Pasal 10. LIMA METODE PERALAMAN

1 0 0
                                    

Apa sebab maka bandanku terapung, kalau saya mandi”, beginilah kira-kira pertanyaan yang mendengung-dengung ditelinga Archimedes sebelum ia mendapatkan hukumnya. Sebab ialah karena badannya ditolak keatas oleh air.

Begitulah, dahulu cara “Induction” dari Bukti naik ke Hukum, kita laksanakan pada Ilmu Alam, dengan mengambil Archimedes sebagai contoh.

Memang Induction mencari sebab dari akibat. Archimedes mencari sebab dari akibat: badannya terapung dalam air”. Memang pula Ilmu Alam (Ilmu Kodrat, Ilmu Kimia) dengan jalan pengalaman (experiment) bisa jitu memperlihatkan perhubungan sebab dan akibat.

Mencari sebab – dengan arti luas ialah alat adanya – dilaukan oleh Ahli peralaman dengan 5 jalan: (1) Jalan persamaan, method of agreement, (2) Jalan Perbedaan, method of Difference, (3) Jalan sisa, Residue, (4) Jalan perubahan bersama, Concomitant variation, (5) Jalan paduan, Joint Method.

Jalan Persamaan.

Si Pemeriksa, si Pengalaman mau tahu umpamanya apa yang jadi sebab, ialah salah satu sebab, walaupun terpenting, dari adanya penyakit malaria.

Dia baca buku lama dan baru, tanya dokter dan dukun! Dia peroleh beberapa perkara (atecendet) yang mungkin jadi sebab. Kemudian semua perkara itu dia susun menurut jalan persamaan.

Bagaimanakah kedudukannya jalan persamaan itu?

Persamaan diantara beberapa bukti atau kejadian itulah yang barangkali menjadi sebab: dari beberapa bukti atau kejadian tadi.

Si Pemeriksa, menyususn beberapa bukti, yang diperolehnya tadi.

Pertama: Nyamuk Anopheles, teguran hantu, makan rujak, semuanya disangka berkumpul dan disangka menimbulkan demam (dingin-panas).

Mana yang menjadi sebab dari akibat, belum diketahui. Dia main formula: Nyamuk Anopheles itu dia pendekkan dengan huruf A dan akibatnya a (dia belum tahu, bahwa akibatnya itu demam). Teguran hantu dirimba atau ketika mandi hari panas itu H dan akibatnya h, makan rujak itu R dan akibatnya r.

Kedua: Nyamuk Anopheles, Angin Malam, melangkahi kubur orang keramat, semuanyaberkumpul pula menimbulkan demam (panas). Mana yan jadi sebab, belum diketahui. Dia bikin formula lagi: Nyamuk seperti pada barisan ke 1 juga terus bernama A dan akibatnya yang belum diketahui itu terus bernama a. Angin Malam, calon sebab yang baru dia namai M dan akibatnya m. melangkahi kuburan orang keramat itu, dinamai K dan akibatnya k. Dua barisan (1 dan 2) dari calon sebab tadi dan akibatnya dia diajarkan pada dua baris ditinjau:

Pertama            : A H R akibatnya a h r: a itu ialah: demam, panas, dingin dan h r masing-masing 
              penyakit satu.

Kedua              : A M K akibatnya a m k: a itu ialah demam, panas, dingin juga dan m k penyakit
                          Satu-satu

Pada dua jajar itu kita lihat akibat ialah demam selalu ada dan A diantara tiga antecedent, yakni para calon-sebab juga, selalu ada.

Sekarang dia periksa mulai dari akibat: demam panas (a) tak bisa disebabkan oleh H dan R, karena pada jajar kedua H/R tidak ada, tetapi akibatnya yakni demam itu sebaliknya ada. Juga M/K tidak bisa menerbitkan demam, karena pada jajar pertama M/K itu tidak ada, sedangkan sebaliknya demam-panas itu ada. Jadi nyatalah A yakni nyamuk Anopheles yang jadi sebab. Bukan H, hantu, R, rujak, M, angin malam atau K, yakni kuburan Sang Keramat. H/R dan M/K pada dua jajar itu boleh dibuang dengan tiada menggangu akibat.

Dalam peralaman, experiment, dimana si Pemeriksa ingin tahu akibat dari beberapa calon sebab, maka ia mulai dari sebab:

A pada jajar kesatu tidak bisa menimbulkan hr, karena pada jajar kedua A juga ada tetapi hr tak ada.

MADILOGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang