Permulaan kata, conversion, kata technical yang mengandung seluk-beluk yang dalam itu, saya terjemahkan dengan “pembalikan”. Kata obversion dengan “perlipatan”. Kalau kita membalikkan sesuatu barang, kain umpamanya, muka di bawah terbalik ke atas. Tetapi kalau melipat cuma sebagian kain saja yang terbalik.
Perlipatan kalau di-definisikan: ialah perubahan bentuk (bukan arti!) satu simpulan kepada simpulan lain, dimana “sebutan”pada simpulan asal bertukar jadi “sebutan yang berlawanan arti” pada perlipatan. Perlipatan juga mempunyai Undang: “Sebutan pada perlipatan itu mesti berlainan dengan arti sebutan pada simpulan asal”. A mesti ditukar dengan non-A. Tak boleh dipakai arti setengah-setengah, yang mengandung kompromis, permufakatan pada kedua belah pihak yang berlawanan.
Kita periksa sekarang 4 perkara yang sudah kita kenal .
Simpulan Asal. Misal: Semua Haji pernah ke Mekah.
Perlipatan: Tak satu Haji yang tak pernah ke Mekah.
Kata “semua” dan “tak satu” bukan berlawanan pokok, melainkan berhubungan dengan kalimat seluruhnya. Kalau berlawan dengan pokok, yakni Haji, mestinya berbunyi semua tak Haji, jadi yang bukan Haji. Jadi perlipatan dari A ialah B.Simpulan Asal, Misal: Tak satu Kafir yang suci.
Perlipatan: Semua kafir tak suci (berdosa).
(Tak ada dan semua juga berhubungan dengan kalimat seluruhnya tidak melawan pokok simpulan! “Tak suci” itu ialah kata majemuk! Maksud saya dengan kafir bukan Kafir menurut Islam saja, tetapi Kafir dipandang dari penjuru tiap-tiap agama. Jadi perlipatan dari B itu ialah A.Simpulan Asal. Misal: Sebagian orang Islam itu murtad.
Perlipatan: Sebagian orang Islam itu bukan tak murtad.
(“Tak murtad” itu berarti takluk pada undang Islam. Jadi “bukan murtad” itu berarti dan takluk lagi. Begitulah arti perlipatan tiada berlawanan dengan arti simpulan asal. Dalam Algebra negative (-) dari negative itu jadi positive (+). Perlipatan C jadinya D.Simpulan Asal, Misal: Sebagian orang Islam itu tidak jujur.
Perlipatan: Sebagian orang Islam itu tak jujur (munafik).
“Tak jujur” dan “Tak-jujur” dalam Logika terkhusus ini tiada sama. Tak jujur itu disambungkan dengan “-“ jadi kata majemuk. Artinya sama dengan munafik, ialah tak jujur terhadap undang agamanya. Diluar lain dari di dalam. “Haram riba” itu kata pada umum, tetapi riba lebih dari 1800% setahun diterima juga, malah jadi penghidupan bagi golongannya turun temurun. Perlipatan D ialah C.Jumlah ujian: Perlipatan A ialah B, Perlipatan B ialah A, perlipatan C ialah D dan perlipatan D ialah C. Dengan lipat-melipat ini sekarang marilah kita hadapi Alam (universe) ini. Semua di Alam ini ialah Islam atau tak Islam. (Islam dipakai sebagai nama sifat), menurut filsafat Islam atau tidak, betul atau salah, P atau Non-P. Apa yang P bukan masuk non-P. Formulanya: P atau tak P. (Non-P)
Kalau “S itu P” maka “S itu bukan tak-P”; kalau S itu berada dikiri, maka S itu tidak dikanan. Sebaliknya kalau “S tak P” maka S itu tidak P; kalau tidak di kanan, maka ia dikiri.
Sekarang kita sebentar balik kepada conversion, pembalikan. Tadi kita katakan D itu tidak bisa dibalikkan. Tetapi dengan memakai cara perlipatan, kita bisa mendapatkan hasil. Marilah kita ambil contoh yang dahulu:
Simpulan : Sebagian orang beragama itu tidak orang Islam.
Pembalikan : Sebagian orang Islam itu tidak beragama.Kita ingat pembalikan itu salah.
Sekarang kita jadikan, tidak orang Islam itu kata majemuk seperti tak P. Kita peroleh sebagai ganti, tidak orang Islam itu kata majemuk tak Islam. Simpulan Asal sekarang kita tukar bentuknya dengan tidak menukar artinya. Kita dapati:
Simpulan Asal : Sebagian orang beragama itu tak Islam (non-Islam).
Pembalikan : Sebagian tak Islam (non-Islam) itu orang beragama.Ini benar! Sebagian tak Islam, bukan Islam itu, seperti orang Kristen dan Yahudi memang dianggap beragama juga, walaupun oleh kaum Muslimin sendiri meskipun Kafir Nasrani dan Yahudi itu dianggap oleh Muslimin Cuma Kafir Kitabi, ialah memperkosa makna Kitab Injil dan Kitab Talmud masing-masing.
Formulanya:
Simpulan Asal : Sebagian S itu tidak P. Ini sama dengan sebagian S itu tak P.
Pembalikan : Sebagian tak-P itu S
(Kelihatan sebagian dari S ditutupi oleh sebagian tak-P).
Seperti pembalikan, maka perlipatan juga banyak dipakai oleh para pujangga yang jaya dan bergemilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MADILOG
RandomMADILOG Tan Malaka (1943) Sumber: Terbitan Widjaya, Jakarta, tahun 1951. Bab III diambil dari terbitan Pusat Data Indikator, 1999.