, Woo. Tapi please, jangan kagetin gue lagi ya?"

Jeongwoo menganggukkan kepalanya cepat. Setidaknya menjadi teman untuk Haruto adalah cara ia berbalas budi apa yang dilakukan oleh Haruto demi dirinya.

"Kita temen ya sekarang?" Jeongwoo memberikan kelingkingnya dengan lengan satunya lagi.

Haruto tersenyum, kemudian menganggukkan kepala. Pun, lengan satunya jua terangkat guna menautkan kelingkingnya kepada kelingking Jeongwoo.

"Teman, walaupun kita beda dunia."

"Panggil gue aja kalau ada perlu, gue selalu ada disisi lo. Terimakasih juga sudah berusaha cari pelaku pembunuhan gue."

Kedua makhluk tersebut kini saling bertatapan. Mengukir senyuman manis pada bilah bibir masing-masing.






























Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang menyaksikan tersebut dari jendela ruangan tersebut.

"Haruto ngomong sendiri?"

[✓] Ghost - HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang