2 years later: too late.

521 96 29
                                    

Winter pikir seiring berjalannya waktu Beomgyu akan berhenti menunggu Rosé. Berhenti memikirkannya. Berhenti merasa kehilangan. Berhenti merindukannya.

Tapi nyatanya sampai dua tahun berlalu pun Beomgyu masih bersikap sama. Masih merenung seorang diri. Masih sesekali melihat foto di dompetnya dengan pandangan rindu. Foto yang sama dengan yang Winter sembunyikan dua tahun lalu. Foto sepasang muda-mudi di bawah cahaya senja.

Kini Winter menyadari 'seiring berjalannya waktu' hanyalah alasannya untuk tetap bersama Beomgyu. Untuk tetap berharap bahwa suatu saat perasaannya akan berbalas. Tapi ternyata itu adalah sesuatu yang tidak mungkin dia dapatkan dari Beomgyu.

Winter memandangi Beomgyu yang duduk di depannya. Mereka sedang berada di kedai makanan yang dulu pernah Beomgyu kunjungi bersama Rosé. Merayakan kelulusan mereka dengan makan bersama di sana, meski seragam mereka masih bernoda tepung yang teman mereka lempar sebagai bentuk perayaan kelulusan.

Menurut Winter harusnya Beomgyu berbahagia, sama seperti dia sekarang. Tapi, meski Beomgyu tersenyum, meski tertawa, meski terlihat baik-baik saja, sinar mata Beomgyu tampak berbeda. Redup. Kosong. Hampa.

Rupanya 'seiring berjalannya waktu' tetap mengubah perasaan Beomgyu padanya. 730 hari yang dilaluinya menjadi sia-sia. Hati Beomgyu masih untuk Rosé.

Winter menghela napas. Mungkin sudah saatnya dia melepaskan. Dia sudah tidak tahan melihat Beomgyu seperti robot rusak. Terus ada di sisinya namun tampak tidak bahagia. Bukankah kebahagiaan Beomgyu juga penting untuknya?

Kadang, Winter menyesali hal yang dilakukannya dua tahun lalu. Seandainya hari itu dia tidak lancang, mungkin Beomgyu tidak akan berakhir seperti ini. Mungkin dirinya akan marah dan kecewa. Tapi kalau melihat Beomgyu bahagia, Winter mungkin akan ikut bahagia juga. Bukan menyesal seperti ini.

"Beomgyu-ya" panggil Winter akhirnya.

Beomgyu mengerjapkan matanya yang sejak tadi menatap kosong ke depan. Pikirannya mengembara pada Rosé. Dia mengingat kembali saat Rosé memakan bimbbap begitu lahap. Perasannya mendadak sedih jika mengingat setiap kebersamaannya dengan Rosé.

"Ya?" sahut Beomgyu. Dia memandang Winter, berusaha terlihat antusias.

Winter memandang miris. "Ini kelulusan kita, Beomgyu-ya. Apa tidak bisa kau bahagia sedikit saja?"

"Aku bahagia. Akhirnya kita lulus!" sahutnya dengan suara gembira yang dibuat-buat.

Winter mendesah berat . Nyeri di dadanya terasa menggerogoti sampai hatinya. "Maaf aku egois." lirihnya.

"Maksudmu?" tanya Beomgyu tidak mengerti.

"Maaf sudah menahanmu selama ini." kata Winter lagi.

"Terus terang saat bersamamu aku tidak pernah merasa kesepian." Winter tersenyum getir.

Winter menatap Beomgyu dengan tatapan yang sulit di artikan. "Enam tahun. Enam tahun aku mengejarmu. Enam tahun aku berusaha untuk memiliki hatimu. Enam tahun aku berusaha untuk membuatmu melihat ke arahku. Tetapi, waktu enam tahun itu tetap tidak bisa mengubah apa pun darimu."

Beomgyu memandang Winter dengan pandangan bersalah. Dia tahu bahwasanya Winter menaruh perasaan lebih padanya, tapi dia tidak akan pernah bisa membalas perasaan Winter.

"Kupikir seiring waktu berlalu kau akan melihat ke arahku. Tapi sepertinya aku salah. Kau masih merindukan Rosé."

"Huh?" Beomgyu terkejut. Bagaimana Winter mengetahui hal itu?

Sinar mata Winter meredup. "Kau masih mengenang kebersamaanmu dengannya kan?"

Beomgyu menunduk. Tidak berani menatap Winter yang seakan mampu membongkar isi hatinya.

You Will Know How Much I Like You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang