Protecteur.

446 82 12
                                    

Love you every minute, every second. Love you everywhere and any moment.

-----

Winter melangkah ke toilet sambil menghentak-hentakkan kakinya. Dadanya bergemuruh menahan amarah, seakan-akan ia bisa meluapkannya kapan saja. Buru-buru Winter membasuh wajahnya dengan air setelah menyalakan kran wastafel. Meredakan emosi yang membuncah akibat adegan romantis yang disuguhkan oleh Beomgyu juga Rosé di depan matanya.

"Kau tidak akan bisa merebutnya dariku, Roseanne Park. Tidak akan bisa." desisnya sembari mengepalkan kedua tangannya.

Winter mematikan kran air tersebut sebelum melangkah keluar toilet. Tetapi, saat dia melewati toilet pria yang bersebelahan dengan toilet wanita. Telinganya menangkap nama seseorang yang membuatnya emosi saat ini.

"Jadi benar kau hampir melecehkan Rosé, Jimin-ah?"

Winter mendekatkan telinganya ke daun pintu dan mendengarkan lebih saksama percakapan dua orang yang berada di dalam toilet tersebut.

"Iya, hampir saja. Jika bocah sialan itu tidak datang, aku pasti sudah merasakan tubuhnya." Jimin menyalakan kran air lalu membasuh tangan serta wajahnya.

"Bagaimana kalau dia melapor pada kepala sekolah? Kau bisa dalam masalah besar." ucap laki-laki bergigi kelinci yang berada di samping Jimin.

"Tidak akan. Dia tidak akan berani melapor pada kepala sekolah." balas Jimin santai.

"Kan aku bilang 'kalau'. Jikalau Rosé berani melapor pada kepala sekolah. Kau akan melakukan apa?" tanya Jungkook, laki-laki bergigi kelinci itu.

Jimin mengangkat wajahnya dan menatap pantulan dirinya di cermin. Sudut kanan bibirnya terangkat membentuk senyuman miring. "Maka nasib hidupnya akan ada di tanganku. Aku tidak akan membuat hidupnya tenang."

Winter diam sejenak sebelum kembali melangkah pergi menuju kelasnya. Percakapan antara dua orang tadi memenuhi pikirannya sekarang ini.

"Jadi Rosé sempat akan dilecehkan? Tapi ada seseorang yang menolongnya? Jangan bilang itu Beomgyu." gumamnya.

Ketika sedang asik dengan pikirannya sendiri, Winter seketika menghentikan langkahnya saat matanya menangkap dua orang yang sangat dikenalnya. Dia menatap lurus ke depan. Lebih tepatnya ke kedua anak manusia yang sekarang terlihat bergandengan tangan menaiki anak tangga.

Winter menyorot tajam menatap Beomgyu dan Rosé. Rahangnya mengeras menahan amarahnya. Dua orang itu bahkan sesekali terlihat tertawa kecil dengan gurauan mereka.

"Kau harusnya bersikap seperti itu hanya padaku, Choi Beomgyu. Seperti dulu. Sebelum gadis pengganggu itu datang mengusik hidup kita." batinnya.

---------

"Beomgyu-ya cepatlah." teriak Rosé yang berada di depan kelas Beomgyu. Gadis itu enggan untuk masuk ke dalam karena masih ada Winter disana.

"Sebentar." balas Beomgyu yang terlihat masih sibuk membereskan barang-barangnya. Setelah memastikan semua sudah di dalam tas dia kemudian berjalan menghampiri Rosé.

"Ayo pergi." Rosé mengapit lengan Beomgyu saat laki-laki itu sudah di depannya dan membawa Beomgyu pergi menuju ruang musik.

Winter mengeram pelan. Dadanya kembali bergemuruh melihat pemandangan barusan. Sudah keberapa kalinya dia disuguhi pemandangan memuakkan seperti itu hari ini.

Setelah memasukkan semua bukunya ke dalam tas. Winter bangkit dari duduknya dan berniat melangkah keluar kelasnya. Namun, kakinya menginjak sesuatu di lantai membuat langkahnya terhenti. Gadis itu mengambil sebuah flashdisk berwarna merah yang diinjaknya di lantai.

You Will Know How Much I Like You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang