Bonus chapter.

5.1K 1K 136
                                    

JANGAN KIRIM AKU SANTET PLIS:((

️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️

3 bulan kemudian.

"Shoot!"

Bola memasuki ring dengan sempurna, para penonton yang tak lain para siswa dan siswi disana bersorak riang begitu dengan dirinya, Haruto.

"Cakep banget lemparannya kaya gue." Ucap Junghwan sembari merangkul Haruto.

"Nih, ngomong sono sama botol." Balas Haruto sembari menyodorkan satu botol mineral ke arah Junghwan. Pun ia dengan cepat menepis lengan Junghwan yang tadi merangkul dirinya.

Setelah itu Haruto pun melesat pergi meninggalkan Junghwan yang justru berterimakasih karena mendapat air gratis.

Seperti biasa, atap sekolah. Tempat dimana ia biasa menghabiskan waktu berdua dengan Jeongwoo dahulu.

Pemuda tersebut langsung duduk bersandar di dinding pembatas bangunan. Matanya menatap terpejam dan ia membiarkan angin pagi menerpanya.

Bermain basket di pagi hari selama 10 menit tidak buruk juga.

Tiga bulan sudah terlewati, banyak yang terjadi dan berubah seiring dengan waktu.

Haruto yang sebelumnya hanya murid biasa, kini mulai dikenal banyak siswa ataupun guru karena dapat memecahkan kasus kematian Park Jeongwoo.

Tidak hanya itu, loker miliknya juga sekarang sering penuh dengan makanan ringan, coklat, dan surat yang entah dari siapa saja. Haruto mana peduli, biasanya ia akan memberikan makanan tersebut ke Junghwan.

Haruto juga jarang membolos lagi, ia akan ke atap bila pelajaran belum dimulai, istirahat, atau pulang sekolah.

Dan tak lupa, setiap hari Sabtu ia akan ke makam Park Jeongwoo untuk melepaskan rindu.

Omong-omong, Haruto sekarang juga sudah merindukan Jeongwoo lagi. Padahal baru Sabtu kemarin ia ke makam.

Hantu tersebut biasanya akan mengejutkan dirinya jika sedang seperti ini.

"Dua menit lagi bel anjir!." Monolog Haruto sembari melihat jam di tangan kirinya. Tanpa membuang waktu lagi, ia pun segera bangkit dan setengah berlari menuju kelasnya.

"Aduh, semester baru masa gue bolos sih!" Gerutu Haruto yang kini berlari di koridor. Derapan langkah kaki begitu terdengar seiring cepatnya larian.

Ya salah sendiri tadi keasikan ngadem di atap.
️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️

Brak!

Pintu di dobrak kencang oleh Haruto. Hal itu membuat seluruh pasang mata yang ada di kelasnya sontak menengok ke arah dirinya.

Begitupun dengan guru dan murid baru itu.

Haruto langsung membungkukkan tubuhnya, ia mengatur nafasnya yang begitu lelah akibat berlari terlalu kencang tadi. Dirasa sudah cukup stabil, Haruto pun kembali menegakkan tubuhnya.

"Ma--maaf pak, saya hah-- enggak telat kan?"

Betapa terkejutnya Haruto saat melihat murid baru tersebut yang kini tengah menatapnya. Di belakangnya terdapat Pak Jidi yang menatap Haruto juga, beda Pak Jidi dengan menghela nafas.

"Haruto, langsung duduk."

Haruto hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju mejanya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah si murid baru tersebut.

Memastikan Haruto sudah duduk, lantas Pak Jidi langsung mengalihkan kembali perhatiannya ke arah murid baru.

"Silakan perkenalkan diri kamu."
️️ ️️

️️ ️️
ㅤ ️️

️️ ️️
Murid tersebut tersenyum kecil, itu adalah senyuman yang Haruto rindukan selama ini.

"Hello, my name is Park Justin and i'm from Australia. Nice to meet you, i hope we become friends."
️️ ️️

️️ ️️
ㅤ ️️

️️ ️️

Ini tidak mungkin, tetapi murid di depan sana begitu mirip dengan Jeongwoo.

Jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan Haruto.

Namun ini kenyataan, karena Haruto dapat merasakan sakit saat Junghwan menyikut perutnya.

"Woo, kita ketemu kembali, walaupun dengan diri lo yang berbeda."

[✓] Ghost - HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang